Minggu, 30 Oktober 2011

sepiiiii....


Sepi


Tetaplah bersamaku dan iringilah langkahku,
 menarilah di ujung ujung kelu pelupuk mataku, dan warnailah dengan kelam kelabu, karena aku sudah terlalu dekat dan teramat dekat. Genggamlah setiap rasa yang ingin mencair, bekap dan bekukan mereka kembali, tak ada yang akan tersenyum dan tak seorangpun yang akan tertawa, semua akan terdiam dan kelu.
Teruslah bersamaku dan biarkanlah meresap dalam setiap sudut sudut hati
Aku sudah terlalu dekat dan tak akan kembali lagi, aku sudah terbiasa dan tak akan berubah lagi, tak ada yang indah dengan semua ini, hanya saja sudah ditetapkan begini. Aku pernah meminta untuk melalui ini, namun sudah terlau lama
Sepi, temanilah setiap hati yang kosong, untuk itulah kau ada

Pengemis Berdasi di “ Jalanan”




Maraknya kasus kasus pungutan liar yang belakangan ini santer diberitakan bukanlah suatu kasus baru, pungutan pungutan liar yang mengatasnamakan suatu institusi sudah lama terjadi dan menjadi rahasia umum masyarakat, entahlah pihak terkait sudah mengetahui atau belum isu tersebut.
Dalam suatu perjalanan pada sekitar Juli tahun lalu saya melakukan perjalanan dari Sidikalang ke Medan,dan selama perjalanan mobil yang saya tumpangi beberapa kali berhenti karena di-stop oleh aparat baik dari pihak Dinas Perhubungan maupun kepolisian. Kasus yang dialami oleh bus yang saya tumpangi ini mungkin satu dari sekian banyak kasus yang sama, pungutan liar selama perjalanan.
Ketika diberhentikan, oleh sang sopir pihak pihak yang memberhentikan ini diberikan salam “tempel” lalu mobil kembali boleh melanjutkan perjalanan, seolah itu merupakan hal yang wajar dan masing masing pihak seperti sudah memahami maksud dan tujuan, dan bahkan dengan santai sang aparat menyuruh warga sipil untuk meminta “jatah” dari sopir berhubung dia sedang bermain catur. Saya yang melihat adegan itu hanya bisa terseyum dan geleng geleng kepala. Ingin sekali saya memotretnya, sebagai kenang kenangan untuk anak anak saya suatu saat, sebagai bahan perbandingan bagaimana keadaan aparatur negara 20 tahun yang akan datang.
Jika hanya 1 yang melakukan hal demikian mungkin tidak ada masalah dengan sang sopir walaupun mengorbankan sekian persen dari pendapatannya, namun bagaimana jika ada 5 orang yang memberhentikan mobil itu?
Tentu hal tersebut sudah menjadi masalah baik bagi saya sebagai penumpang, coba bayangkan jika 1 kali berhenti harus menghabiskan 5 menit dan sangat menjadi masalah bagi sang sopir karena dia lagi lagi harus merogoh koceknya, dan memang seringkali saya perhatikan sang sopir amat kesal dengan perlakuan aparatur negara. Namun apa boleh buat, sang sopir merasa lebih baik memberikan beberapa lembar uang ribuan daripada berdebat atau malah berujung pada penahanan dengan alasan yang kurang jelas.





Pengemis jangan menjadi budaya dan kebanggaan

Maraknya pungutan liar yang pada akhirnya membebani masyarakat pada akhirnya akan membuat animo yang negatif untuk penegak penegak hukum karena tindakan aparatur yang tidak sesuai dengan fungsinya untuk mengayomi masyarakat sipil dan bahkan membebaninya.
            Satu hal yang saya cermati dari orang orang yang menamakan diri aparatur negara adalah mereka sangat bangga jika ditakuti oleh orang orang yang seharusnya mereka lindungi, kebanggaan itu membuat mereka merasa bahwa meminta kompensasi untuk sebuah layanan publik seperti jalan menjadi hak yang harus dipenuhi oleh pengguna jalan khususnya sopir sopir minibus yang melintas.
Budaya meminta minta rupanya telah menjadi identitas baru bagi sebagian aparatur negara, berdiri di jalanan dan memberhentikan sesuka hati kendaraan yang melintas dan seperti jagoan meminta “ sedekah”, dan ini harus dikikis, budaya meminta minta tidak sesuai dengan harga diri bangsa Indonesia.
Hendaknya dalam diri setiap individu baik itu penegak penegak hukum maupun orang orang sipil mampu untuk hidup dengan apa yang dihasilkannya bukan hasil memeras orang lain.
Jika pungutan pungutan liar dijalanan masih terjadi bukan tidak mungkin akan terjadi bentrok ketika kekesalan mereka menumpuk, dan salah satu cara menetralisirnya adalah hendaknya aparatur negara bisa bekerja sesuai standar yang berlaku, menghukum siapa yang patut dihukum dan mengapresiasi siapa yang patut diapresiasi.











it's just heart...


Memang menyakitkan jika orang yang kamu sukai itu menyukai orang lain, orang yang kamu sukai itu ternyata sudah punya pacar atau  ketika kamu menyukai seseorang lalu mencari namanya  di situs jejaring sosial and find that he’s already enganged with atau yang paling parah lagi ketika kamu sudah mencari namanya dengan susah payah karena nama facebook nya bukan nama asli dan ketika kamu menemukan situs pribadinya ternyata sudah terpampang foto mesranya dengan kekasih hatinya, memang bikin hati hancur lebur dan pengennya dengerin 12 lagu nonstop  lagu patah hati.
Atau.......
Ketika kamu sudah memelihara rasa dihati kamu untuk sekian tahun dan kamu merasa yakin dia adalah jodoh kamu dan sepertinya Tuhan memberkarti perasaan kamu dan selalu membuka peluang peluang untuk kamu misalnya ketika kamu melihat keluar kelas karena kebetulan dosen yang mengajar kurang klop eh kebetulan dia pas di depan kelas kamu, dan kebetulan dia sedang melihat kearah kamu dan kebetulan juga dia lagi senyum ( and you’ll say “ oh thanks God he likes me....”
padahal nggak, (tentunya kamu bakal nyadarin ini ketika dia udah menggandeng  cewek lain....) dia mungkin hanya kebetulan aja lewat kelas kamu, karena kelas kamu dekat ma ruang dosen dan dia mungkin mau diskusiin judulnya, dan kebetulan juga dia lihat ke kamu karena ternyata teman disamping kamu adalah adiknya jadi senyuman nya itu untuk si adik...
                aku pernah merasa seperti itu, ketika menyukai seseorang,aku merasa bahwa Tuhan sangat mendukung ku, sepertinya dia membukakan pintu pintu kesempatan dan pada  akhirnya aku menyadari aku hanya terlalu sensitif saja, aku hanya terlallu berharap saja, hingga aku menganggap semua hal terlalu berarti, memang berarti untukku namun hal biasa untuknya.
Salah seorang teman bilang bahwa ini adalah efek kelamaan jomblo, jadi semua hal jadi dipositifin, jadi dimasukin ke hati semua exactly not really i think, itu adalah efek terlalu pengen  punya pacar.
Tapi tahu nggak yang paling nggak enak di dunia ini apa ?
Yang paling nggak enak adalah ketika kamu tidak lagi bisa merasakan apa yang namanya cinta, tidak bisa merasakan indahnya DDH ( DIDIejh= istilah aku sma dulu)
Istilahnya kamu itu udah mati rasa, kamu nggak bisa lagi merasakan senangnya melihat wajahnya yang lagi asyik baca buku, kamu nggak bisa lagi merasakan jantungmu berdegup kencang tak kala dia lewat dan wow he is looking at you, kamu tidak merindukan siapapun didunia ini, kamu tidak akan lagi merasakan wajah mu memerah tak kala dia yang kau sukai melihat kearahmu lalu mata mu dan matanya bertemu pada titik yang sama, kamu tidak lagi merasakan jantung mu berdegup kencang tak kala salah satu dari teman mu menyebut namanya atau kau tidak akan merasa rindu tak kala kamu menatap nomornya di phonebook hape mu. Kamu tidak ingin lagi mencari cari alasan untuk ngsms dia, menelepon dia atau bahkan bertemu dengan nya.
Itulah yang paling menyakitkan, memang sakit tak kala karena perasaan kamu harus terluka tetapi percayalah kehilangan perasaan terhadap orang lain itu jauh lebih menyakitkan.

Memang benar kekuatan CINTA itu bahkan lebih dasyat dari nuklir, jatuh cinta bisa buat kamu merasa dingin walaupun matahari udah 12 di langit atau kamu merasa panas walaupun hujan turun dan kamu lagi ada di dataran tinggi. Cinta bisa memperdamaikan 2 negara yang bermusuhan ( aku nonton di film MULAN, dimana pernikahan menyatukan 2 negara yang bermusuhan antara negara Wei dan kaum rouran, walaupun aku nggak setuju sama pernikahan pangeran wentai karena harus mengorbankan cintanya kepada Mulan.... sedih aku...”
Namun Cinta juga bisa membawa malapetaka, tahu ceritanya Simson kan? Saking cintanya ma Dellilah matanya dicongkel
Memang benar cinta itu membuat kamu semakin kuat tetapi cinta itu juga bisa membuat kamu lemah ibaratnya cinta itu adalah pedang bermata 2.
Tergantung mau pake mata yang mana....

Jumat, 28 Oktober 2011

toba dream...



Aku bermimpi, seperti orang lain bermimpi. Mungkin mereka memang memiliki gifted mind, mengerti tanpa ada penjelasan dari orang lain, mampu memikirkan hal hal yang luar biasa yang tidak bisa ku jangkau dengan 2 atau 3 kali berpikir, mungkin mereka sudah memimpikan untuk mengubah dunia ketika aku masih memikirkan untuk mengubah diriku sendiri;tak apa. Mungkin aku harus bertanya pada dosenku hal remeh temeh sehingga orang lain memandang enteng terhadapku; tak masalah.
Mungkin aku menghabiskan banyak malam malam untuk membaca buku buku agar aku mengerti, mungkin aku menghabiskan siang hariku dengan berpikir hal yang sama, tak apalah ku lakukan semuanya itu.
Tidak apa jika aku harus belajar sampai 20 kali.

Tuhan bukan sedang berbuat hal yang tidak adil untukku, dia sedang mengajariku bagaimana indahnya mencari, menemukan dan menikmati ilmu dengan cara kita sendiri.
Mungkin aku akan menemukan banyak orang orang yang berlaku curang disekitarku, mereka yang berpura pura menikmati semua hal, berlagak tahu dan menjilat; tak apa, itu adalah pilihan mereka dan aku tidak akan memilih jalan seperti itu. Mungkin akan ada dari antara mereka yang menyogok dan lagi lagi aku akan tertinggal dibelakang, lagi lagi kukatakan tak apa biarlah mereka berada didepan yang pasti mereka tidak bisa menikmati indahnya BERUSAHA.
Aku menikmati semuanya, sangat menikmati, menikmati setiap kata yang ku baca ataupun ku tulis, menikmati saat saat keningku mengerut pertanda aku tidak mengerti, aku bingung dan aku tidak setuju, aku menikmati tak kala aku tersenyum dan tak sadar aku bertepuk tangan untuk diriku sendiri ketika aku menemukan jawaban setelah aku melewatkan banyak waktu dan konsentrasi yang tinggi untuk itu, aku juga menikmati saat saat ku temukan ternyata pemikiranku salah, artinya aku harus belajar dan ketika benar, aku bersyukur ternyata yang ku kerjakan membuahkan hasil. Aku akan menikmati semua hal, semua proses karena semuanya itu akan mempunyai makna dan nilai tersendiri untukku.(Princes Ran)

Rabu, 26 Oktober 2011

let's talking about my daddy.......


Akh, berbicara tentang sosok yang satu ini tenti tidak akan ada habisnya. Dia adalah sosok lelaki yang kukagumi, aku masih ingat waktu SD dia pernah mengantarkanku ke sekolah, bukan dengan kereta apalagi mobil, kami tidak mempunyai itu. Rumah kami hanya bangunan berdinding papan dengan atap seng itupun sudah bocor sana sini, plus lantai tanah ( pernah nonton 3 Idiots, waktu Ranco dan farhan mengunjungi rumah Raju Rastogi, bahkan rumah raju lebih cantik daripada rumahku....)
                Pagi itu hujan masih turun dengan derasnya, aku mulai cemberut karena tidak mungkin aku pergi kesekolah dengan menerobos hujan sederas ini.
Bapakku memperhatikanku dengan seksama, dia juga memperhatikan hujan yang semakin deras. Buru buru dia mengambil parang dan menebas salah satu daun pisang, dia mengambil tas ku dan membungkusnya dengan plastik kresek agar tidak basah. Dia lalu mengambil handuk kumal yang tergantung didinding lalu menutupi kepalaku, dia menyurukju untuk naik kepunggungnya lalu  menggendongku sambil salah satu tangannya memegang daun pisang (oalah kami bahkan nggak punya payung.....), dia melangkah dengan cepat, pagi itu dia mengantarkanku kesekolah.
Aku juga ingat waktu itu aku belum tahu bagaimana cara mengikat tali sepatu, maka setiap pagi dia akan mengikat sepatuku.
                Aku adalah anak kedua dari 4 bersaudara, 3 orang saudaraku adalah laki laki, waktu kecil aku agak nakal, nggak agak lagi sih memang nakal, aku pernah nyiram tetanggaku pake air yang udah aku masukin cabe giling, aku tidak ingat ide gila siapa ini, mungkin ide gilaku, atau ide gila adikku Joyakin dan mungkin juga ide gila kak Vera, kami bertiga memang bertindak kelewatan,  giling, aku tidak ingat ide gila siapa ini, mungkin ide gilaku, atau ide gila adikku Joyakin dan mungkin juga ide gila kak Vera, kami bertiga memang bertindak kelewatan yang pasti waktu mama nya pulang, dia  marah dan bilang...” kalian lebih kejam dari PKI.....”....
Dipindahkan pak Bangun sampai 2 kali dalam satu hari karena ribut, dan pergi ketempat berbahaya untuk anak anak... ah nakalllll
                Aku juga mengingat suatu momen waktu aku kelas 4 SD, waktu itu hujan, bapakku datang,bajunya basah. Dia mengetuk pintu yang sebenarnya terbuka, kami yang waktu itu belajar IPA dengan pak Bangun jadi terdiam.
“ tinggal pulpennya...” ujar bapakku tanpa ditanya, pak Bangun mengangguk dan aku berlari kepintu mengambil pulpen SNOWMAN itu dengan tersenyum, hari itu aku sangat senang.
                Bapakku penganut agama nasrani yang taat, aku mengingat setiap jam 5 pagi dia akan bangun lalu berdoa, lagu yang sering ku dengar adalah lagu..... “ Seperti rusa rindu sungai mu, jiwaku rindu engkau..... kaulah TUHAN hasrat hatiku... ku rindu menyembah Mu...” dia menyangikan itu setiap pagi sampai aku tamat SD, entah kapan kebiasaannya itu berhenti, yang pasti sekarang aku sudah sangat jarang mendengar suaranya menyanyikan lagu itu.
Dulu dia selalu pergi untuk kebaktian, hah... missing that moment, dulu senang banget kalau bapak pergi kebaktian malam karena itu berarti aku bebas bisa nonton kerumah tetanggaku dan nggak belajar.... tapi sekarang beliau udah Jaranggggggggggg pergi kebaktian, so sad....
                Bapakku adalah seorang pekerja keras, hanya saja pemikirannya masih saja konservatif.
Masalah pergaulanku, tentu saja bapakku sangat ketat. Suatu kali temanku datang mengembalikan buku, cowok, langsung aku dipanggil “ Rani mana remot TV.....” lha... yang nonton siapa yang megang remot TV siapa, kalau aku lagi nongkrong sama teman temanku kan jarang ketemu sama teman teman SD pasti langsung dipanggil “ Rani modom.....” wadowwww kacooooo lah, makanya nggak heran memang aku nggak punya teman cowok, bapakku kek ninja.....
                I adore my daddy, dia nggak pernah protes banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk pendidikanku, dia nggak pernah bilang...” ai godangma uang buku mi....” bahkan aku sering mengorupsikannya, jangan kira bapakku nggak tahu, dia tahulah, aku sering disindirnya, aku hanya diam tidak melawan.SIP. bapakku lebih peka dari KPK, hanya saja dia mendiamkannya, toh aku hanya aplikasi ilmu ekonomi ku kan? Atau mungkin dia juga melakukan apa yang ku lakukan waktu kecil dulu...
                Kalau berdebat dengan bapakku memang aku selalu kalah, bukan karena otakku nggak bisa mengimbangi otak bapakku, hanya saja aku memang tidak suka berdebat dengan orang yang saya angap terlalu keras kepala, jadi saya akan ngangguk nggangguk aja, whatever...
Bapakku memang keras kepala, sudah lama aku tahu itu, sifat yang sangat ku benci darinya sekaligus sifat terbesar yang juga ku warisi darinya.
Pernah aku berdebat masalah yang sudah aku tahu banget, paling sering kalau nonton kuis who wants to be a millionaire neh, misalnya aku jawab A dan udah aku jelaskan pasti tetaplah jawabannya itu benar menurutnya, jadi kalau jawabanku benar dia bilang, “bah hu ingot ni on do jawaban na “ nah kalau saya yang salah “ percuma do ho SmA 1...” hubungannya dengan SMA 1 apa, emang semua orang yang di SMA 1 itu pintar...????
Bapakku hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP, aku pernah malu dengan realita ini, menurut cerita yang aku dengar sih beliau dulu siswa terpandai disekolahnya, sayangnya dinegaraku tercinta ini pendidikan hanya berpihak kepada orang pintar dan bodoh asalkan dia kaya, dan bapakku yang waktu itu piatu tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mengecap manisnya dunia sekolah. Dunia memang kejammmmmmm
                Sudah kubilangkan bapakku seorang pekerja keras, dia tidak seperti bapak bapak lain yang menghabiskan waktu 24 jam dikedai tuak dan tidak tahu anaknya sudah pada tamat SD apa belum. Setiap pagi bapakku akan asyik dengan ternaknya, bahkan matahari belum muncul, setelah menenangkan pig nya, maka giliran kotoran pig yang diantar kekebun kakao, biar subur.
Bapakku bekerja keras demi kami, aku, abangku dan kedua adikku, dia tidak ingin kami mengalami nasib yang sama seperti dia.
Aku masih ingat waktu itu hari kamis, satu hari sebelum pengumuman SNMPTN dilakukan, dia bilang ke aku..” Rani, naborngin marnipi au lao mu se ho tu sikkola berarti lulus do ho bah..Rani semalam aku bermimpi kau pergi lagi sekolah berarti lulusnya kau...” aku waktu itu hanya tersenyum dan merasakan betapa banyaknya harapan yang hancur kalau sampai aku nggak lulus..
Dan senyum bapakku waktu si Lisa ngabarkan aku lulus di Perguruan Tinggi Negeri, i’m so happi. Bagi kami warga sebuah desa yang terpencil lulus diperguruan tinggi adalah suatu yang sangat membanggakan. Walaupun UNIMED bukan negeri yang ku impikan tapi baiklah....
                Dan aku kembali menemukan kecerahan wajah bapakku waktu mendampingi abangku saat dilantik menjadi salah satu anggota TNI. Aku ingin melihat wajah seperti itu setiap hari, mungkin aku akan menemukannnya kembali waktu aku diwisuda atau mungkin giliran adik adik ku yang mengukir senyum diwajah bapakku.
                Bapakku adalah pria terhebat yang pernah kutemui, dia selalu memenuhi apapun yang aku minta apalagi kalau menyangkut pendidikanku. Susah payah dia mengumpulkan rupiah untuk membelikan ku sebuah netbook Dell, walaupun pada akhirnya netbook malang itu hilang, dia tidak memarahiku, dan mengusahakan untuk membelikanku penggantinya...
Walaupun lagi lagi aku menggunakannya untuk menuliskan cerita cerita dan tulisan bodoh dan menonton film film bodoh,lagu lagu bodoh menyimpan gambar gambar orang orang bodoh....
O ya... andaikan ada opsi yang mengharuskan aku harus rekomen siapa untuk presiden Indonesia tahun 2014, i will choose my daddy, haha... dimataku dia bahkan mengalahkan Sri Mulyani...
Thanks dad, just wanna do something great to make you proud of me, just wait till i get my SP.d
deeply love to my dearest daddy M Lumban Gaol..... hope God will give you the best for all you want...mercy amang...
Ok... itu cerita tentang bapakku, just tell me about your daddy... (Nasrani Lumban Gaol)






Indonesia 5,10, 15, atauh bahkan 20 tahun lagi.....

Hari ini saat aku sedang asyik mencari kasus permasalahan remaja,handphone ku berdering,si kutu Lisayana mengganggu ku, “ada apa Lis ???” tanyaku tanpa basa basi dan cerita kami pun berlanjut sampai tahap dia cerita kalau kemarin ( 16 -17 september ) ada wisudaan kampusnya dan peraih IPK tertinggi adalah anak FK IPK 3,9.
Aku mendengarkannya sambil sibuk membolak balikkan koran, bukanya aku tidak berminat mendengarkan cerita si Kutu ini, hanya saja jika aku mendengarkannya dan ikut ikutan kagum maka aku akan memikirkan kesuksesan si IPK 3,9 itu selama 1 minggu full dan aku akan menunjukkan bahwa aku akan sangat iri dengan si IPK 3,9.
                Beberapa malam yang lalu aku memberikan pertanyaan bodoh kepada seorang abang abang yang lumayan ku kagumi kecerdasannya
“ bang pernah senang nggak waktu dosen nggak datang..”
“ pernah...” aku terhenyak, ingin sekali aku juga memberikan pertanyaan ini kepada si IPK 3,9.. kepada Bill Gates, kepada Hok Gie, kepada Andrea Hirata atau kepada orang orang yang ku anggap sukses. Apakah mereka akan berteriak ketika komting mengumumkan kalau dosennya sakit sehingga tidak bisa memberikan perkuliahan???
Aku sudah terlalu sering merasa gembira ketika dosen tidak datang dan ketika menyadari kebahagiaan ku akan ketidakhadiran dosen, aku akan merasa stress sendiri, mengapa juga aku harus senang ketika orang lain tidak memberikan hak yang seharusnya milikku??? Apakah ini ciri ciri orang yang mempunyai masa depan pas pasan??? Ciri ciri orang bodoh???
                Aku bahkan sering berdoa semoga dosen tidak datang, semoga laptopnya kena virus, semoga suaranya serak, semoga jalan menuju kampus banjir dan semoga gempa datang hingga proses belajar terganggu dan aku bisa pulang...(benar benar gila...)
Tetapi jangan pikir aku tidak mau belajar...
Aku juga mau belajar, hanya saja keinginanku belajar lebih sedikit dan keinginan ku untuk tidak belajar menguasaiku.
Ini memang menyiksaku, hanya saja mungkin sudah terlalu nyaman dengan situasi seperti ini, lagipula ku lihat wajah teman temanku mereka juga sangat gembira persis seperti wajah markis-kido saat memenangkan medali emas pada olimpiade 2008 lalu.
                Apalagi hari ini (26/10-2011), waktu kemaren (selasa 25/10-2011) dosen yang mengajarkan Akuntansi Keuangan tidak hadir karena sakit, dan beliau dengan baik hati menawarkan untuk mengganti perkuliahan agar tidak ketinggalan materi, namun apa yang terjadi????
Kami yang hanya kuliah 4 hari, hanya membawa 8 mata kuliah bahkan berniat menolaknya.... what a hell.....
Aku pernah seperti ini, pernah sangat gembira, pernah sangat bosan, pernah sangat benci dengan kegiatan belajar, tapi itu udah tertinggal sejak semester ini, aku sadar aku udah semester 5, sebentar lagi aku dituntut untuk mengaplikasikan ilmuku ditengah tengah masyarakat.
Namun apa yang akan ku aplikasikan dengan cara belajar seperti ini?
Kami hanya mahasiswa dengan tingkat kesadaran dan keinginan belajar yang menyayat hati, akhhhh.... mahasiswa yang payah.
Orang seperti kamikah yang akan mengajari generasi generasi penerus, mahasiswa calon guru seperti kami kah????
Hanya orang gila yang akan berpendapat bahwa kami mampu mengajari siswa nantinya, jika kami mampu mengajarinya maka kami hanya akan mengajarinya menjadi lebih buruk.
                Aku heran dan bahkan aku tidak terima dengan gaya belajar seperti ini, mungkinkah aku terlalu banyak mengkritik???? Mungkinkah aku terobsesi dengan orang orang pintar diluar sana.
Tapi bagaimana mungkin aku akan berkata kepada anak didik ku, jangan mencontek... jika aku mencontek. Haruskah aku mengatakan belajar yang rajin????????????? Aku tidak pernah belajar.
Harus hidup seperti apa???
Mungkin aku tidak usah mebayangkan yang muluk muluk mengenai bangsaku ini, jangankan menciptakan teknologi yang baru, memerangi korupsi, mengatasi banjir dan kebakaran, membangun gedung gedung setingkat dunia, tidak. Tidak akan ada yang bisa mencapai itu.
Orang orang bodoh merasa pintar, orang orang yang setengah pintar merasa sangat pintar menjadi sok pintar, orang orang pintar, disingkirkan dan menyingkir.
Bangsaku yang kaya, mungkinkah alam ini dan penduduknya menjadi malapetaka untukmu?
Tidak akan ada yang berubah bangsaku, sebagian dari kami masih akan menjarah sesama kami, sebagian dari kami juga akan menjarah tanah dan harta yang seharusnya kami nikmati bersama, sebagian dari kami masih terlalu egois dan sebagian dari kami pergi menyelamatkan diri sendiri.....
Jangan harapkan senyuman lagi ditanah mu ini, mungkin sebentar lagi tangisan tidak akan usai.
                Indonesia 5,10,15 dan 20 tahun lagi mungkin akan tetap sama seperti ini, itu yang ku lihat disetiap wajah wajah pewarisnya.