Selasa, 27 Maret 2012

wanita yang berdoa



21 tahun dan tidak memiliki pacar sementara teman – teman 1 geng ku (asekkk ngegeng nih ceritanya...?) atau sahabatku semuanya udah pada punya pacar.
Tentu sangat bohong kalau aku bilang aku nggak butuh pacar, saat tugas menumpuk, saat bermasalah dengan teman, saat gondok dengan dosen, saat slek sama ortu, itu benar – benar sangat berat.
Tuhan aku sangat kesepian ????
Aku memang seorang yang introvert, sulit rasanya mengungkapkan semua yang ada dihatiku bahkan kepada orang tuaku. Mereka tidak pernah tahu apa yang sedang ku alami, aku bukan orang yang bisa berbicara dengan lugas tentang semua hal yang ku alami. SULIT RASANYA.
Aku pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki, aku sangat menyayanginya, hingga dalam doaku aku selalu membayangkan wajahnya, aku selalu berharap hidunya akan baik – baik saja, dia memperoleh kebahagiaan dan dia bisa menerima Tuhan Yesus. Aku berharap dia lahir baru.
Namun sebelum aku menjalin hubungan dengannya, aku sudah mendengar Tuhan berbicara, “ jangan terlibat dengan pergaulan duniawi..”
Tetapi rasa cintaku kepadanya mengalahkan rasa cintaku kepada Tuhanku. Suatu hal yang sangat ku sesali.
Suatu sore dia meneleponku dan memutuskan hubungan kami, aku yang pada waktu itu masih memiliki perasaan selalu dicampakkan, diabaikan dan tidak dianggap. Aku baru saja merasakan bagaimana rasanya dicintai, suatu perasaan yang tidak pernah ku rasakan. Dan dia mengakhiri jalinan cinta kami.
Suatu malam, saat aku kembali dari Sidikalang, aku mencoba meneleponnya dan dia tidak mengangkat telepon dariku. Aku masuk kekamar, ternyata mama juga sedang berdoa dikamar. Aku lalu melipat tanganku dan menangis. Aku berpura – pura berdoa dan menangis, aku tidak bisa lagi menahan rasa sakit dihatiku. Mungkin mama berpikir aku benar – benar berdoa padahal aku melipat tanganku hanya untuk menangis karena dia.
Dan hari – hari selanjutnya aku masih saja menyayanginya, aku masih saja berharap dia akan kembali. Aku selalu mengingatnya, bahkan saat aku kehilangan netbookku dihari yang sama dengan ulang tahunnnya, aku masih saja menyempatkan diri untuk menghapus air mataku dan meneleponnya hanya untuk berkata “ selamat ulang tahun..”
Kini aku sudah belajar untuk melupakannya. Kami hanya berpacaran selama 53 hari. Setelah itu aku banyak mengalami single patah hati. Artinya aku patah hati padahal aku tidak berpacaran dengan siapapu. Aku bukan orang yang akan mengaku ketika mengyukai seorang lelaki, aku selalu memelihara gengsiku.
Aku kesepian, memang benar, aku membutuhkan kekasih. Namun saat ini aku benar benar tidak menyukai siapapun.
Selain itu aku juga memutuskan untuk berdoa umum. Itu adalah doa, dimana aku berada dalam tahap mengajukan kriteria suami yang ku inginkan kepada Tuhan. Istilahnya aku sedang mengajukan proposal untuk Tuhan, masalah disetujui atau tidak, itu terserah Tuhan.
Bukankah Tuhan berkata “ mintalah...”
Aku memutuskan untuk berdoa umum pada 12 maret 2012, sebelumnya aku tidak mau. Aku berpikiran untuk apa aku mendoakan kriteria seorang calon suami tanpa tahu kapan harus berakhir. Ternyata setelah kupikirkan lagi, teman hidup atau suami adalah bagian yang penting dalam hidup kita nantinya.
Jadi mulai sekarang aku mendoakannya, aku tidak tahu kapan harus berhenti tetapi biarlah pada saat nantinya Tuhan yang menjawab kapan aku menaikkan status doaku.
Diatas doa umum masih ada doa khusus, doa uji, doa berpacaran, dan persiapan untuk pernikahan.
Doa khusus berarti kita sudah melihat seseorang yang kelihatannya memenuhi kriteria yang kita ajukan kepada Tuhan. Maka kita akan memasuki tahap doa khusus, yaitu doa meminta jawaban kepada Tuhan, “ apakah orang ini yang Engkau maksudkan Bapa ? “
Jika Ya maka kuatkan lah perasaan dalam hatiku dan jika tidak maka hapuskanlah perasaanku.
Jika TIDAK, maka kita akan kembali ke doa umum. Jika Ya maka akan dilanjutkan kedoa uji tetapi sebelum doa uji maka kita HARUS menyatakan dulu perasaan kita kepada si dia. Dan setelah itu kita uji apakah benar dia orangnya kalau Iya maka kita akan melanjutkan ketahap berpacaran yang baik dan kepernikahan. Kalau tahap doa – doa ini sih aku dapat di pelayana mahasiswa.
Kalau menurut gereja saya sih, yang namanya pacaran tidak terlalu dipentingkan. Artinya ketika seseorang sudah siap menikah maka dia tinggal mengatakan perasaanya kepada pendeta atau yang dituakan untuk bertanya kepada calon mempelai (biasanya laki – laki yang meminta untuk perempuan.)
Tetapi belakangan ini udah banyak kok pemuda-pemudinya memulai tahap berpacaran sejak usia dini.
Tetapi aku, aku dan hatiku akan ku serahkan kepada TUHAN yang telah menciptakan aku sedemikian rupa. Yang paling mengenal diriku lebih dari siapapun, biarlah Dia yang menyediakan untukku. Aku akan menunggunya dalam doaku.
Terkadang ketika aku sedang ber-doa umum, aku merasakan sangat merindukannya walaupun aku bahkan  tidak tahu siapa dia, dari mana, negaranya dimana, suku apa. Tetapi aku sangat merindukannya.
“ katakan kepada-Nya Tuhan disini calon pendampingnya akan setia menunggunya...”
Janjiku kepada Tuhan..
“ aku akan mencintainya Tuhan, sungguh aku tidak akan menyakitinya, kami akan saling menjaga, aku akan mencintainya. Aku sangat tahu bagaimana rasanya disakiti, dan aku tidak akan membiarkan dia merasakan itu. Kami akan menjadi keluarga yang mencintai Engkau, setiap pagi kami akan ber-saat teduh bersama, dan ketika sore hari tiba kami akan menyediakan waktu untuk bernyanyi memuji nama-Mu sambil memandang langit ciptaan-Mu, how great You are my Lord...”

Rabu, 14 Maret 2012

Tuhan berikan aku lelaki istimewa



Tuhan berikan aku lelaki istimewa, salah satu dari anak Mu, bukankah Tuhan memiliki banyak anak yang sangat Tuhan kasihi.
Anak Mu yang paling mencintai Mu, dengan mencintai Mu maka dia akan bisa mencintaiku dengan cinta yang paling tulus..
Yang mempunyai kebiasaan yang baik, yang akan memulai hari harinya dengan mengucap syukur, yang mengakhiri hari harinya juga dengan mengucap syukur, yang hatinya selalu diliputi sukacita dan kerinduan akan Engkau..
Lelaki yang selalu memiliki kerinduan untuk mencari kehendak Mu dan yang selalu ingin dekat dengan Mu...
Bukankah menyenangkan jika kami menghabiskan pagi hari dengan berdoa berpegangan tangan, membacakan firman, bukankah menyenangkan jika kami menyanyikan lagu untuk Mu...
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, yang bisa mencintaiku apa adanya, mencintai keluarganya dan juga mencintai keluargaku, bukankah menyenangkan jika hidup saling mencintai, semuanya diriku dan semuanya dirinya...
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, lelaki yang tampan,tinggi, berambut lurus dan berkulit putih, bukan aku rasis Tuhan, bukankah perpaduan putih dan kulit coklat adalah warna yang mengagumkan, bukankah perpaduan rambut lurus dan rambut ikal akan menghasilkan rambut yang cantik, lagipula aku memang ingin anak ku lebih tinggi dari aku Tuhan, bukannya aku tidak bersyukur hanya saja aku selalu kesulitan untuk mengambil barang – barang yang ditaruh lebih tinggi...
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, lelaki bijaksana yang berpendidikan, mengerti dan lancar berbahasa Inggris, bukankah menyenangkan memiliki suami yang pintar, dia akan mengajariku berbagai bahasa, akan sangat menyenangkan jika belajar bersama Tuhan..
Lagipula Tuhan, aku selalu bermasalah dengan bahasa Inggris, otakku selalu kurang pintar untuk mempelajari bahasa si Isaac Newton itu, mungkin aku akan lebih pintar jika orang yang ku cintai yang mengajariku....
Tuhan berikan aku lelaki istimewa yang bisa bernyanyi dan memainkan musik, bukannya aku mencari kesempurnaan dalam dirinya Tuhan, hanya saja aku tidak mempunyai kelebihan dalam bernyanyi, banyak orang mengatakan sebaiknya aku diam saja sewaktu aku bernyanyi dan bahkan aku tidak menguasai satupun alat musik, bukankah nantinya rumah kami akan sangat sepi tanpa suara nyanyian dan musik..
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, lelaki yang Tuhan pilihkan untuk ku, yang akan menjadi ayah dari putra – putra ku dan yang menjadi ayah dari putriku, akan sangat menyenangkan nantinya kami memiliki keluarga yang bahagia..
Tuhan berikan aku lelaki istimewa yang memiliki mata indah yang teduh, mata yang ingin ku lihat pertama kali saat aku bangun dan yang ku lihat terakhir kali saat aku tertidur, mata yang akan ku lihat dihari – hari yang akan datang, sampai maut memisahkan kami,
Tuhan berikan aku lelaki istimewa yang romantis, yang tidak memanggilku sebagai “putri ” atau “ratu” tetapi yang memperlakukan ku sebagai putri dan ratu, seperti aku juga yang akan memperlakukannya sebagai raja dalam kerajaan rumah tangga kami..
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, lelaki baik hati yang mau merendahkan hatinya membantuku ketika aku benar – benar tidak sanggup melakukan tugas yang seharusnya memang bagianku..
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, yang akan menemani ku dihari hariku dengan takut akan Engkau, berilah kami waktu untuk berbagi cinta yang kudus, saling mengasihi satu sama lain, saling melengkapi dalam setiap kelebihan dan kekurangan....
Tuhan berikan aku lelaki istimewa, tangannya yang akan kugenggam pertama kali dan untuk terakhir kalinya, aku akan setia menunggu dan aku tidak akan terjatuh, Tuhan berikan aku lelaki istimewa.....






Rabu, 07 Maret 2012

Natal di Tualang Barisan



Yesus pegang tangan saya
Ku pegang tangan-Nya
Bersama ku menuju kerumah Bapaku
Senantiasa ku berjalan dekat pada Tuhan
Begitu kami jalan trus Tuhan ku dan saya
           
            Kamis 8 desember 2011, salah satu desa pelayanan gereja kami yakni desa Tualang Barisan mengadakan natal. Sorenya sekitar jam 5, bapak mengantarkan kami aku dan adikku Abednego yang masih berusia 8 tahun. Tadinya bapak akan mengantarkan kami sampai ditempat tujuan tetapi Bapak masih memiliki kerjaan karena sebelumnya bapak memang membantu persiapan di Tualang Barisan jadi pekerjaan pokok bapak belum dikerjakan lagi pula bapak juga akan menjemput mama, jadi untuk mencapai desa Tualang Barisan yang jalanannya masih sangat payah waktu bapak tidak akan sempat.
            Aku memberi usul agar kamai berjalan kaki saja, lagi pula hari belum terlalu sore masih terang, bapak kemudian mengantarkan kami hingga ditepi jurang.
“ dari sini nggak ada lagi belokan, lurus saja kalian ya...” kata bapak kelihatan sangat berat, kami mengangguk. Bapak kemudian pergi, kami berjalan, namun beberapa langkah, aku merasa takut.
“ kita berdoa dulu ya dek ...” ujarku sama adek ku, dia mengangguk, kami kemudia duduk lalu berdoa.
“ Bapa aku sangat takut, jalanannya hutan – hutan, tidak ada orang, sangat sepi dan dan aku takut dengan suara air itu, aku sangat takut Tuhan, namun kami ingin menghadiri natal Bapa, tolonglah kami, lindungi kami Tuhan hingga kami sampai dengan selamat. ...” begitu aku berdoa hingga aku menangis, aku memang sangat takut.
Ibrani 13 : 6
Tuhan adalah penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku ?
Dan memang jalanan itu sangat sepi, kami melewati sebuah rumah kosong dan dikiri kami adalah jurang yang dibawah ada air mengalir, dan disebelah kanan kami adalah tebing yang tinggi, plus pohon – pohon.
Aku bernyanyi, adikku hanya tersenyum melihatku, memang sangat melelahkan, jalanannya dakian, aku bahkan harus berhenti beberapa kali karena kecapekan.

Filipi 4 : 4
Bersukacitalah senantiasa didalam Tuhan sekali lagi ku katakan bersukacitalah

Sepanjang jalanan itu hanya ada 1 orang yang lewat dengan mengendarai sepeda motor, “ kalian mau ke tempat natal itu ? “ tanyanya, aku tersenyum setidaknya ada juga orang yang melewati jalanan ini.
Akhirnya kami sampai dengan selamat, puji TUHAN.
Filipi 1 : 27
Hanya hendaklah hidupmu berpadanan dengan injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil.
29-30
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
           
Sejauh ini aku menempuh perjalanan, inilah yang aku inginkan, aku tahu ketika kami dalam perjalana Tuhan yang juga berjalan dengan kami. Tuhan juga menangis saat aku mengatakan “ aku takut Tuhan” aku tahu dia tersenyum saat aku lari bersama adikku, aku kecapekan, ah alangkah menyenangkan jika dia membelai kepalaku, aku tahu Dia bersama dengan malaikat-Nya juga bernyanyi dengan ku.

Mansai malungun tondiku Tuhan
(jiwaku sungguh merindukan Engkau Tuhan)
Lao mandapothon jonok tu Ho
(ingin lebih dekat dengan Mu)
Soada hata holan rohakku
(tiada kata – kata hanya hatiku)
Lao paimahon ho Jesus i
(ingin menunggu Engkau Yesus ku)

Jesus Tuhanku tung holan hodo
(Yesus Tuhanku hanya Engaku saja)
Na umbege sude arsak ni rohhakki
(yang mendengar semua keluh kesah dalam hatiku)
Tangihon au Tuhan sai ingot au Tuhan
(dengarkan aku Tuhan, ingat aku Tuhan)
Ai holan Ho di napasabam rohakki
(hanya Engkau yang menenangkan hatiku)
Aku ingin tetap setia, seperti ini, aku ingin selalu memiliki kerinduan, aku ingin setia, TETAP SETIA
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.
Ya Aku akan datang segera
Wahyu 22

Selasa, 06 Maret 2012

me and my Savior



Hari ini benar benar menyenangkan, selain karena aku sangat bersyukur untuk nasihat Tuhan hari ini mengenai panggilan, aku memang memiliki panggilan sebagai saluran doa suatu tugas yang mengharuskanku berdoa membela setiap pekerjaan Tuhan, berdoa bagi hamba – hamba Tuhan yang mendedikasikan hidupnya dan juga berdoa kepada umat-Nya. Tetapi sejak aku mendapat anugera itu, aku tidak mengambil tindakan ku untuk memberi banyak waktu, menangis kepada TUHAN untuk mendoakan banyak hal. Aku merasa tidak layak mendapatkan panggilan ini, aku masih ingat aku sangat bersyukur saat bapak gembala menumpangkan tangannya dan berkata panggilan ku adalah saluran doa, aku masih mengingat betapa aku sangat bersyukur terima kasih BAPA ku, Engkau mengijinkan aku ambil bagian dalam misi Mu dibumi, aku dipenuhi roh kudus, aku sangat bahagia, padahal saat itu aku sedang mengalami permasalahan yang BERAT.  Dalam hatiku aku sangat yakin aku bisa menyelesaikan masalah itu.
Dan ternyata dalam perjalan iman ku, aku bukanlah anak yang baik, berulangkali TUHAN mengingatkan aku atas anugerahNya, namun aku selalu mempunyai banyak alasan, seringkali aku berkata, “ aku tidak bisa TUHAN, aku tidak sanggup Bapa ku dan aku tidak layak, Engkau melihat bagaimana kehidupanku, aku bukan manusia yang memiliki kehidupan yang baik.”
Namun pagi ini (jum’at 30 September 2011), Dia menegurku dengan manis lewat 2 tesalonika 1 : 11 – 12
Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan didalam kamu dan kamu didalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Memang hidupku tidaklah layak untuk mendapatkan panggilan dari Tuhan, namun Dia yang telah mati dikayu salib telah melayakkan hidupku. Melayani Tuhan adalah keinginanku, keinginan terbesarku, sebab aku tidak bisa menggunakan apapun untuk mendamaikan hatiku, hanya TUHAN yang bisa memberikan rasa damai dalam hatiku, lagi pula sseperti yang tertulis dalam matius 16 : 26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia ini tetapi kehilangan nyawanya ? dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Mungkin bagi orang lain, menghabiskan waktu berjam-jam digereja, menghabiskan waktu sore hari dan menghabiskan waktu dipagi hari sebelum beraktivitas dengan berdoa dan membaca alkitab adalah pekerjaan yang sia – sia, NAMUN TIDAK BAGIKU. Mungkin bagi orang lain menangis kepada TUHAN, menceritakan setiap hal dalam hidup adalah hal yang cengeng, bagiku TIDAK.
Aku sudah sering berbicara kepada TUHAN dan aku menangis, sejak aku kecil, aku sudah merasa dekat dengan-Nya. Jika tanpa DIA entah sudah dimanakah hidupku sekarang ini.
Aku menangis untuk banyak hal, aku menangis dan terkadang suara ku hanya mampu untuk mengucapkan “ TUHAN... TUHANKU, BAPAKU, PENEBUSKU, OH TUHANKU....” lalu aku menangis, hanya air mata, hanya isakan, namun setiap tetes air mataku mempunyai banyak arti, TUHAN aku merasa kesepian, TUHAN mengapa mereka menyakitiku, TUHAN mengapa aku gagal lagi, TUHAN bukan ini hidup yang ku inginkan, TUHAN tidak ada yang mencintaiku, TUHAN aku patah hati... TUHAN... TUHAN DAN TUHAN....

Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung
Air mataku Kau taruh dalam kirbat Mu
Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?
                   Mazmur 56 :9
Aku bisa mendengar suara-Nya, sakitkah Kau rasa anak-KU, menyedihkankah Kau rasa, ada Aku yang peduli anak-Ku, ada Aku yang selalu peduli, Aku akan menyertai Mu, Aku akan memberikan segala yang terbaik untuk-Mu, setialah anak-Ku, setialah sampai tiba saatnya pertemuan dengan BAPA yang kau rindukan,

           Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, KAMI MASIH JAUH DARI TUHAN (2 korintus 5 : 6)

Sebab itu kami juga berusaha, baik kami diam didalam tubuh ini, maupun kami diam diluarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya ( 2 korintus 5 : 9)

          Bahkan saat aku menatap matahari sore, aku bisa merasakan kerinduan yang amat mendalam kepada-Nya, datanglah BAPA, aku sangat takut jika suatu saat aku berubah setia, aku ingin tetap seperti ini, aku ingin mencintai Mu, aku ingin tetap setia. Sudah panjang perjalan ku TUHAN, aku tidak ingin gagal dalam setiap perjalanan imanku, bukankah Engkau juga sangat merindukan putri kecil Mu ini..?

Maka aku akan menaruh harap selama hari – hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.
      Ayub 14 : 14 – 15
          Aku selalu merindukan saat – saat seperti ini, saat aku membaca kata demi kata dalam alkitab, dan semuanya seakan tertuju kepadaku, aku menangis  sungguh indah setiap kata – kata TUHAN untukku.
Seperti saat aku membaca surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma,
        Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat.

Aku bahkan menangis saat aku membaca ayat ke 21..

Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman – temanku sebangsa.
Salam dalam TUHAN kepada kamu dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini.

Membaca ini aku seakan mendapat kekuatan, seolah salam itu dari awal memang dituliskan untukku. Ada banyak orang percaya didunia ini yang saling mendoakan walaupun tidak saling mengenal.
Salam dariku yang mencintai TUHAN, dan mengagumi mu rasul Paulus, salam kepada TUHAN kita disurga, lihatlah perjalan ku sampai nanti aku tiba disana dan akan ku rangkul engkau, rasul yang luar biasa dipakai TUHAN kita.

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang – orang yang paling malang dari segala manusia.

1 korintus 15 : 19

Medan 30 september 2011

adakah kita hidup lebih baik dari (seorang) atheis



Ini hanya catatan curahan hatiku mengenai situasi yang tidak saja melanda Indonesi tetapi juga beberapa belahan dunia
Tadi pagi si adek kos ku nanya, “ sist.. kalo ada kesempatan untuk mempermalukan agama lain didepan umum, apa yang akan sist lakukan? “
“ emang buat apa menghina agama orang dek ? “
“ hanya untuk topik debat aja....”
Agama, bagiku agama tidaklah terlalu penting, yang penting itu keyakinan dan iman. Lagipula tidak pernah ada agama yang memperbolehkan kita saling mencela (setahuku). Dan lagi ketika kita menghina agama lain, bukankah orang lain akan melihat bahwa seperti itulah gambaran Tuhan kita.
Aku selalu risih dengan kolom agama saat mengisi suatu berkas, seolah agama akan membawa dampak tersendiri bagiku. Aku bertanya untuk apa panitia SNMPTN mengetahui agama ku? Untuk apa panitia beasiswa mengetahui siapa Tuhan yang ku sembah?
Benarkah ada perbedaan perlakuan berdasarkan agama dinegara ku ini ?
Aku bosan menuliskan agama yang ku anut saat aku sedang mengisi berkas, sayangnya aku harus mengisi salah satu agama. TIDAK BOLEH DIBIARKAN KOSONG.
          Agama, itu sering mengganggu pemikiranku, saat ku lihat acara – acara di televisi menayangkan tentang artis si anu yang sedang belajar agama ini, artis si itu yang berpacaran dengan ini dan mereka berbeda agama. Dan yang paling fatal lagi di sebuah karya tulis terkenal terdapat tokoh agama X, mengatakan agama Y lah yang membawa kesurga. Bukankah ini sangat gila dan mengganggu????
Aku ingin sekali berbicara pada director nya dan bilang, “ sebenarnya anda lah yang memicu pertentangan antar agama di Indonesia ini...”
Tidakkah anda – anda telah menyinggung perasaan salah satu agama?
Apakah anda pernah memikirkan itu sebelumnya, atau memang itulah tujuan anda?
          Agama, aku tidak peduli, aku tidak peduli jika suatu agama mengajarkan agamanya dengan cara APAPUN. AKU MENERIMANYA, ASALKAN MEREKA MENYEBARKAN AGAMANYA DENGAN HATI DAN MEMANG KEINGINAN UNTUK MENYELAMATKAN ORANG LAIN. Siapa yang melarang perbuatan BAIK ? ya kalau masalah terima atau nggak kita serahkan ke pribadi yang bersangkutan. Agama itu masalah setiap orang. Aku menerima dan bagiku itu adalah hal yang lumrah, siapa tidak ingin memiliki teman satu agama yang BUANYYYYYAK, aku juga ingin agar seluruh dunia ini menganut agama yang ku anut. Bagiku itu sah – sah saja. Silahkan menyebarkan agamamu dengan cara apapun, SILAHKAN BANGGAKAN AGAMAMU, TETAPI JANGAN MENGHINA AGAMA ORANG LAIN.
Silahkan lakukan apapun yang mungkin membuat orang lain akan tertarik dengan agamamu, ASALKAN jangan memaksa mereka.
Silahkan berdoa dengan cara yang engkau yakini.
Silahkan ceritakan kepadaku kebaikan Tuhan mu, aku akan mendengarkannya..
Silahkan membantu mereka, silahkan membuat mereka terpesona dengan agamamu, SILAHKAN SAJA, bagiku itu hal yang wajar.
Silahkan dirikan rumah ibadahmu dimana saja, selagi engkau menjalankan agamamu dengan baik, aku tidak akan merasa terganggu.
Tetapi akankah kau juga menerima jika agama lain berbuat hal yang sama, akankah kau juga akan mengijinkanku membangun rumah ibadahku dimanapun aku mau??
Akankah kau juga akan menerima jika aku menceritakan tentang Tuhanku?
Bisakah aku berdoa dengan damai dinegeriku sendiri ? akankah kau akan memberikan waktu yang tenang dan damai untukku berbicara dengan Tuhanku?
          TIDAK. BUKAN ITU YANG TERJADI SAAT INI. Yang terjadi adalah SETIAP agama saling menganggap diri mereka benar, padahal adakah orang benar dibumi ini?
Yang terjadi adalah ada orang yang datang dengan nama Tuhan dan membuat kekacauan dimana – mana.
Yang kami butuhkan, kami yang tidak mempermasalahkan tetangga kami agama apa, kami, yang benar – benar mengimani agama dan Tuhan kami adalah, kami hanya ingin berdoa dengan tenang.
          Tidak bisakah kita damai? Masalah agama, Tuhan dan surga, bukankah nantinya kita juga akan sama – sama tahu? Tentunya setelah kita mati.
Atau malah Tuhan kita masing – masing adalah sahabat baik disurga? Jadi mengapa kita bertengkar didunia ini?
Atau bagaimana kalau kita menjadi atheis saja?
Mungkin itu adalah ide yang bagus, menjadi atheis, maka kita tidak perlu mendirikan rumah ibadah, kita tidak perlu mendengar ada rumah ibadah yang dirusak, ada acara keagamaan yang diganggu oleh isu bom, ada izin rumah ibadah yang tidak keluar – keluar selama bertahun – tahun.

Bukankah orang – orang diluar sana, yang tidak mengakui adanya “tuhan” juga bisa hidup dengan damai? Mereka tidak bertengkar satu sama lain, padahal tidak ada “suatu aturan agama ” yang mengikat mereka. Lalu bagaiman dengan kita mengklaim diri kita beragama, kita memiliki tokoh panutan yang LUAR BIASA, adakah “ tuhan – tuhan” kita datang dengan pedang ke dunia ini ?
Adakah satu agama di dunia ini yang mengajarkan “ bunuhlah orang diluar agamamu...
Saya rasa tidak ada.
Bagiku kedamaian itu sangat sederhana..
Kita tidak perlu membanggakan ideologi, agama atau apapun prinsip hidup kita dan membuat hidup kita seakan lebih baik dengan merendahkan orang lain.
Bagiku masalah agama, masalah siapa yang benar dan siapa yang akan membawa manusia ini ke surga bukan suatu masalah yang harus ku perdebatkan, aku mengimani TUHAN ku, i trust in Him by faith, tidak akan ada yang menggantikan iman ku, dan aku tidak berniat menukarnya, tetapi aku juga tidak pernah menghindar dari orang orang yang beragama berbeda dengan aku.
Aku bahkan pernah mempunyai teman baik yang berbeda agama, hanya saja kami sama – sama menghindari pembicaraan bernuansa agama, bukankah itu lebih baik?
Aku hanya memimpikan suatu generasi yang tidak diperbudak oleh kesalahpahaman mengenai agama, bukankah kita lebih baik hidup dengan damai??