Selasa, 11 September 2012

Freedom and Dreams

Catatanku di akhir semester..

“ Ketika masa depan mengejar kita,Hei nikmati setiap peristiwa, Hidup merdeka dalam setiap peristiwa...”3 idiots
Aku menemukan definisi yang menarik tentang kemerdekaan beberapa tahun yang lalu dalam sebuah film India yang dibintangi Aamir Khan dan Kareena Kapoor, 3 idiots. Film itu cukup bahkan sangat bagus menurutku. Dalam sebuah lagu difilm itu dikatakan “ jadilah manusia yang merdeka dalam setiap peristiwa”. Entah  mengapa kata – kata itu begitu menyihirku. Benar – benar sangat menginspirasiku. Membuatku bersemangat menyandang status mahasiswaku.
Menjadi manusia yang merdeka, merdeka, MERDEKA DALAM SETIAP PERISTIWA . Itu sangat mengagumkan menurutku.
Merdekalah dalam menentukan masa depanmu, merdeka menentukan makanan yang ingin kau makan, merdeka dalam menentukan apa yang kamu mau, merdekalah dari intervensi orang lain. Banyak orang yang tidak merdeka didunia ini. Bahkan Indonesia sebagai negara yang sudah merdeka pun belum “merdeka”.
Indonesia tidak merdeka dari gangguan Malaysia yang selalu cari gara – gara dan berbuat seenaknya saja, Indonesia tidak merdeka dari serbuan produk asing yang menguasai pasar Indonesia tanpa terbendung, indonesia masih belum merdeka dari istilah – istilah asing yang sebentar lagi mungkin akan menggeser posisi bahasa Indonesia karena kita lebih suka menggunakan kata.. cool.. dari pada Keren, Indonesia tidak merdeka dari alam bahkan Indonesia tidak merdeka dari kelakuan anak – anaknya sendiri baik itu korupsi maupun tindakan anarkis ormas – ormas yang bahkan bisa menentukan apakah Lady Gaga bisa konser di Indonesia atau tidak.
    Kembali ke film 3 idiots, tokoh Ranchodas Samaldas Chancad, atau dipanggil Rancho adalah tokoh yang ku kagumi meski diriku ku temukan dalam diri Chatur Ramalinggam. Rancho adalah orang yang merdeka, ketika orang lain berebut untuk mendapatkan pena profesor, dimana pena tersebut dibuat dengan menghabiskan jutaan dollar agar bisa digunakan diruang angkasa, maka tanpa takut dia bertanya, “ mengapa tidak menggunakan pensil saja..bukankah itu menghemat jutaan dollar ?
Rancho adalah orang yang merdeka sehingga dia bisa menikmati ilmu, sehingga otaknya tidak terdiri dari kumpulan teori – teori dalam buku. Pikirannya tidak dipenuhi kata – kata orang lain yang belum tentu benar. Rancho adalah orang yang merdeka sehingga dia menentang kebijakan sang rektor yang memperlakukan muridnya seperti mesin yang akan dipekerjakan di USA dan itu dianggap suatu pencapaian yang mengagumkan.
Rancho adalah orang yang merdeka sehingga dia berani menentang seniornya yang mengubah ospek menjadi ajang yang memalukan maka Rancho menghadiahinya aplikasi fisika dasar sehingga dia tersengat listrik.
Maka ku pastikan skripsi Rancho bukan kumpulan teori – teori para ahli, bukan jiplakan – jiplakan dari buku tanpa bisa membuat teori tersendiri. Bukan pula skripsi itu dianggapnya sebagai beban melainkan sebuah karya ilmiah kenang – kenangan untuk universitasnya siapa tahu bisa dijadikan referensi oleh dosen.
 Aku tidak menikmati ilmu seperti yang dilakukan oleh Rancho. Aku malah menganggapnya sebagai beban. Maka ketika ujian tiba aku hanya menghafal dan berharap ujian kali ini akan open book atau take home. Dan bahkan lebih baik lagi kalau tidak dilakukan ujian, memang itu yang ku inginkan, ya itu yang sangat ku inginkan. Terkadang aku mempertanyakan mengapa aku seperti ini ?
Mungkinkah aku seperti Farhan, yang mencintai dunia fotografi tetapi menikahi mesin – mesin. Aku mencintai biologi dan sejarah, dan tergila – gila dengan tulisan namun aku terdampar didunia ekonomi. Dimana aku diharuskan menghitung uang – uang yang tidak tampak, uang – uang yang tidak pernah ku pegang. Dimana aku diharuskan memperkirakan utang, piutang dan keuntungan atau kerugian orang lain.
    Atau mungkinkah aku seperti Raju Rastogi yang menjalani hidup dengan penuh ketakutan. Takut kepada setiap hal, takut kepada hari esok, takut kepada pemegang nilai dan takut kepada tugas akhir. Orang yang menganggap Tuhan akan memberikan kemudahan dalam hidupnya dengan menggunakan berbagai macam jimat, dengan menyuap Tuhan beberapa dollar atu rupiah dengan berkata, “ Tuhan aku akan menambah persembahanku jika Engkau meluluskanku di mata kuliah ini..”. Hei... apakah Tuhan terlalu miskin untuk termakan suap mu?
Suatu hari temanku menyarankan agar aku bernegosiasi dengan dosen, karena ada secuil masalah dikampus, namun ku katakan,” manusia mungkin memegang kendali atas satu sisi dalam kehidupanku namun Tuhan yang memegang segalanya didunia ini termasuk kehidupan dam masa depanku “.
Namun aku juga tidak yakin dengan kata – kataku itu, aku masih tidak yakin dan aku sangat takut. Tetapi apapun itu aku tidak ingin melakukannya, sebagian karena aku merasa malu untuk melakukannya dan bagian yang terbesar adalah karena wajah orang tuaku selalu melintas didalam pikiranku ketika aku memikirkannya sedangkan bagian terkecil adalah, karena itu dosa KAWAN. Bukankah itu adalah praktik dasar korupsi, koruptor mengawalinya kenakalannya dari sana.
    Tetapi seberat apapun masalah didepan sana, sama seperti apa yang tertulis di Kitab Suci, “ Tuhan tidak akan memberikan ular ketika kamu meminta ikan, Dia tidak akan memberikan masa depan yang suram ketika kamu meminta masa depan yang baik, dan tentunya kamu harus membangunnya..”
    Kata Rancho, just say all is well, semua akan baik baik saja. Orang seperti apapun akan tetap dikenang didunia ini. Yang pasti orang yang melakukan semuanya dengan benar akan dikenang juga, orang yang melakukan semuanya dengan baik akan mendapat yang terbaik. Hidup ini masih menggunakan hukum tabur tuai atau hukum karma menurut versi orang lain.
Jalani saja dan lakukan yang terbaik. Setinggi apapun mimpimu lakukan dengan baik dan benar. Kata Agnes Monica di Indonesian Idol, “ mimpi membuat kamu ingin melangkah, namun iman yang membuat kamu tetap berjalan...”
Sekarang kita mungkin menjadi pihak yang selalu kalah, menjadi underdog, but someday somehow.. underdog bisa menjadi upperdog..... atau superdog. Seperti Denmark yang selalu dikatakan underdog, pihak yang paling lemah di grup B yang justru mengalahkan Belanda, si runner up piala dunia 2010 di pertandingan perdana, mengejutkan. Aku juga ingin seperti itu.
Jadi yang ingin ku katakan adalah merdeka lah, hanya orang yang merdeka yang tahu bagaimana rasanya hidup, bagaimana bahagiannya ketika pagi datang, betapa bergairahnya saat matahari membakar kulit dan betapa indahnya saat matahari terbenam. Hanya orang merdeka yang bisa merasakan esensi dari setiap hal. Merdekalah seperti Soe Hok Gie juga merdeka..............
    Aku juga memang belum merdeka, sama sekali belum merdeka. Tetapi setiap hari aku berusaha untuk merdeka dalam setiap peristiwa. Hari ini aku menemukan satu orang yang sudah merdeka dalam kehidupannya. Hari ini dia membuktikan bahwa dirinya sudah merdeka, merdeka sebagai mahasiswa yang bebas menentukan jalannya, bebas mengemukakan pendapatnya dan bebas dari intervensi orang lain. Dia menginspirasiku, dia memberikan aku semangat ketika aku mendapatkan hal terburuk dalam dunia mahasiswa. Congratulation brother..orang seperti anda yang dibutuhkan didunia ini.
For bg F.... dari Filadelpia small group...
Friday, June 9th 2012... ku tuliskan ini ketika ujian.. soalnya membingungkan...tidak tahu harus bagaimana. say... surrender.. but the fact... give up.....Semangat menyambut ppl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar