Selasa, 23 April 2013

dunia...



Hai dunia, mengapa begitu banyak kebohongan yang harus ku lakukan didalam hidupku. Apakah aku juga harus menamakan mereka “kebijaksanaan”?
Terkadang aku berpikir untuk apa aku melakukan semua ini? Sebenarnya untuk apa aku hidup. Apakah menurutmu aku lahir, bertumbuh, SD, SMP,SMA, kuliah, bekerja dan menikah? Apakah seperti itu ? hanya untuk seperti itu?  Bukankah itu kehidupan yang cukup membosankan untuk dijalani dan bukankah hanya orang yang mati yang akan menjalani kehidupan seperti itu, apakah aku orang yang mati yang terperangkap dalam tubuh orang yang hidup?
Alangkah menyedihkannya kalau itu adalah sebuah kenyataan kehidupanku.

          Dunia, kau melihatku hidupku kan?. Aku hidup,tertawa, menangis, jatuh cinta, berduka, semuanya kulakukan dan kau melihatku. Menurutmu aku bagiamana? Apakah kepalaku ini terlalu banyak mengonsumsi kebohongan sehingga aku merasa jalanku sudah benar?
Atau apakah selama ini aku hidup dalam kebenaran hingga aku begitu muak dengan kebohongan. Aku rasa tidak seperti itu.
          Dunia belakangan ini aku begitu stress dengan apa yang sedang ku hadapi. Aku sedang memainkan sebuah sandiwara menjijikkan, walaupun semua orang memainkan lakon yang sama denganku, yang membuatku tidak usah malu dengan yang kujalani tetapi tetap saja aku begitu malu. Seakan aku sedang ditelanjangi didepan umum. Mereka mengatakan aku tidak akan bisa hidup dengan kepala tegak, dimanapun dan kapanpun, itu sudah hal yang umum, itu yang mereka katakan. Kau tidak akan bisa berjalan dengan seperti itu, jika kau tetap ingin berjalan maka kau akan menanggung kerugian, kau harus berkorban. Jika menjalankan sebuah kebenaran memerlukan korban mengapa menjalankan suatu kebohongan tidak menelan korban. Mengapa lebih mudah bagiku merampas daripada menjalani sendiri. Mengapa lebih mudah bagiku membunuh dibandingkan memberi minum?
 Mengapa?
Bukankah ini terlalu berlebihan dunia.
Bagaimana cara memperbaikinya, bagaimana cara memperbaiki benang kusut ini. Beberapa mengatakan mari kita berhati-hati memperbaikinya atau bagaimana kalau kita bakar saja benang itu dan kita ganti dengan yang baru?
          Hai dunia, kepalaku ini selalu dipenuhi pertanyaan kemanapun aku pergi. Tahukah kau di tempatmu ini ada 2 macam kehidupan. Kehidupan secara teori dan kehidupan secara realita. Jangan khawatir dunia, mereka mengajarkan semua hal-hal yang baik, aku tidak mengingkari itu. Tetapi dunia telingaku bekerja dengan lambat dan mataku menangkap dengan cepat. Maka apa yang harus ku lakukan jika apa yang ku lihat mempengaruhiku?
Apakah kau juga mengatakan, hei nona ada hal-hal yang memang teoritis?
Apakah kau juga mengatakan tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular?
Apakah aku juga akan mengatakan agar aku bijaksana tetapi tidak pernah menunjukkan kepadaku kebijaksanaan apakah itu.
          Dunia, yang ku hadapi saat ini akan menentukan aku ingin menjadi apa. Jadi jika kau ingin ku perbaiki dukung sedikit teori yang ku dengarkan. Jika tidak, mungkin aku akan menjalani peran yang lebih mengerikan dari peran-peran yang pernah ada.
          Dunia, mimpiku sangat sederhana. Aku hanya ingin berjalan dengan kepala yang tegak. J