Selasa, 19 November 2013

I don’t need miracle I just need YOU, don’t want to heaven just wanna be with You

Be Thou my Vision, O Lordof my heart;
Naught be all else to me, save that Thou art
Thou my best Thought, by day or by night,
Waking or sleeping, Thy presence my light.



Aku sangat suka menuliskan target, kecemasan dan pergumulanku. Terkadang aku menuliskannya di buku harian, terkadang aku menuliskan di kertas kecil lalu ketika saat teduh atau berdoa aku akan mengambil satu per satu dan mendoakannya.
Mengawali tahun ini aku menuliskan beberapa topic, apakah aku seminar di bulan April,apakah aku bisa penelitian di Semester genap, apakah aku bisa sidang di bulanAgustus, dan apakah aku akan wisuda tahun ini, apakah keuanganku bulan ini tercukupi, apakah adikku Joyakin akan lulus, apakah Joyakin akan mendapatkan keinginannya, apakah hujan akan turun esok hari dan masih banyak apakah yang kutuliskan. Bukan hanya di buku harian, aku menempelkan di dinding kamarku.

Ran Ingat wisuda bulan Oktober

Semua kulakukan agar aku bisa menyemangati diriku sendiri. Tetapi itu tidak cukup juga untuk bisa membuatku semangat menjalaninya. Banyak hal yang membuatku terkadang ingin menyerah.
            Doa. Ya berdoa adalah jawabannya. Seorang pengurus pernah menanyakan persekutuanku, “ Aku tidak bisa menjalankannya tanpaTuhan dek “ begitu jawabku. Memang iya. Aku bukan orang yang setiap saat bisa benar-benar mempercayai Tuhan. Terkadang aku ragu dan terkadang aku menuntut-Nya.
Ada masa-masa yang sangat berat dimana aku bahkan tidak menceritakannya kepada siapapun,bahkan kepada Tuhan. Aku hanya diam.
                        Beberapa tahun lalu aku memiliki pergumulan. Saat itu aku berada di kampong halamanku. Aku berjalan-jalan keladang dan menemukan sebatang pohon pinang, buahnya sudah matang. Aku yang saat itu benar-benar ingin mencari tahu jawaban ya atau tidak memiliki pemikiran yang menurutku agak aneh. Aku berdoa disana, “ Tuhan kalau kau menurunkan pohon pinang itu maka aku akan percaya kau pasti memberikannya untukku “ aku mengucapkannya disana sambil berlutut. Benar-benar gila. Ku rasa ayam-ayam yang berkeliaran disana pun akan heran.
Setelahitu aku merasa tidak nyaman. Tadinya aku masih menyanyikan lagu-lagu rohani dan menikmatinya, sekarang aku bernyanyi dan aku merasa tidak nyaman dan berpikirnbenarkah Tuhan akan menurunkan buah pinang itu untukku?

Jika Tuhan tidak menurunkannya makaaku merasa tidak beriman untuk meminta apappun lagi.
Jika Tuhan menurunkannya aku akansemakin takut.

Satu jam setelah aku berdoa, aku kembali ke tempat itu dan kali ini aku melewati rute yang berbeda karena ingin cepat-cepat pulang. Didalam hatiku aku berkata “ Tuhan tidak apa-apa jika pinangnya tidak jatuh aku akantetap percaya “ namun disisi lain aku akan meragukan campur tangan Tuhan dalamhidupku.
Berjalan.Berjalan. Berjalan. Aku menemukan sesuatu yang membuatku tercengangang. Tebak apa?.
BAMBUyang sudah di pasangi pisau berbentuk bulan sabit. Ya alat itu digunakan orangtuaku untuk memetik buah coklat atau pinang. Benda itu bersandar di batangpohon kelapa.
Bagaimanaaku memaknai ini?
Sudahku katakana jika Tuhan tidak menurunkannya maka imanku akan mati dan jika Tuhan menurunkannya aku akan takut. Aku tidak memaknai itu sebagai sesuatu yang kebetulan. Orang tuaku tidak kebetulan meninggalkannya disana dan aku tidakkebetulan mengambul rute yang berbeda. Tuhan memberiku jawaban yang menumbuhkan iman dan tidak membuatku takut.
            Dulu aku menganggap kata-kata “ semua akan indah pada waktunya “ itu hanya basa-basi. Setelah sampai disini aku barumengerti “ semua akan indah pada waktu-Nya bagi mereka yang mau menunggu,berusaha dan menyadarinya”.
Aku tidak tahu menjadi seorang yang selalu menuntut lagi. Aku tidak mau menjadikan Tuhan sebagai satpam, pembantu dan facebook yang menampung semua beban hidupku. Aku pernah mencoba untuk bersyukur setiap ada keadaan yang membuatku merasa “down”.
“Terima kasih Bapa “ mengucapkan itu ketika di marahi.
“ Akuakan kuat “
“ Akuakan lebih kuat “
Tidakselalu seperti itu juga. Banyak kata yang ku ucapkan “ Aku menyerah “
Bagaimana rasanya melihat tulisan di dinding kamar

Semangat Ran wisuda bulan 10

Sementarasaat kau melihat tulisan itu sudah tanggal 4 September, berkas naik tanggal 12September dan kau belum memiliki jadwal sidang???
Inginaku merobek tulisan itu, tapi hatiku berkata “ Tunggu “
Melihat tulisan itu malah membuatku stress, tapi “ tunggu”
Maka sampaisekarang aku belum merobek tulisan itu.
            Sekarang aku juga sedang menghadapi pergumulan mengenai masa depanku. Pergumulan mengenai “sesuatu” yang belum kuselesaikan.
Dan aku tetap mempercayai Tuhan akan tetap bersamaku. Imanku tetap sama, sepertiketika aku berdoa di depan pohon pinang, ketika aku mendoakan televisi yang kubuat rusak dan ketika aku mendoakan laptopku yang juga rusak. Aku ingin tetap merealisasikan mimpiku tentunya dengan Tuhan sebagai penunjuk jalan.
Semangat menjalani hari, Tuhan tidak pernah berhenti berkarya bagi mereka yang tetapberjalan..


“ ForI know the plans I have for you declares the Lord, plans to prosper you and notto harm you. Plans to give you hope and future “
Jeremiah29:11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar