Sabtu, 08 Februari 2014

My Beautiful Part



           
My Beautiful Part

Aku pernah bahkan sering menginginkan menjadi orang yang berbeda. Terkadang bahkan sering aku menginginkan agar aku terlahir di keluarga yang kaya. Andaikan aku mempunyai orang tua yang mempunyai jabatan atau properti yang bisa ku banggakan. Andaikan aku seperti beberapa orang temanku yang hidup dalam kelimpahan. Aku sering memikirkan itu, terlalu sering bahkan. Aku memimpikan hal hal yang besar kepada diriku. Hal-hal besar yang bisa membuatku dikenal oleh orang banyak.
            Suatu kali aku mendengar sebuah lagu rohani yang tidak sengaja ku putar di laptopku.
Lagu yang menyentuh sekaligus menghibur diriku. Lagu yang membuatku berkata iya, benar.

Pernah ku merasa menginginkan semua
Segala yang ada didalam dunia
Namun masih saja tak cukup bagiku
Tanpa kau disana
Penuhi hati ini

Hingga satu masa ku temukan bagian terindah
Kasih-Mu menyapa mengisi kesunyian hidupku
Kau yang menopangku oh Yesusku
Memberi arti hidupku
Ku sadari kau bagian yang terindah

            Aku memahaminya dalam hatiku. Mungkin ada banyak hal yang akan menentukan kebahagian seseorang di dunia ini. Uang, kekuasaa, kehormatan dan cinta dari manusia bisa membuat seseorang bahagia. Tapi kebahagian itu adalah semu. Menjadi bahagia adalah berkat dari Tuhan. Dia tidak datang dari sebuah benda yang dibuat oleh manusia.
Aku juga merasakan jika Tuhan hadir aku merasakan kebahagiaan yang teramat luar biasa. Ada perasaan menggelora dalam hatiku. Ada kerinduan yang mendalam untuk bertemu seseorang yang ku panggil “Bapa di surga”.
            Aku ingin sekali tetap merasakan ini. Aku ingin tetap merasakannya setiap hari. Aku ingin tetap merasakan Tuhan hadir dalam hidupku.
Imanku adalah iman yang hadir dan tumbuh dalam orang tuaku dan Tuhan bermurah untuk mewariskan iman itu lagi. Jika ada tokoh iman yang ingin ku teladani maka itu adalah kedua orangtuaku. Alangkah bodohnya aku pernah memimpikan orang tua lain menjadi orang tuaku. Alangkah bodohnya aku.