Sabtu, 04 Oktober 2014

Celeberation one week in Chiayi


Dan hari ini tepatlah aku satu minggu berada di kota Chiayi tepatnya di Minshiung Township. Mulai hari rabu yang lalukami sudah masuk kelas di departemen GlobalMaster Program of Teaching Profession. Kelas pertama kami adalah ResearchEducational Method atau metodologi penelitian pendidikan. Professor kami adalahorang yang sangat baik. Dia berulangkali mengatakan kepada kami, “ Don’t worry toomuch all you have to do is study hard “ mungkin dia melihat wajah kami yangmendadak stress mendengarkan penjelasan dia tentang format APA 6.0 mengenaipenulisan karya ilmiah, atau mengenai database ERIC,EBSHOT, SSCI yang mana SPSSsaja aku tidak pernah pelajari.
Beliaumenjelaskan cara menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian. Beliau berkatamenggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah hal yang sangatsulit dilakukan bahkan untuk mahasiswa S2, “ Hanya di program doctoral itu bisadilakukan, It is quite difficult to do in your master degree “ lanjutnya. Nahloh kami sudah melakukannya di S1, aku bingung bagaimana mungkin kami melakukanpenelitian yang dosen kami sudah professor pun berkata sulit untukmelakukannya.
Nah,kalau belajar kan harus membutuhkan buku. Walaupun akses internet di Taiwansangat mengagungkan dalam artian jaringan internet bahkan di kota kecilMinshoung ini sangat baik, sangat baik dan aku tidak pernah merasakan mulusnyainternet seperti di Minshiung ini. Profesor berkata dia akan menelepon yangmenjual buku untuk bertanya apakah mungkin untuk menurunkan harganya lagi,karena harga buku itu 700 NTD sekitar Rp 280.000.
            Setelah kelas pertama pihakuniversitas sudah menyiapkan acara “ Meet Taiwanese buddy “ jadi pihakuniversitas memperkenalkan kami masing masing dengan teman Taiwan yang mungkinbisa membantu kami disini. Dan aku mendapatkan teman bernama Yuki Lin, gadisberambut panjang dengan senyum manis dan suara yang sangat pelan. Yuki berasaldari Tainan, sebuah kota yang berada di sebelah selatan Chiayi.
Acarahari itu adalah berkenalan dan juga makan makanan Taiwan. Makanan yangdisajikan cukup standard an memenuhi selera kami. Nasi, sayuran dan ayam goringlembut yang sudah dipotong-potong. Dari pagi aku hanya memakan roti jadi begituaku bertemu dengan nasi seleraku langsung bertambah. Masalahnya adalah akuharus makan menggunakan sumpit, dan aku terbiasa menggunakan tangan untukmakan. Jadi aku berusaha keras untuk memasukkan nasi ke mulutku denganmenggunakan sumpit. Kalau memakan sayuran dengan sumpit, atau daging tidakmasalah karena mudah dijepit. Nah ini memasukkan biji nasi yang imut-imutkemulutku itu sangat susah.
            Hari selasa (22/9) kami makan dikafetaria kampus dengan alas an kami belum pernah makan diluar. Pertama kamimenanyakan nasi goring menggunakan kamus di handphone, dia bilang tidak adanasi goreng. Kami memutuskan untuk makan menggunakan ayam goreng yang sudah dipotong memanjang. Dia menambahkan sayuran setelah menanyakan kami apakah kamimau sayurannya atau tidak. Kami juga bebas mengambil the yang disediakan. Aku tidakyakin dengan rasa teh, warnanya seperti warna cincau, agak wangi dan tidakterlalu manis dan tidak tawar. Nah atauran di kafetaria ini bahkan di gerejakemarin hamper mirip. Kami harus membuang sisa makanan kami di tempat sampah,menyimpan piring, sendok, sumpit ketempat yang berbeda.
            Nah kembali lagi ke cerita Rabu(24/9) kemarin, setelah acara “Buddy Meeting” kami masuk ke kelas “ Research OnTaiwan Education and Culture “. Dosen kami kali ini juga baik dan sangat lucu. Diaakan mengajari kami dengan mengunjungi tempat-tempat dimana kami bisa belajarkultur Taiwan berhubung kami memang masuk di kelas khusus mahasiswainternasional. Professor menanyakan adakah tempat yang ingin kami kunjungi. Akuberkata ke gunung Alisan dan beliau berkata itu terlalu jauh. Temanku berkataingin melihat salju dan beliau berkata tempat untuk melihat salju harus keTaipei dan itu memakan waktu yang sangat jauh. Kalau kamu ingin melihat saljuberdoa saja kepada Tuhan mu semoga gunung yang dekat kota Chiayi ini turunsalju musim dingin ini dan kalau tidak kamu bisa membuka frezer dan melihatsalju didalamnya, dia bercanda membuat kami terbahak-bahak.
            Hari ini (25/9) kami masuk kelas “Research On Learning Psychology” professor kami ini juga sangat baik, ku rasatidak ada professor yang tidak baik disini. Setelah berkenalan kami berbincangmengenai berbagai hal diantaranya kampong halaman kami, dan apa yang akan kamilakukan disini. Karena kemarin aku baru membaca tulisan bang Rinto mengenaikurikulum maka aku bertanya kepada profesorku mengenai kurikulum di Taiwan.Yang ku tangkap beliau mengatakan bahwa kurikulum di Taiwan sudah 10 tahuntidak diganti. Mereka mengadopsi dari kurikulum AS dan menerapkannya di Taiwan.
“Is that working in Taiwan? “ begitu pertanyaanku. Dan beliau menjawab semuanyaberjalan dengan baik. Beliau juga berkata mengubah kurikulum perlu pertimbanganyang matang karena guru harus beradaptasi dengan kurikulum yang baru dimanasemua membutuhkan waktu.
Professormenawarkan makan siang untuk minggu depan dan minggu keempat kami harusmenyediakan makanan Indonesia. Professor berkata dia juga harus tahu mengenai kultur Indonesia.
Professormengajak kami ke laboratorium pribadinya dan mengijinkan kami mencoba mesinpendeteksi. Dengan mesin itu kalau ada beberapa barang yang disedikan akansegera terdeteksi barang mana yang akan kita inginkan yang ditangkap sensormelalui seberapa lama waktu kita memandangi barang tersebut. Profesor memangsangat baik, bahkan dia mengirimkan email kepada kami yang mengatakan diasenang bertemu dengan kami. Alamak tidak pernah ku temukan perlakuan sebaikini. Tadinya aku berpikir mungkin karena aku orang asing. Ternyata tidak untukmahasiswanya yang penduduk local juga dia sangat baik.
            Aku juga bertemu dengan pembimbingsementaraku disini dan dia juga sangat baik. Dia mengatakan agar kami tidakperlu khawatir selama disini dan berharap kami bisa menyelesaikan master kamidalam waktu 2 tahun.
Sonice then, this is my story, see you next chapter….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar