Sabtu, 04 Oktober 2014

Me with the stars in the Sky Of Taiwan

                Jangan harap aku akan berbicara tentang bintang-bintang disini. Aku akan berbicaratentang perjalananku selama menuju Taiwan. Ya, aku berada di Taiwan untukbeberapa tahun dalam rangka menyelesaikan pascasarjanaku. Mengapa memilihTaiwan??? Aku tidak punya alasan yang mengguncang mengapa aku memilih Taiwan.Aku memilih Taiwan karena Taiwan yang membuka peluang untuk mahasiswa yangkekurangan dana.
                Akuberangkat dari Kuala Namu jam 11.30. Kami transit di Kuala Lumpur dan bandaradi Kuala Lumpur itu luasssssssssss. Jadi kami mencari pintu keberangkatan itususah. Dari Kuala Lumpur kami naik pesawat lagi sekitar 4 jam 40 menit menujuTayouan Airport. Dan 4 jam itu sangat membosankan. Ini adalah pengalamanpertamaku naik pesawat. Dan naik pesawat itu ternyata tidak enak. Kalau naikmobil pemandangan yang dilihat itu bermacam-macam. Ada rumah, pohon dan sungainah kalau naik pesawat yang bisa dilihat Cuma awan, awan, awan dan awan. Lahkalau malam yang dilihat hanya hitam atau bintang-bintang.

                Kami sampai di Tayouan sekitar jam 10.30 untungnya bandaranya tidak terlalu luas (dibandingKuala Lumpur) dan kami bisa menyelesaikan masalah imigrasi dan mengambil bagasiyang super duper besar dan berat.
Masalahnya saat itu adalah kami sampai ketika sudahmalam dan kami tidak bisa langsung ke Chiayi. Jadi kami harus menerima opsisatu-satunya yakni menginap di bandara. Suhu udara di Taiwan masih bisaditolerir tidak terlalu dingin berhubung musim dingin juga beum menyapa. Kamibertanya kepada petugas disana apakah nyaman untuk tinggal di bandara sampaibesok pagi then He said “ It is save “ bandara di Taiwan sangat nyaman, ada airminum gratis dan banyak kamar mandi selain itu ada juga sofa yang bulat dannyaman untuk dijadikan tempat tidur. Jadilah malam itu kami menginap dibandara.
                Pagi-pagiaku bangun dan lihat jam, masih jam 5 udah terang. Dan ini waktunya untukmelanjutkan perjalanan. Untungnya kami bertemu warga Indonesia yang bias berbahasaMandarin dan Indonesia. Mereka membantu kami untuk memilih alat transpotasi keChiayi. Sayangnya kami hanya bias bersama mereka sampai Chungli karena tujuankami berbeda. Dan keberuntungan kami belum berakhir, kami bertemu Chinesekelahiran Kanada, dia juga kebetulan akan ke Chiayi. Perjalanan menggunakan busdari Chungli ke Chiayi memakan waktu 3 jam, tapi kalau supir sampri yangmengemudikan bus nya mungkin hanya membutuhkan waktu 1,5 jam. Jalanan di Taiwansangat mulus. Dari Chungli sampai ke Chiayi tidak ada macet dan tidak terlalubanyak lampu merah.
Bus yang kami tumpangi juga sangat nyaman dan setiappemberhentian selalu diumumkan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.
                Setelahsampai di Chiayi kami menggunakan kereta api dari Chiayi ke Minshioung harganya15NTD sekitar Rp 6000 dan dari Minshoung kami ke asrama menggunakan Taxi dengan120 NTD. Disana kami menunggu mahasiswa yang akan mengantarkan ke asrama. Setelahbertemu dengannya, yang ternyata adalah Chinese kewarganegaraan Malaysia kamimenuju asrama. Asrama kami terdiri dari 5 lantai dan untuk masuk ke asramaharus punya kartu yang akan di scan ke pintu maka aku tidak melihat gembokdisini.
                Diasrama ini ada beberapa mahasiswa Indonesia. Untuk makanan kami akan memasak sendiri dan yang diperbolehkan hanyamengukus makanan, memanggang dan tidak ada goring menggoreng. Untuk fasilitasasrama ini sangat nyaman. Ada banyak kamar mandri dan bias memilih menggunakanair panas, hangat atau dingin. Jaringan internet juga sangat baik dan tidak adakata “lola”.  Sore hari kami pergi kepasar tradisional dan berkomunikasi dengan bahasa mandarin sambil membawa bukudan kamus.
Dan inilah Taiwan, negaranya si Tomingse…

September 23


Dari dulu banyak orang termasuk aku yang menentang kalau pejabat studi banding ke luar negeri. Menurutkuitu hanya pemborosan anggaran. Setelah aku berada disini aku merasa kalaupejabat memang perlu mengadakan perjalan ke Negara lain untuk memperbandingkankondisi di Indonesia dengan Negara lain. Seperti pengalamanku berada di Taiwanini. Baru beberapa hari aku berada di Taiwan dan aku tidak tinggal di kota yangtidak cukup besar untuk Taiwan seperti Taipei, Kaoshiong atau Tainan (bukanluas wilayah). Namun di kota ini tepatnya di Chiayi tepatnya lagi di MinshoungTownship segalanya sangat teratur. Tidak ada keributan dan jarang ada suaraklakson mobil. Selama disini aku tidak menemukan kemacetan, orang yang jatuhdari kendaraan atau keributan. Segalanya sangat teratur disini.
Pejalan kaki danpengendara sepeda diberikan jalur yang cukup lebar dan tidak ada pengendarasepeda motor atau mobil yang melintas dari garis batas yang sudah ditentukan. Jadiaku merasa nyaman berjalan kaki atau dibonceng naik sepeda disini, yang membuatkubingung adalah di Indonesia biasanya berjalan di sebelah kiri maka disini harusberjalan di sebelah kanan.
Menggunakan sepeda adalah hal yang umumdi Taiwan, orang tua, anak-anak, mahasiswa atau siapa saja biasa menggunakansepeda. Ini juga yang menjadi tantangan untuk mahasiswa Indonesia yang tidakterbiasa menggunakan sepeda, maka hal pertama yang harus dilakukan sebelumkesini adalah belajar naik sepeda. Tidak seperti di Medan atau mungkinkebanyakan kota di Indonesia angkutan umum bias berjalan lewat jalur mana sajadan bias berhenti dimana saja, bus disini hanya bisa menaikkan atau menurunkan penumpang di stasiun.
            Aku berandai-andai, seandainya saja Medan bisa teratur seperti ini, bersih dan tidak macet. Sepertinya pejabat di Medan bisa tinggal di Minshoung Villagebarang 3 hari dan menikmati kehidupan di kota kecil ini, melihat pasartradisional Minshoung yang bersih, jalanan yang tidak macet dan sampah yangtidak berserakan di jalanan. Untuk sampah kira-kira jam 6-8 malam di Minshoung truk kuning akan lewat dengan bunyi yang khas. Bunyi khas yang sudah dikenalipenduduk pertanda truk sampah akan lewat sehingga penduduk yang mau membuangsampah harus menunggu dijalanan jika ingin sampahnya dibuang. Malam pertama akudi kota Chiayi aku heran melihat banyak orang yang berkumpul dijalananmenenteng plastic aku mengira mereka akan berjualan ternyata mereka menunggutruk sampah yang lewat, di negaraku mana ada orang yang mau menunggu untukmembuang sampah.
            Nah mungkin butuh waktu yang lama untuk mengubah kehidupan di negaraku menjadikehidupan yang teratur maka jika anda memang mau studi banding, studibandinglah yang benar dan coba tata kota dengan baik. Dan untuk itu jugalah akuberada disini, nanti kalau aku pulang aku akan mencoba untuk menerapkan system yangbaik yang ku dapat disini.

kemarin kami mengunjungi kafetaria kampus. Kami memesan nasi goreng dan penjualnya berkata tidak ada. memang masalah makanan disini sangat penuh pergumulan karena lidah kami belum terbiasa dengan makanan yang tidak pedas dan asin. untung kemarin aku membawa ikan teri jadi masih bisa dimakan, untuk selebihnya aku agak bingung dengan makanan yang akan ku konsumsi. Ingin rasanya aku makan daun ubi tumbuk ditambah cabe rawit yang digiling dikasih sedikit jeruk nipis ditambah ikan asin goreng kering, alamak nggak akan ku dapatkan makanan seperti itu disini. Jadi kalau mau kesini bawalah makanan Indonesia sebanyak-banyaknya.

September 21

So now is my first 4 days here. This town is just the same lake Medan, not really hot in the day and not really cold in the night. Last night I made a call to my parents. I really miss them. Even thought this is not my first time about going abroad. I have been spent my last twelve years to live my life alone far away from home. The difference is that Taiwan is just too far from my hometown and Ican’t make some calls for them easily and frequently. Hearing my father’s voice makes my tear falling down. He asked about my condition, my food, the dormitoryand the church. I told him that we will be picked up tomorrow by Baptist church,“Well done, it’s nice to hear that. Never forget that everything willmeaningless in your life without Jesus.. “ all that my father ever said to meis just making Jesus the first thing in my life. Every time he will tell usabout that point.

I really miss them so bad. Really miss them. It’s just like twelve years ago whenI was going away from home. Sometimes I feel that I spent too much time without my parents. I just come home in long holiday.

Today,we went to a church. They picked us up, they are very nice, kindly andfriendly. I am so happy to meet them. Even though I don’t really sure about the preaching but for me that is enough. And the preach today is about Philippianschapter 3, it reminds me about the song “knowing you “ so I just sing that song in my heart because I didn’t get what the pastor talking about.

Having Sunday service we took lunch and this is the first time for me to eat Taiwan’s food.

This is my story, so sorry about writing this one in English, I also want to learn English…
Hai my opoi, omoi, brothers, friends I’m doing good here, How are you?


Loveyou,


Rani

 

September 20

Aku akan sering sering menuliskan pengalamanku disini. Aku akan menganggap aku sedang rekreasi disini jadi aku tidak terlalu tertekan. Hari pertama di Chiayi teman-teman dari Indonesia mengajak kami (Aku dan April) ke pasar tradisional di Minshoung. Sebenarnya pasar yang kami kunjungi adalah pasar pagi dan saat kami kesana pedagangnya sudah mengepak barang bersiap pulang kerumah. Kami membeli sayur di tempat seorang kakek yang tidak bisa ku taksir umurnya. Dia menggunakan bahasa mandarin Taiwan dan tentu saja kami tidak mengerti. Kami menanyakan harga menggunakan kamus dan menawar juga. Kakek itu bersedia menurukan harga nya.

Di hari pertama kami bertemu dengan mahasiswa Malaysia yang bertugas menjemput kami setiba di Minshoung kampus. Mahasiswa cantik itu juga bersedia mengantarkanku ke Chunghua Telecom untuk membeli kartu telepon. Disini untuk membeli kartu telepon harus menggunakan kartu identitas dan paspor (untuk warga Negara asing). Jadi untuk mendapatkan kartu telepon harus yang bersangkutan yang hadir dan tidak boleh sesuka hati. Selain itu dia juga mengantarkanku hari ini (20/9) untuk berfoto untuk kepentingan ARC. Aku juga lagi-lagi harus merepotkannya untuk membeli obat karena tadi pagi aku sukses jatuh dari sepeda alhasil lututku menjadi korban.

Kemarin kami bertemu dengan Miss Echo Huang di administration building. Ini adalah pertemuan pertama kali setelah beberapa bulan ini sering mengirimkan e-mail untuknya. Dulu akumengira dia adalah lelaki karena menggunakan nama “Echo” yang ku baca “EKo”.Ternyata aku salah, dia adalah nona manis dan masih berusia 23 tahun, seumuran denganku. Dia menjelaskan mengenai kampus NCYU, peraturan dan tentunya tentang beasiswa.

Selain itu kemarin kami juga kami diberikan sepeda dan penjaga kampus berbaik hati menurunkan kursi sepeda yang ketinggian untuk tubuh kami yang mungil. Dan memang menurutku untuk beberapa hari ini orang Taiwan tidak pernah tanggung membantu dan mereka merasa bersalah kalau tidak bisa membantu. Aku tidak tahu kalau itu adalah pembawaan mereka atau respek mereka terhadap orang asing.

Contohnya saja saat kami mendapat sepeda, penjaga kampus dengan baik hati membersihkan, menurunkan kursi yangketinggian dan memperbaiki kalau ada yang rusak. Tadi pagi juga waktu aku jatuh dari sepeda mereka langsung memberikan obat dan memastikan kalau akubenar-benar sudah merasa baik. Dan lagi waktu kami di bandara dan bertemu Whyin, dia juga membantu sampai kami di taxi menuju Minshoung kampus, dia jugamenelepon orang yang akan menjemput kami. Dan yang paling menyenangkan disini adalah internetnya yang super cepat yang tidak pernah ku nikmati sebelumnya.  So this is my story, have a nice weekend guys…

Celeberation one week in Chiayi


Dan hari ini tepatlah aku satu minggu berada di kota Chiayi tepatnya di Minshiung Township. Mulai hari rabu yang lalukami sudah masuk kelas di departemen GlobalMaster Program of Teaching Profession. Kelas pertama kami adalah ResearchEducational Method atau metodologi penelitian pendidikan. Professor kami adalahorang yang sangat baik. Dia berulangkali mengatakan kepada kami, “ Don’t worry toomuch all you have to do is study hard “ mungkin dia melihat wajah kami yangmendadak stress mendengarkan penjelasan dia tentang format APA 6.0 mengenaipenulisan karya ilmiah, atau mengenai database ERIC,EBSHOT, SSCI yang mana SPSSsaja aku tidak pernah pelajari.
Beliaumenjelaskan cara menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian. Beliau berkatamenggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah hal yang sangatsulit dilakukan bahkan untuk mahasiswa S2, “ Hanya di program doctoral itu bisadilakukan, It is quite difficult to do in your master degree “ lanjutnya. Nahloh kami sudah melakukannya di S1, aku bingung bagaimana mungkin kami melakukanpenelitian yang dosen kami sudah professor pun berkata sulit untukmelakukannya.
Nah,kalau belajar kan harus membutuhkan buku. Walaupun akses internet di Taiwansangat mengagungkan dalam artian jaringan internet bahkan di kota kecilMinshoung ini sangat baik, sangat baik dan aku tidak pernah merasakan mulusnyainternet seperti di Minshiung ini. Profesor berkata dia akan menelepon yangmenjual buku untuk bertanya apakah mungkin untuk menurunkan harganya lagi,karena harga buku itu 700 NTD sekitar Rp 280.000.
            Setelah kelas pertama pihakuniversitas sudah menyiapkan acara “ Meet Taiwanese buddy “ jadi pihakuniversitas memperkenalkan kami masing masing dengan teman Taiwan yang mungkinbisa membantu kami disini. Dan aku mendapatkan teman bernama Yuki Lin, gadisberambut panjang dengan senyum manis dan suara yang sangat pelan. Yuki berasaldari Tainan, sebuah kota yang berada di sebelah selatan Chiayi.
Acarahari itu adalah berkenalan dan juga makan makanan Taiwan. Makanan yangdisajikan cukup standard an memenuhi selera kami. Nasi, sayuran dan ayam goringlembut yang sudah dipotong-potong. Dari pagi aku hanya memakan roti jadi begituaku bertemu dengan nasi seleraku langsung bertambah. Masalahnya adalah akuharus makan menggunakan sumpit, dan aku terbiasa menggunakan tangan untukmakan. Jadi aku berusaha keras untuk memasukkan nasi ke mulutku denganmenggunakan sumpit. Kalau memakan sayuran dengan sumpit, atau daging tidakmasalah karena mudah dijepit. Nah ini memasukkan biji nasi yang imut-imutkemulutku itu sangat susah.
            Hari selasa (22/9) kami makan dikafetaria kampus dengan alas an kami belum pernah makan diluar. Pertama kamimenanyakan nasi goring menggunakan kamus di handphone, dia bilang tidak adanasi goreng. Kami memutuskan untuk makan menggunakan ayam goreng yang sudah dipotong memanjang. Dia menambahkan sayuran setelah menanyakan kami apakah kamimau sayurannya atau tidak. Kami juga bebas mengambil the yang disediakan. Aku tidakyakin dengan rasa teh, warnanya seperti warna cincau, agak wangi dan tidakterlalu manis dan tidak tawar. Nah atauran di kafetaria ini bahkan di gerejakemarin hamper mirip. Kami harus membuang sisa makanan kami di tempat sampah,menyimpan piring, sendok, sumpit ketempat yang berbeda.
            Nah kembali lagi ke cerita Rabu(24/9) kemarin, setelah acara “Buddy Meeting” kami masuk ke kelas “ Research OnTaiwan Education and Culture “. Dosen kami kali ini juga baik dan sangat lucu. Diaakan mengajari kami dengan mengunjungi tempat-tempat dimana kami bisa belajarkultur Taiwan berhubung kami memang masuk di kelas khusus mahasiswainternasional. Professor menanyakan adakah tempat yang ingin kami kunjungi. Akuberkata ke gunung Alisan dan beliau berkata itu terlalu jauh. Temanku berkataingin melihat salju dan beliau berkata tempat untuk melihat salju harus keTaipei dan itu memakan waktu yang sangat jauh. Kalau kamu ingin melihat saljuberdoa saja kepada Tuhan mu semoga gunung yang dekat kota Chiayi ini turunsalju musim dingin ini dan kalau tidak kamu bisa membuka frezer dan melihatsalju didalamnya, dia bercanda membuat kami terbahak-bahak.
            Hari ini (25/9) kami masuk kelas “Research On Learning Psychology” professor kami ini juga sangat baik, ku rasatidak ada professor yang tidak baik disini. Setelah berkenalan kami berbincangmengenai berbagai hal diantaranya kampong halaman kami, dan apa yang akan kamilakukan disini. Karena kemarin aku baru membaca tulisan bang Rinto mengenaikurikulum maka aku bertanya kepada profesorku mengenai kurikulum di Taiwan.Yang ku tangkap beliau mengatakan bahwa kurikulum di Taiwan sudah 10 tahuntidak diganti. Mereka mengadopsi dari kurikulum AS dan menerapkannya di Taiwan.
“Is that working in Taiwan? “ begitu pertanyaanku. Dan beliau menjawab semuanyaberjalan dengan baik. Beliau juga berkata mengubah kurikulum perlu pertimbanganyang matang karena guru harus beradaptasi dengan kurikulum yang baru dimanasemua membutuhkan waktu.
Professormenawarkan makan siang untuk minggu depan dan minggu keempat kami harusmenyediakan makanan Indonesia. Professor berkata dia juga harus tahu mengenai kultur Indonesia.
Professormengajak kami ke laboratorium pribadinya dan mengijinkan kami mencoba mesinpendeteksi. Dengan mesin itu kalau ada beberapa barang yang disedikan akansegera terdeteksi barang mana yang akan kita inginkan yang ditangkap sensormelalui seberapa lama waktu kita memandangi barang tersebut. Profesor memangsangat baik, bahkan dia mengirimkan email kepada kami yang mengatakan diasenang bertemu dengan kami. Alamak tidak pernah ku temukan perlakuan sebaikini. Tadinya aku berpikir mungkin karena aku orang asing. Ternyata tidak untukmahasiswanya yang penduduk local juga dia sangat baik.
            Aku juga bertemu dengan pembimbingsementaraku disini dan dia juga sangat baik. Dia mengatakan agar kami tidakperlu khawatir selama disini dan berharap kami bisa menyelesaikan master kamidalam waktu 2 tahun.
Sonice then, this is my story, see you next chapter….

Good bye September 30

It is really nice to write a note again.I want to talk about my days in Chiayi County. I have told you about the three professors who taught in my class, thenI also have a professor in Chinese class, she will teach us about Chineselanguage. First time learning Chinese is interesting but quite difficult. Justimagine you have to learn about ABC’s again. You have to read “B” as a “Pe” ,“P” as a “ phe” and the other, I really bad when I am pronouncing  “ Zh, Ch, Sh “. I can distinguish these threeletters.  Then you have to use tones, andI still confused practicing tones.  Ithink I will get bad score in Chinese class. I love Chinese letter, I foundthat Chinese language and letter are so beautiful. If someday I will be good atChinese I will write my diary in Chinese. And also it’s so lovely to hearChinese language.
We take Chinese class every Friday at10.00 A.M in Lantan Campus it is about 40 minutes taking bus from Minshiungcampus. Our campus already prepared a bus for us and the driver will pick usevery 09.10 A.M or be leaved if we late.
AfterChinese class we have to take “Learning Strategies” course. Our professor is agood professor and a little bit serious. Actually all of our professor is kind,humble,good and really care for us. Even our vice president, I and April methim accidently last Thursday, and my God he is just so humble for us.
            Then in last Friday we attended ISAfirst meeting and sang Indonesian song there. We ate Indonesian food and thatwas for the first time after one week arrived in Taiwan. NCYU have a lot ofInternational Students from Indonesia, French, Turkey, Vietnam, Thailand, Peruand Mongolia. Actually so many foreign students here but some of them takeoverseas, some of Indonesian student also enrolled as overseas student.
Istill don’t know how to ride bicycle and its make me a little bit worry becauseI have to inconvenience my friend especially Misi. She always gets a ride forme and it’s disturbing me a lot even though I already sing all along the road.
            Every Sunday the Baptist church willpick up us. And last Sunday they prepare 2 preachers one in Chinese and one inEnglish. Actually I enjoy the worship even thought I didn’t really get whatthey said. I just made my own worship and pray. After the Sunday service endedwe took lunch together. It’s really good to be at this community feels like I’mhome when I come to this church. The church already prepares a special Sundayservice for us to the next weeks. It will be full in English and we will takedifferent room, the Chinese service is in upstairs and ours will be held indownstairs.
             And, about dormitory, I already wrote it in mylast note, I have 2 Taiwanese friends both of them have the first name from “J”.I will not write their name here, that is privacy right?
Theyare so kind, nice and humble, one of them can speak English clearly but theother one, we have to use Google translate. But we enjoy that.
Justnow we back from Chiayi Night Market. Misi Got ride for me, it is good and funspending my time in back then I can sing a song for my driver. Actually we justusing bicycle to train station then we buy ticket round trip to Chiayi, if wejust buy 1 trip we have to pay 15 NTD but if we take for round trip we justneed to pay 28, that means we saving 2 NTD.
Actuallyour Taiwanese friend also didn’t know where to go, she tought that we know thatnight market because we said that we ever visit Chiayi City (we live inMinshiung Township). But that is not a problem because she can speak Taiwanese;if she doesn’t then we get trouble.
MyIndonesian friend say that this city is not big, but I think Chiayi is a bigcity compares to Medan. There are so many things that I adore in this city,first the is no rubbish here, Taiwan people have their own responsibility tothis city, so Chiayi is a clean city. Second, I never meet parking man here andI never here the klaxon or driver shouted to the other driver. So even thoughtthis is a big city (for me) there is no noisy. There are so many good thingshere.
            In night market we try Taiwanesefood, but maybe some of them not suitable yet with our taste. Indonesian,especially Bataknese love spicy and salty food, we even love to eat chili. My Taiwanesefriend ask me “ Are you full ?”
“I am a truly Indonesian and Bataknese, It’s hard to say we are full withouteating rice “
Thereis so much things I want to write here, I’ll write about that in the next time.I have to prepare my class for tomorrow, and it is late already..

Welcoming Trip Welcoming heart

                ISA and our campus prepared welcoming trip for new students. And today is the day. The bus picked up us at 09.10, when they say 09.10, it must be 09.10. From Minshiung we are going to pick some students from Jinde dorm. Students in Jinde dorm mostly take MTM and business and some economics courses (I think). It needs around 15 minutes taking bus to Jinde. I think that w
e have to pick up students from Lantan campus, but I was wrong, they have their own bus. So today we visited Xingang and Bantaoyao. Actually I just visited Bantaoyao last Wednesday with friends and our professor. So I was a little bit not curious about this trip.
            Xinggang Township is one of 18 townships in Chiayi County. Xinggang is about in the west of Minshoung township, where we live in (I’m not sure about direction; I’m notgood at it). We arrived in Xinggang The Incense arts cultural park around 10.00PM or before. Xinggang The Incense Arts Cultural Park is the place that represent the way to make Incense for Buddhism or Taoism to pray. Actually inthis trip my Taiwanese buddy, Yuki also go with me. Yuki told me a lot  of things a long this trip. In Xinggang we saw many things such as how the incense is made, saw the statue of Gods (Yukisaid that Taoism and Buddhism share the same Gods).
They also sell some products just like soap, perfume, incense, bracelet, key chains and more.
We finished our trip in Xinggang at11.00 A.M then we continue our trip to Bantaoyao.

             Bantaoyao Craft Studio, I visited this placelast Wednesday. We started our trip here with lunch. Then we have free time sowe can go anywhere but have to come back at 01.30 P.M. me and my friends go around then looking for a good spot to take some photos. In Bantaoyao you can see a big fish maybe some of the fish are koi fish (I’m not sure about the ”koi” in English),the other fish, I’m not sure about that fish I think that is goldfish brother of tilapia fish in Toba lake. When Bataknese see that fish maybe all we want to do is to put them in to the griddle, put some “ andaliman”, then we can make “arsik” or “ naniura”. But koi fish is not for consuming.
            Afterwards we have painting class. I thought they will give me a ceramics plate then I can paint it. I already made a concept in my mind that I will write a message that I am accepted from my mother last week, “ How are you ? “ that is the most romantic words in this world for me right now. I also want to paint my home with hills in the west. A great concept but that concept is just concept when they gave m ea plywood and a small ceramics.
But I’m not that sad. I made a new concept;I made my home from that small ceramics. My home is painted with blue, and then I made a blue ceramics, one door and two windows. Actually I just have one window in façade of my house but I put 2 windows because every time I draw ahouse I always make 2 windows. My ceramics work is not so good but I can’t say that is bad because everybody has its own judge, my father will say that isgreat. So I have my own house just the same like in my village.
            There after we visited museum. It was talking about when Bantaoyao established, statue about 8 gods that crossed the sea with Mazu god (Yuki said that She praise Mazu and respect the other). She said that mostly everybody has one God the most and respect the other gods, because they have gods. Here, peacock has a good meaning. In my country when I was a kid, I told Yuki, peacock has bad meaning because peacock is beautiful then it became symbolize vanity or snobbery.
I really admire how this little city has Bantaoyao. How this museum exist and how they represent their culture. It is so beautiful and inspire.
            Ah my buddy, Yuki. She has a long hair with bangs, I also have bangs. Yuki always speak slowly and softly than me (of course). I told her that Bataknese always speak loudly,people think that we are angry anytime but we are not angry it is just dialectfor us. Yuki told me many things today. She will go back to Tainan right afterwe arrived in Minshiung.
It is so good to have this trip today. Wecan learn Taiwanese culture and we can practice our creativity. I’m not sure about this writing, I just try to make recall memories in words because I’m notgood both of in Photos or ceramics. Thank you every one.


Well Coming Trip

Hari ini adalah hari sabtu. Hari sabtu adalah hari yang selalu ku tunggu karena besoknya hari minggu. Oke hari ini ISA (organisasi mahasiswa internasional)mengadakan “ welcoming trip “ untuk penyambutan mahasiswa baru. Kami mahasiswa baru, mahasiswa yang tidak baru dan teman Taiwan kami akan mengunjungi Xinggang dan Bantaoyao. Kakak Puan sudah pernah berpesan agar ketika dikatakan dijemput jam 09.10 datanglah jam 09. Tetapi berhubung sudah mendarah daging kebiasaan terlambatnya kami tetapi dating jam 09.10 ke “ administration building” yang hanya berjarak kurang dari 100 meter dari depan asrama kami (kamar kami dilantai 3).
            Di bus yang besar ini sudah ada teman Indonesia yang lain dan buddy (teman Taiwan)kami. Perkenalkan nama buddy ku Yuki Lin. Mahasiswa “ Foreign Language” tahun ketiga. Setelah semua orang yang tinggal di Minshiung lengkap kami menuju asrama Jinde. Asrama Jinde dihuni oleh mahasiswa bisnis, manajemen tourisme,ekonomi dan saudara-saudaranya. Waktu yang dibutuhkan dari asrama Minshiung ke Jinde sekitar 20-30 menit tergantung kecepatan mobilnya. Tadinya aku berpikir dari Jinde kami akan ke Lantan lagi menjemput mahasiswa lainnya, ternyata mereka naik bus yang berbeda. Kami langsung menuju Xinggang.
            Xinggang Township (kota kecil) adalah salah satu dari 18 kota yang ada di Chiayi. Xinggang berada di Barat atau Barat Daya Minshiung (nggak pintar aku lihat arah). Tempat yang kami kunjungi adalah “ Xinggang The Incense Arts Cultural Park “, tempat pembuatan dupa untuk berdoa bagi umat Buddha dan Taoisme. Kami melihat bagaimana pembuatan dupa yang selama ini kami lihat hanya yang sudah jadi.
Kami masuk ke dalam bangunan dan melihat ada banyak patung-patung tuhan untuk umat Buddha dan Tao atau mungkin juga umat lain. Di dalam bangunan juga ada pohon yang sudah berusia 15 tahun tapi seperti pohon durian yang masih berusia 2 tahun, mungkin kalau itu pohon durian sudah berbuah itu.
            Masuk ke ruangan yang berbeda ada berbagai macam rempah-rempah yang sebagian ku kenal diantaranya ketumbar, lainnya aku tidak tahu, yang pasti tidak ada andaliman disini.
Ke sekat yang berbeda lagi ada kayu-kayu yang sudah agak tua tetapi kayu-kayu ditata dengan baik sehingga tampak cantik.Selain museum, ditempat ini ada juga tempat membeli barang-barang yang mereka produksi sendiri, diantaranya : sabun, sampo, parfum, gelang, gantungan kunci dan hiasan lainnya. Selanjutnya Yuki membawa kami ke sebuah ruangan yang menurut Yuki adalah representasi ruangan dinasti Song. Kami bisa duduk di kursi yang sering ku lihat di TV dan mengambil foto.

            Dari Xinggang kami ke Bantaoyao Craft Studio yang juga berada di Xinggang Township. Sebenarnya aku sudah mengunjungi Bantaoyao ini hari Rabu yang lalu. Berhubung kami adalah mahasiswa internasional dan mengambil kelas internasional maka kami mendapat mata kuliah “ Taiwan Culture”. Professor mengajak kami ke Bantaoyao Rabu lalu.
Acara pertama di Bantaoyao adalah makan siang. Makanan yang kami pesan adalah Beef (daging sapi).Tetapi daging sapi yang dimasak bagaimana aku tidak tahu.
Setelah makanan datang ternyata mereka menyajikannya di hotpot. Daging sapi dipotong tipis lalu digulung dan disajikan di wadah dari tanah liat lalu dibawa tanah liat ada tungku kecil. Jadilah makanan yang dimasak di meja, daging sapinya masih baru dikeluarkan dari kulkas. Aku tidak pernah memakan makanan seperti ini, makanan yang ku makan selama ini adalahmakanan yang sudah dipastikan matang dan terlalu matang.
Selain daging sapi yang belum matang itu, dihadapanku juga ada nasi dengan taburan wijen hitam (iyakah?), sayuran yang juga mentah, kol, kol ungu, irisan bawang, disi
ram lemon, dan di wadah kecil ada rumput laut (Yuki yang bilang) dan irisan wortel tipis dan memanjang.Di mangkuk kecil ada sup yang berisi kerang kecil. Setelah berdoa agar diberikan kesanggupan membantai makanan ini aku mulai makan, menggunakan sumpit,ini juga tantangan.
            Nasi masih aman untukku. Aku makan nasi dengan sup menunggu daging sapi ku matang,ku bolak balik biar cepat matang dan bisa ku dinginkan, soalnya selain tidak bisa memakan daging yang mentah aku juga tidak bisa memakan makanan yang panas. Sambil sibuk memakan nasi campur sup, bergantianlah tanganku ini memegang sumpit dan sendok sup, aku membolak-balikkan dagingnya. Makanan ini sebenarnya  kurang memenuhi standarku sebagai orang Indonesia, orang Medan, orang Batak pula. Aku cinta makanan yang menantang kepedasan dan keasinannya.

            Makan siang selesai. Aku berhasil membantai semua daging, jamur, semua kol dan sayuran mentah, sop, kerang, tapi kalau bawang yang mirip bawang Bombay ini tidak bisa ku makan. Aku juga tidak makan rumput lautnya. I am totally full.
Setelah itu kami mendapatkan sekitar 30menit waktu bebas, aku dan buddy beserta teman dari Medan mencari tempat yang cocok untuk berfoto. Setelah itu kami berkumpul lagi untuk membuat prakarya. Tadinya aku berharap mereka akan memberikan piringan keramik dan aku bisa melukis. Aku memang bukan pelukis yang baik bahkan gambarku masih seperti gambar anak SD. Tapi untuk kali ini aku ingin melukis rumahku dan menuliskan kata-kata yang di sms mamakku minggu lalu.
Jauh dari rumah dan dari negaraku membuatku menggeser kata “ I love you “ dari daftar kata paling romantis didunia menjadi “ How are you ?”. kata “ How are you ?” menjadi kata yang paling ingin ku dengar di dunia ini. Aku sudah membuat konsep di pikiranku aku akan melukis rumahku yang berwarna biru dengan perbukitan di sebelah barat, yang kalau matahari terbenam menyisakan guratan jingga yang masuk melalui celah bukit. Ah konsepnya mantap. Konsep itu hancur lebur ketika mereka memberiku keramik kecil dan papan tipis. Kami akan membuat karya dengan keramik itu.
            Aku tetap ingin membuat gambar rumahku. Maka ku cari keramik dengan warna biru karena rumahku berwarna biru. Ku potong keramik menjadi kecil untuk atap sampai tanganku bengkak (aku baru sadar setelah selesai). Sepanjang membuat karya itu aku hanya memikirkan rumahku. Setelah aku menyelesaikan karyaku, ku serahkan kepada petugasnya untuk dilumuri lem dan dikeringkan.

            Setelah selesai dengan keramik kami menuju museum. Di museum itu kami melihat banyak patung diantaranya patung 8 dewa yang menyeberangi lautan. Yuki mengatakan bahwa dia menyembah dewa Mazu yang merupakan dewa laut. Taoisme dan Buddha menyembah beberapa atau mungkin dewa yang sama. Di museum kami juga melihat benda-benda tua seperti sepeda, tempat duduk bayi yang berasal dari rotan. Selain itu ada juga tata cara membuat patung.

            Satu hal yang paling menggoda disini adalah ada banyak ikan. Sebagian ikan itu ikan koi tetapi aku tidak yakin dengan ikan yang lainnya. Nah kalau orang Batak melihat ikan ini pengennya dimasukkan ke kuali dan ditambahi andaliman dan kawan kawan untuk segera ditransformasikan menjadi arsik atau naniura. Sayangnya ikan ini bukan untuk konsumsi. Ikan ini perlambang keberuntungan untuk penduduk disini.
            Sekian perjalananku dari Xinggang dan Bantaoyao. Kabarku baik-baik saja dan aku senang disini.

-R-