Senin, 01 Juni 2015

Belajar Dari Negara Kecil Bernama Taiwan

30 Maret 2015 pukul 0:26
Taiwan benar- benar negara yang membuat siapa saja yang datang betah dengan segala kenyamanan yang ditawarkan. Taiwan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai serta berkualitas. Hal ini penulis lihat bahkan di hari pertama menginjakkan kaki di Taiwan. Di hari pertama tiba di Taiwan penulis harus tidur di bandara Internasional Taoyuan. Di bandara tersedia kamar mandi yang bersih, air siap minum, sofa yang bisa digunakan untuk tidur serta tempat men-charge perangkat elektronik seperti handphone. Perlengkapan umum yang  penulis lihat di bandara Internasional Kuala Namu yang megah masih kurang dibandingkan dengan bandara Internasional Taoyuan. Mari sejenak berkenalan dengan Taiwan.
Sarana Trasnportasi
Jangan harap melihat kesemrawutan di Taiwan walaupun professorku mengatakan bahwa di Taipei masih ada macet namun sepanjang di Taiwan penulis tidak pernah merasakan kemacetan. Jalanan di Taiwan sangat mulus dan luas. Tidak ada antrian kendaraan. Tidak ada klakson di jalanan. Tidak ada kendaraan yang saling menyalip dan tentunya jalanan di Taiwan bersih. Taiwan juga sangat ramah terhadap pengendara sepeda dan pejalan kaki. Jalan dibagi menjadi tiga jalur yakni jalur mobil, sepeda motor dan sepeda. Dan lagi-lagi kedisiplinan warga Taiwan sangat pantas diacungi jempol. Bayangkan saja hanya garis putih yang membatasi setiap jalur tetapi setiap pengendara menghormati hak masing – masing dan tidak ada mobil yang melintasi jalur sepeda motor atau sebaliknya. Coba bandingkan dengan yang terjadi di Jakarta, mobil, sepeda motor bahkan penduduk sendiri sering melintasi jalur transjakarta yang notabene memang hanya diperuntukkan bagi bus transjakarta, alhasil tindakan ini sampai menelan korban nyawa.
Taiwan menyediakan berbagai sarana transportasi umum seperti bus dan kereta api. Bus yang disediakan adalah bus yang bersih dan nyaman untuk digunakan. Tidak pernah penulis menemukan ada penumpang yang berdesakan di bus. Ini karena pemerintah Taiwan menyediakan bus yang sesuai dengan jumlah penduduk. Selain itu Taiwan juga menyediakan kereta api dan tidak ada penumpang yang berdesakan di kereta api. Lagi-lagi Taiwan sangat memanjakan warganya.
Taiwan sangat ramah terhadap kaum berkebutuhan khusus
Ya. Taiwan sangat peduli terhadap warganya baik lansia maupun difabel. Di kereta api akan ditemukan priority seat yang diperuntukkan bagi penumpang yang membutuhkan perhatian khusus seperti wanita hamil, lansia, buta dan lainnya. Dan tak sedikit warga yang sangat peduli dengan orang-orang berkebutuhan khusus. Bahkan walaupun tidak ada yang menggunakan “ priority seat “ ada beberapa warga yang tidak mau duduk di priority seat dan memilih berdiri di kereta api. Sebuah sikap yang patut ditiru dari masyarakat Taiwan.
Masih di kereta api, petugas kereta api sangat bertanggungjawab dan berdedikasi terhadap tugasnya. Petugas dengan sigap mengantarkan penumpang buta atau membantu pengguna kursi roda. Jadi di Taiwan akan biasa rasanya melihat pengguna kursi roda atau kaum difabel lain yang beraktifitas sendiri tanpa takut kesulitan. Itu karena Taiwan memperlakukan kaum difabel dan orang berkebutuhan khusus lainnya dengan baik.
Di lift, kita juga akan mudah menjumpai tombol yang disesuaikan dengan pengguna kursi roda, sehingga memudahkan mereka menggunakan lift ketika tidak ada yang mendampingi. Selain itu di Taiwan tersedia kendaraan yang diperuntukkan bagi orang yang kesulitan berjalan, kendaraan mirip sepeda motor tetapi didesain sedemikian rupa sehingga nyaman di gunakan dan aman. Maka kekurangan fisik tidak pernah menjadi hambatan bagi masyarakat Taiwan untuk beraktivitas seperti orang normal lainnya.
Bagaimana dengan pendidikan Taiwan ???
Pendidikan di Taiwan banyak mengadaptasi sistem pendidikan Amerika Serikat. Taiwan menggunakan kurikulum yang tidak berubah lebih dari 10 tahun yang lalu. Bayangkan dengan berapa kali kurikulum di Indonesia berubah dalam 10 tahun ini. Dosen penulis berpendapat bahwa perubahan kurikulum akan memberikan dampak yang serius bukan saja bagi siswa tetapi juga bagi guru. Memang benar bahwa perubahan kurikulum seharusnya dipikirkan secara matang. Hal ini karena baik guru maupun siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk beradaptasi dengan kurikulum yang baru. Belum lagi menyediakan sarana dan prasarana penunjang diterapkannya kurikulum yang baru seperti buku.
Taiwan memiliki banyak universitas baik negeri maupun swasta. Fasilitas pendidikan di Taiwan juga sangat bagus. Di kampus tempat penulis menuntut ilmu, universitas menyediakan banyak fasilitas umum seperti perpustakaan, sarana olahraga, asrama dan juga sarana rekreasi seperti kolam dengan taman yang bisa dipergunakan untuk rekreasi dari kepenatan belajar. Perpustakaan di kampus menyediakan banyak tempat untuk belajar. Bahkan study room bisa digunakan selama 24 jam. Jadi hal yang umum di kampus ini melihat mahasiswa masih berada di perpustakaan diatas jam 12 malam. Kampus juga menyediakan air minum, lampu belajar dan tentunya meja belajar. Fasilitas sederhana namun mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar.
Taiwan adalah negara kecil yang bahkan masih kalah dengan luas Pulau Bali. Namun seperti pepatah yang mengatakan kecil – kecil cabe rawit, biar kecil tetapi menggigit. Taiwan adalah cabe rawit bagi benua Asia. Walaupun kecil namun bisa memberikan pengaruhnya bagi dunia luar. Mungkin Indonesia bisa belajar dari negara kecil bernama Taiwan. Tidak ada salahnya belajar dari “ adik-adik” bukan ? Aku sangat berharap Indonesia bisa mengadaptasi hal-hal baik dari Pulau Formosa ini. Semoga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar