Senin, 01 Juni 2015

Dear Ade

Dear Ade

23 Februari 2015 pukul 21:58
Dear Ade,
Maaf aku menggunakan namamu. Namamu singkat dan mudah diingat. Lagipula mungkin karena kau baru saja bergabung dikontak BBM ku yang memang kuperuntukkan hanya untuk orang yang mengenalku secara personal saja, facebook sudah terlalu asing untukku. Dan lagipula (lagi)kau mengatakan merindukanku, semoga itu dari hatimu yang paling dalam.
Aku sering mengintip facebook beberapa teman (termasuk dirimu) yang sedang mengabdi di Papua. Rasanya menyenangkan melihat kalian begitu menikmati kehidupan di wilayah paling timur Indonesia.Temanku mengatakan mungkin kalian juga iri dengan beberapa orang mahasiswa Sumatra Utara yang sedang menuntut ilmu di Taiwan (Iri yang kita bicarakan adalah hal yang baik J). Aku ingin sekali ke Papua untuk mengajar dan mungkin kalian juga sangat ingin ke Taiwan untuk belajar.
            Beberapa kali aku mengutarakan keinginanku untuk ke Papua entah kepada orang tuaku,teman-teman bahkan orang asing. Aku sangat ingin kesana, entah ini karena iriatau memang niat dari hatiku. Aku selalu tertegun melihat status kalian yang memamerkan keseruan di Tanah Papua. Aku juga menyempatkan diriku untuk melihat tayangan “ Indonesia Bagus” di youtube. Ternyata ada banyak generasi muda yang sangat antusias untuk memajukan bangsa ini. Ku lihat mereka meninggalkan kenyamanan dan memulai karya nyata dengan mengajar ke daerah tertinggal di Indonesia.
            Ini juga yang memotivasiku, aku juga ingin suatu saat nanti berkesempatan untuk mengajar di daerah tertinggal. Aku juga terkadang bingung dengan kategori tertinggal. Jika kategori tertinggal adalah sekolah dengan guru yang tidak memadai maka di kampung halamanku juga akan digolongkan tertinggal. Setahuku mereka tidak memiliki guru bahasa Inggris dan fasilitas disana juga tidak memadai.
Ade kau tahu, guru disini, guru SDmereka S2, guru SMP bahasa Inggris belajar bahasa Inggris ke Amerika, walaupun bukan ke Inggris langsung tetapi itu lebih baik setidaknya orang Amerika juga native. Professor yang juga adviser-kuberkata bahwa memang ada gerakan yang mendorong anak-anak ini belajar bahasa Inggris dan pemerintah juga merekomendasikan. Walau bahasa Inggris belum terlalu familiar disini khususnya di kota tempatku tinggal tetapi setidaknya mereka sedang mengusahakan untuk memperbaiki tingkat penguasaan bahasa Inggris.Bahasa memang sangat penting. Bahasa. Menguasai banyak bahasa akan memudahkanmu diterima dikehidupan manapun.
Ade, bagaimana kabar di Papua ?
Aku tahu mungkin kau sudah mempunyai banyak cerita lucu, menyentuh, menyenangkan, mengapa tidak kau tuangkan itu kedalam tulisan? Yakinlah pasti akan banyak orang yang terinsirasi dengan kisahmu. Sebagai orang yang sudah mengenyam pendidikan memang sudah seharusnya kita membagikannya. Kalau kata professor ku dengan mengajar di tempat terpencil berarti kau sudah membuka kesempatan bagi orang lain untuk mengecap pendidikan(Aku menceritakan SM3T ini kepada profesorku). Dan kata beliau lagi, ini juga salah satu bentuk keadilan sosial.
            Ade,aku tahu mungkin akses mendapatkan informasi di Papua agak sulit tetapi tahukah kau insiden penembakan di Prancis? Kalau kau tidak tahu, aku hanya memberitahumu ada penembakan di Prancis yang menewaskan belasan orang. Aku hanya mengaitkannya berhubungan dengan tugas kita sebagai guru. Kau ajarkanlah anak-anak itu tentang kebebasan berekspresi, toleransi dan penghargaan kepada orang lain dan menjunjung tinggi hak dasar manusia : hak untuk hidup.
Aku tidak tahu apakah karena dunia sudah tanpa sekat, belakangan ini banyak kabar yang menggetarkan hati. Aku pernah menonton sebuah serial dimana seorang tuan putri bertanya kepada pengawalnya tentang “ make a wish “ sebelum pengawal menjawab tuan putri berkata, “ apakah kau berdoa untuk kedamaian dunia ? itu adalah doaorang naïf  “ si pengawal tersinggung dan berkata, “ tugasku adalah memastikan kenyamanan seseorang tentu saja aku mendoakan kedamaian dunia “. AKu tidak pernah berdoa untuk keamanan dunia,tidak pernah sekalipun karena bagiku itu terlalu tidak nyata, aku bahkan tidakbisa membayangkan dunia ini aman, aku tidak bisa membayangkannya. Sejak kecil aku membaca Koran dan tidak sekalipun aku menemukan Koran tanpa ada kabar yangmembuat hatiku bergetar. Aku bahkan besar dengan kabar mengenai perang di Afganishtan, mulai awal sampai akhir, sampai Amerika menarik pasukannya dari Afganishtan.Tetapi sepertinya aku membatasi kuasa Tuhan dan apa salahnya permintaan? Iyakan ?
Minggu kemarin seseorang membawakan doa syafaat dan berdoa untuk kedamaian di dunia dan akuterhenyak. Aku bahkan tidak bisa memikirkannya. Ku temukan diriku selama ini terlalu egois bahkan untuk urusan doa.
Aku akan berdoa untuk kedamaian dunia.Aku memikirkan bagaimana rasanya hidup di daerah konflik dan aku tidak bisa membayangkannya. Aku akan memulainya
Tentang siswamu,mungkin kau baru mengajarkan mereka mengenal huruf, angka dan hal-hal lain yang sering kita ukur dengan angka. Tetapi jangan lupa kau mengajarkan mereka mengenai karakter. Aku tahu murid-muridmu adalah anak-anak yang manis yang mencintai kedamaian. Kau pasti bangga memiliki siswa seperti mereka dan mereka bangga memanggilmu ibu guru.

Begitu ceritaku dari 3171 KM dari Medan dari sekitar
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar