“ Dunia akan selalu
bersinar tanpa lampu buatan James Watt, cintalah yang membuat dunia ini
bersinar dan semakin indah, all we need is love...” R LG
Rasanya tidak enak
membicarakan sebuah kehidupan tanpa ada cinta didalamnya, itu seperti
membicarakan kehidupan Soekarno tanpa istri ataupun gundik-gundiknya, bagaikan menginjakkan
kaki di kota Medan tanpa singgah di Polonia atau mengunjungi Paris tanpa bercengkrama
ditepi sungai Seine sambil mengamati keindahan menara Eifel...
Cinta selalu
menjadi trending topic di dunia ini,
baik itu cinta erros, cinta monyet,cinta filia,atau cinta apapun itu, yang
penting cinta. Dan aku bukan manusia yang mati rasa yang tidak mengenal apa itu
cinta. Aku bukan manusia membosankan yang tidak memiliki kisah cinta, walaupun
kisah cintaku tragis yang bahkan dikalahkan oleh CINTA FITRI DENGAN 7 SESSION
SEDANGKAN KISAH CINTAKU TAMAT HANYA DALAM HITUNGAN JARI, hitungan 10 orang jari tangan dan kaki.. dan kebanyakan adalah cinta sepihak yang
malang. Kalau Raditya Dika mengatakan alasan orang jomblo adalah karena mereka
TERLALU ASYIK JATUH CINTA SENDIRIAN, maka jika ada yang menanyakan mengapa aku
masih single maka jawabanku adalah :
Aku selalu
menyukai orang yang tidak menyukaiku, dan aku selalu tidak menyukai atau
mencoba menyukai orang yang menyukai ku, sangat simpel kan?
Aku pertama kali
melihatnya ketika di Serbaguna pada waktu MOS. Dia sedang berdiri tidak lebih
dari 20 meter didepanku . Dari lantai 2 aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Lelaki berambut lurus dengan kaca mata Alvin di filem Alvin and the chipmunks, aku sedang mengamatinya. Tetapi tentu saja
dia sedang tidak melihat kearahku. Dia sedang asyik menikmati perform dari sebuah klub musik. Aku
tidak tahu musik jenis apa itu, gendang yang cukup besar dipukul sekuat tenaga,
mereka melakukannya sambil menggerakkan badannya, kalau tidak salah itu sebuah
kesenian yang tenar dikalangan anak muda Jepang.
Aku sangat menikmati penampilan mahasiswa yang
sangat energic itu, terlebih dengan suguhan spesial didepan mataku, seperti
duduk ditepi danau Toba, dengan laptop dikaki bersiap menulis cerita, sesekali
memandang air yang bergerak perlahan, ditemani angin yang sepoi-sepoi, tak lupa
Kenny G memainkan musik Forever in love
nya.. atau bagaimana kalau aku sekalian memanggil Sarah Brighman dan Josh
Groban untuk menyanyikan lagu yang sangat ku sukai THERE FOR ME... aku
berencana menyanyikannya di pernikahanku beberapa tahun yang akan
datang..(asekk....)
Aku tidak
mengenalnya, aku baru saja melihatnya, baru kali ini dan baru hari ini
maksudku. Aku tidak tahu namanya, aku tidak tahu dia suku apa, atau agama apa.
Aku hanya menyukainya, dari ribuan manusia dengan perbandingan perempuan dan
laki laki 1 : 3. Maka hanya dia yang ku sukai. Sepertinya aku akan menghabiskan
hari ini dengan mengamati dia, lebih baik dari pada aku harus kesal dengan
ospek hari ini. Pasti ini yang dirasakan James Blunt ketika dia menciptakan
lagu “You’re Beautiful” nya itu, sayangnya mahluk yang sedang ku lihat
didepanku ini tidak cantik, He’s good looking. Temanku bilang dia tidak
ganteng, ah aku tidak yakin dengan jawabannya soalnya dia bilang Siwon juga
nggak ganteng jadi kemungkinan matanya udah katarak.
Sepertinya Tuhan memberikan satu alasan untuk tinggal
disini.
Beberapa hari setelah itu aku selalu
mencarinya, saat didalam kelas mataku selalu keluar berharap akan menemukan
wajahnya. Penjelasan dosen mengenai fungsi – fungsi manajemen pun tidak ku
dengarkan lagi. Aku sering berdiri di
lantai dua dan mengamati kelantai satu. Dan ketika ku temukan lelaki berkaca
mata Alvin and The chipmunks itu maka aku akan tersenyum. Dan aku akan mengamatinya
sampai dia benar – benar tidak akan tampak lagi didepanku atau saat dosen sudah
datang.
Tak lama aku berkenalan dengannya..
Aku menyukainya, aku sangat menyukainya, sungguh aku sangat menyukainya. Aku
menyukai senyumannya, aku suka saat dia berbicara dan menyampaikan argumennya.
Aku juga suka saat dia tertawa ketika aku dan beberapa temanku menghabiskan
waktu dengan menonton filmAlvin and the Chipmunks dengan nya. Ketika dia asyik
mengamati polah Alvin dan Theodore si gendut maka aku sedang asyik mengamati
wajahnya. Dia sangat lucu.
Aku bisa merasa
tenang didekatnya, aku tidak tahu mengapa. Aku tidak merasakan jantungku dag
dig dup, aku tidak merasakan dadaku sesak seperti balon udara yang seakan mau
meledak. Aku bisa duduk tenang disampingnya, berbicara dengannya, berdebat dan
tersenyum. Aku tidak seperti Andrea
Hirata yang merasakan dunia berputar saat dia bersama Aling, aku juga tidak
mendengar bunyi musik seperti di filem India saat aku berada disekitarnya.
Dunia masih berjalan normal, matahari masih tetap panas menyengat dan hujan,
tetap saja hujan, akan membuat basah. Namun hari memang menyenangkan.
“ benaran suka sama
dia ? “ aku mengangguk. Dia tidak yakin, tidak ada satupun temanku yang yakin
kalau lelaki itu benar-benar membuatku gila. Aku menyukainnya, dia bagaikan
Katya Kristanaema, mahasiswa Jerman yang sangat cantik untuk Andrea Hirata dan
Gengnya.
“ memangnya kenapa?
“ tanyaku
“ kamu biasa aja
didekatnya. Ku rasa itu hanya kagum aja.”
Begh... jadi
maksudnya aku harus mencak-mencak gitu?
Tetapi aku benar – benar gila
dibuatnya. Aku akan merasakan euforia ketika dia mengkomen status atau ketika
dia membalas komentarku di statusnya.
Suatu malam, dia
mengirimkanku sms, hujan, banjir dan aku tidak mempunyai pulsa. Tidak mungkin
aku membalas smsnya menggunakan handphone temanku, tidak, itu tidak etis.
Maka dengan keyakinan yang kuat, aku menembus hujan, aku
mencari counter dan berhasil mengisi pulsa di handphone ku, maka segeralah ku balas smsnya.
Dia benar – benar membuat hariku
sangat menyenangkan. Setiap malam aku tidak sabar menanti esok akan datang dan
aku akan melihatnya. Bahkan melihat gang rumanya pun aku tersenyum.
Aku menemukan satu fakta dalam diriku
dan juga dalam diri setiap orang ketika mereka sedang fall in love. Orang yang
jatuh cinta itu cenderung sangat sensitif. Kalau tiba-tiba bertemu dengannya
dijalan, maka dalam hati berkata,” sepertinya Tuhan meresetui perasaanku..”.
hingga pada akhirnya disadari ketika sedang menyukai seseorang orientasi hidup
terlalu tertuju padanya dan kita kehilangan kontrol atas diri sendiri.
Ketika sedang
menyukai seseoran maka kita akan selalu menemukan alasan untuk berkomunikasi
dengannya. Aku pernah membaca buku Lady in Waiting..(direkomendasikan untuk
semua orang, tidak memandang jenis kelamin, status apalagi strata sosial).
Dibuku itu aku menemukan gejala orang yang hatinya bukan lagi miliknya sendiri,
bukan juga milik Tuhan, melainkan milik awang-awang. Seharusnya seseorang itu
terlebih dahulu mencintai dirinya sendiri lalu kemudian orang lain. But i was
wrong at the time...
Nah kalau kamu lagi
jomblo sekarang berarti Tuhan menginginkan kamu lebih mencintai hidupmu dan
orang-orang disekitarmu, orang tua mu misalnya.
Hingga di awal Juli saat dia mengabarkan aku mendapat
beasiswa, dan untuk memastikan kebenarannya aku menyambangi kediamannya bersama
teman ku yang juga sahabatnya. Saat itu aku benar – benar senang, aku mendapat
beasiswa. Hingga ku dengar percakapan mereka dari ruang sebelah,
“ Aku udah nembak dia tapi belum ada jawaban..”
“ Minggu depan...” aku tertegun, aku masuk keruangan itu,
berpura – pura mengamati buku – buku yang berjejer di rak buku. Aku tidak
menangis. Tentu saja aku tidak menangis. Aku masih bisa menahannya.
Dan
pulang kerumah, aku pamit dengan senyuman yang hambar. Aku benar – benar patah
hati. Aku menceritakannya kepada sahabat dekatku, kak Meri. Dia tahu aku sangat
menyukai si Alvin and the Chipmunks.
Waktu berjalan, aku masih saja menyukai nya. Aku masih
saja tertegun ketika melihat wajahnya. Aku rasa aku masih menyukainya.
Hingga
suatu saat, kak Meri bercerita tentang dia. Mereka sedang dekat. Aku down, lagi
– lagi aku down. Undang – undang dalam hidupku, aku tidak akan menyukai pacar
temanku, mantan pacar temanku, mantan orang yang disukai temanku.
Aku menangis, inilah patah hatiku yang sebenarnya.
Aku memilih menyendiri, aku menaiki angkutan umum dan
menangis. Menatap keluar, membiarkan angin mempermainkan rambuku dan dalam
diamku, tanpa suara aku menangis, ku rasa orang yang di angkutan umum itu akan
mengerti aku sedang patah hati. Aku bukan korban sinetron, tentu saja tidak.
Aku hanya sangat sedih.
Aku bisa menerima dia dengan wanita manapun tetapi tidak
dengan temanku, NO BIG NO.
Waktu terus berjalan, aku mulai
melupakannya. Mengapa aku melupakannya? Mungkin benar kata temanku, aku hanya
mengaguminya. Aku sangat senang dengan lelaki yang pintar.
Apakah
aku menyesalinya?
Tidak.
Tentu saja tidak. Setidaknya aku mendapat inspirasi untuk menulis.
Cinta entah apapun itu, dulu aku
sangat malu membicarakan cinta, rasanya belum waktunya untukku, sekarang pun
aku masih malu. Tapi tunggu.. aku sudah 21 tahun, rasanya ini waktu yang tepat
untuk membicarakan cinta. Aku tidak tahu apakah kisah yang diatas itu cinta
atau kegilaan hati seorang mahasiswi error atau bagaimana, yang pasti, dunia
sangat menyenangkan waktu itu. Sekarang pun masih menyenangkan heheh...
Saranku, kalau patah hati sebaiknya
naik angkutan umum malam –malam, Medan cantik kalau malam hari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar