My Beautiful Part
Aku
pernah bahkan sering menginginkan menjadi orang yang berbeda. Terkadang bahkan
sering aku menginginkan agar aku terlahir di keluarga yang kaya. Andaikan aku
mempunyai orang tua yang mempunyai jabatan atau properti yang bisa ku
banggakan. Andaikan aku seperti beberapa orang temanku yang hidup dalam
kelimpahan. Aku sering memikirkan itu, terlalu sering bahkan. Aku memimpikan
hal hal yang besar kepada diriku. Hal-hal besar yang bisa membuatku dikenal
oleh orang banyak.
Suatu kali aku mendengar sebuah lagu
rohani yang tidak sengaja ku putar di laptopku.
Lagu yang menyentuh
sekaligus menghibur diriku. Lagu yang membuatku berkata iya, benar.
Pernah ku merasa
menginginkan semua
Segala yang ada
didalam dunia
Namun masih saja tak
cukup bagiku
Tanpa kau disana
Penuhi hati ini
Hingga satu masa ku
temukan bagian terindah
Kasih-Mu menyapa
mengisi kesunyian hidupku
Kau yang menopangku oh
Yesusku
Memberi arti hidupku
Ku sadari kau bagian
yang terindah
Aku memahaminya dalam hatiku. Mungkin
ada banyak hal yang akan menentukan kebahagian seseorang di dunia ini. Uang,
kekuasaa, kehormatan dan cinta dari manusia bisa membuat seseorang bahagia. Tapi
kebahagian itu adalah semu. Menjadi bahagia adalah berkat dari Tuhan. Dia tidak
datang dari sebuah benda yang dibuat oleh manusia.
Aku juga merasakan
jika Tuhan hadir aku merasakan kebahagiaan yang teramat luar biasa. Ada perasaan
menggelora dalam hatiku. Ada kerinduan yang mendalam untuk bertemu seseorang
yang ku panggil “Bapa di surga”.
Aku ingin sekali tetap merasakan
ini. Aku ingin tetap merasakannya setiap hari. Aku ingin tetap merasakan Tuhan
hadir dalam hidupku.
Imanku adalah iman
yang hadir dan tumbuh dalam orang tuaku dan Tuhan bermurah untuk mewariskan
iman itu lagi. Jika ada tokoh iman yang ingin ku teladani maka itu adalah kedua
orangtuaku. Alangkah bodohnya aku pernah memimpikan orang tua lain menjadi
orang tuaku. Alangkah bodohnya aku.