Dear Rani,
Salam sayang buat mu yang berada diNegeri Tao ming Tse dari ku di ufuk paling timur Indonesia.
Sebenarnya aku tidak begitu bisamerangkai kata untuk menjadi sebuah tulisan. Jadi jika pilihan kata yang kubuat tidak bisa memuaskan kerinduanmu akan Papua, Maafkan aku. Ini juga kutuliskan agar kau tahu bahwa aku disini baik baik saja, dan agar kau juga tidakpernah bosan mengirimiku tulisan tulisanmu. Saat ku katakan aku merindukantulisanmu, aku jujur. Apalagi tulisan tentang si “Mei”. Hahahah…. (ngakak pulakaku). Ops, oke baik ku lanjut saja.
Seperti yang kau tahu, akuditempatkan di Kabupaten Yahukimo, distrik Dekai, Provinsi Papua. Mungkin sudahbanyak cerita yang kau dengar tentang kota ini, mengingat kak melda juga pernahditempatkan di sini. Tapi aku akan menceritakan kota ini dari sisi pandangku.
Yahukimoberasal dari kata YAli, HUpla, KImyal, dan MOmuna. Itu nama- nama suku besar dikota ini. Keadaan suhu dikota ini tidak jauh berbeda dengan medan. PANAS.Katanya suhu disini malah bisa lebih panas dari yang kami rasakan sekarang.Semoga tidak terjadi. Penduduk kota ini sangat ramah. Mereka selalu menerapkansistem 3S, Senyum, Sapa, Salam.
Kami anak SM-3T yang ditempatkandisini ada 32 orang. Dan kami semua ditempatkan di satu distrik dan tidak disebar ke distrik terpencil. Jadi kami yang 32 orang berada dalam satu rumah.Bayangkan lah nang, betapa padatnya kami dirumah ini. Dulu sebelum ke Papua,cerita yang kami dapat bahwa di Papua air dan listrik sangat terbatas. Tapisyukurlah hal itu tidak kami alami. Kami difasilitasi sangat lengkap olehPemda. Rumah, listrik, air, peralatan memasak bahkan sampai kasur dan bantalpun diberikan. Jika sering diiklan di tivi, bahwa sumber air di Papua tidakada, itu hanya melebih - lebihkan nang. Di sini banyak kali ( sungai) yangairnya jernih.
Kami ditempatkan di sekolah yangberbeda-beda. Aku dan 15 teman lainya (termasuk kak Lenny Sitinjak-satukampungmu-) ditempatkan di Yayasan Kristen Anugrah Dekai. Ini sekolah yang barudibuka. Sistem pendidikan yang di rancang pun masih acak adul. Disekolah ini,kami harus menjalani peran ganda. Tidak hanya sebagai guru, tapi juga sebagaipegawai tata usaha, petugas kebersihan, bahkan kami pernah diminta untukmerancang kurikulum, silabus. Tapi jangan salah, kami disini mangajar tidakmenggunakan RPP. Aneh kan. Tapi itulah yang terjadi.
Di kota ini tidak ada angkutan umum,yang ada hanya ojek. Harganya lumayan mahal. Juga aku pribadi takut untukmencoba, melihat supirnya seram-seram… Dan karena itulah kami harus menempuhperjalanan sejauh Km dengan berjalan kaki. Tapi terkadang adamobil blakos (belakang kosong alias PickUp) yang mau berhenti dan mengangkutkami. Mungkin kalau diMedan, aku akan malu jika naik mobil blakos. Tapi disiniaku justru sangat senang. Kadang malah kami mau melambai lambaikan tangan jikaada mobil pribadi yang lewat. Mencoba keberuntungan siapa tau pemilik mobil maumengangkut kami. Hehheheh. Disini guru sangat dihargai. Saat berpapasan, merekaakan selalu menyapa kami. Dimana mana kami selalu dipanggil “ibu guru”. Sangatsenang mendengarnya.
Aku mengajar di SMK dengan siswaberjumlah 12 orang. Kau tau nang, sangat sulit bagiku untuk menerima kenyataanbahwa mereka dengan usia yang sudah belasan dan badan yang begitu besar masihbelum bisa membaca dan berhitung. Ada satu orang yang sudah bisa membaca tapijika ku suruh menulis dia sering mengurang atau menambah huruf dalam satukalimat. Mereka sering mengubah huruf ‘g’ jadi ‘k’, huruf ‘j’ jadi ‘y’, huruf‘b’ dan ‘p’. Alhasil aku jadi seperti guru TK. Aku tidak tau harus menyalahkansiapa. Mereka, gurunya, ayah ibunya, atau pemerintah daerah. Miris melihatmereka seperti ini. Awal pertama kali mengetahui keadaan mereka, aku sempatmerasa nyerah. Aku tidak bisa, ini terlalu berat, mereka sangat bodoh, berbagaipemikiran negatif tentang mereka memenuhi otakku. Tapi lambat laun setelahberadaptasi dengan mereka, aku mulai bisa menerima kelemahan-kelemahan mereka.Dan aku juga mulai bisa menyakinkan hatiku, bahwa aku ada disini untuk membantu,bukan mengajari mereka.
Seperti kau yang sering melihatlihat facebook teman-teman kita, aku juga sering stalker-stalker facebookmu.Siapa tau ada tulisan baru yang kau update tanpa men tag namaku didalamnya.Hahahahah… Kau tau Ran, (aneh rasanya memanggilmu begitu – biasanya NAS-) akusangat senang saat kau mengingatku, kau mengingat aku yang sering menagih nagihtulisanmu. Aku suka membaca status-statusmu tentang kampusmu disana,profesormu, pak jokowi dan ahok yang kau idolakan, juga ulasan-ulasanpemikiranmu tentang negeri ini. Aku salut melihatmu bisa menuangkan apa yangkau pikirkan dalam bentuk kata-kata yang enak buat dibaca. Terkadang aku inginmenirumu, mencoba menuliskan apa yang kulihat, kudengar dan kurasakan. Tapi akutidak bisa.
Kau benar, aku terkadang iri dengankalian yang ada di sana. Aku iri melihat kalian bisa mengecap pendidikan sampaike negeri orang. Aku iri melihat kalian bisa fasih berbicara dalam bahasainggris. Sementara aku, yang ku tau hanya yes no saja… hehehehehe…. Tapiterkadang aku juga sadar, semua orang punya jalannya masing-masing. Tuhan tidakpernah salah menempatkan kita kan. Yahukimo mungkin bukan kota yang pernah kuimpikan untuk tempatku mengajar. Tapi di kota ini aku belajar untuk peduliterhadap orang lain, bahwa banyak orang yang masih sangat membutuhkan sosokkita sebagai guru disini. Mereka membutuhkan bantuan kita bukan pengajaranseperti yang diberikan guru-gurunya disini.
Tau nang, disini juga imanku pada Tuhan semakinbertumbuh. Aku menjadi aktif melayani di Gereja Katolik. Padahal di medan dulu,aku hanya formalitas jika kegereja, datang ibadah lalu pulang. Aku hanyapenikmat saja. Tapi sekarang aku ikut ambil bagian dalam pelayanan. Mungkinkarna jemaat disini sedikit dan sangat ramah-ramah. Aku betah disini. Malahsempat terpikirku, bagaimana jika suatu saat aku kembali ke kota ini. 8 bulan lagi waktuku di kota ini. Merindukan Medan,itu sudah pasti. Namun yang ku inginkan sekarang ialah tetap menikmati udaradan air kota ini, mengikuti perkembangan siswa siswaku, merasa ketakutan ataskericuhan-kericuhan yang terjadi. Karena aku yakin 8 bulan lagi, saat aku akankembali, aku pasti akan meneteskan airmata meninggalkan kota ini.
Aku tidak tau bahwa kau memilikikerinduan yang begitu besar untuk mengabdi di pulau ini. Dengan pendidikanmuyang sudah tahap Strata dua, mungkin untuk menjadi guru hanya pekerjaan yangkecil ran, kau bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Tapi jika kau ingin,dan jika panggilan untuk menjadi guru itu masih ada, datanglah kemari. Merekadisini butuh bantuan kita.
Kau pasti bosan, atau tertawa saatmembaca tulisan ini. tah apa-apa yang dibuat si ade ini kan. Hahhhah,,maklumlah yaah masih belajar aku. kan udah kubilang di atas tadi aku gag pandemenulis. Jaga kesehatan disana yah eda. Sampaikan salamku buat teman-temandisana. Oh ya, salam juga buat profesormu.
Salamsayang eda..
Yahukimo,Papua
AdeNovelin Tarigan