Senin, 01 Juni 2015

Hello Spring, here is your story

5 April 2015 pukul 20:29
            Musim dingin telah berlalu dan musim semi datang menggantikan.  Memasuki musim semi bunga-bunga bermekaran. Satu hal yang aku sukai dari Taiwan ini adalah ada banyak pohon-pohon yang berbunga, sayangnya aku tidak tahu nama-namanya. Aku begitu terpana karena pohon-pohon cantik itu. Aku berharap aku bisa membawa benihnya ke Indonesia. MIMPI.
Ketika musim dingin kami mengeluh tentang dinginnya suhu yang menusuk tulang maka musim semi diawali dengan udara yang hangat tetapi belakangan cenderung panas. ketika musim dingin matahari sudah bersembunyi pukul 17.00 maka sekarang pukul 18.00 pun matahari masih terlihat.
Udara memang terasa sangat panas belakangan ini. Di kamar kami memang tersedia dua kipas angin dan kami mengoperasiakan keduanya. Jean, teman Taiwan kami pun masih menambahkan satu kipas anginnya dan kami masih punya kipas angin satu lagi. Kalau suhu udara semakin panas mungkin kami akan mengoperasikan 4 kipas angin nanti. Kamar kami memiliki AC ( Air Conditioner) tetapi untuk menggunakannya kami harus membayar tagihan listrik nantinya, jadi sejauh ini kami belum menggunakannya.
Aku sudah kembali kuliah dan mengambil 3 mata kuliah yang semuanya adalah Research. Research on Instructional Technology, Research on Curriculum Design dan Research On Internatioal and comparative education. Selain itu aku juga mengambil kelas diskusi Statistik karena aku sangat lemah dibidang matematika. Tahun depan aku akan mengambil kelas resminya. Selain itu aku masiih harus mengambil kelas bahasa Mandarin. Di kelas mandarin kami memiliki mahasiswa dari Prancis, kelihatannya mereka akan tinggal selama 4 bulan disini.
Kelas Research on Instrucional Technology adalah kelas yang tersulit menurutku. Selain karena memang aku tidak pernah belajar mengenai itu ketika aku kuliah di jenjang S1. Di kelas ini professor yang suka fotografi sering menanyakan kami mengenai teknologi yang lebih sering kami jawab dengan gelengan kepala pertanda tidak tahu. Dia pernah menyuruh kami menceritakna perkembangan media di Indonesi. Aku menuliskan bahwa ketika aku SD aku menggunakan batu dan lidi untuk belajar berhitung. Dia begitu heran dan aku menjelaskan prosesnya.
Kelas Research On curriculum design diajari oleh professor yang sering tertawa. Dia pernah melihatku minum dari botol minuman dan dia betranya apakah aku memiliki botol minuman yang bisa tetap menghangatkan. Aku menjawab tidak dan minggu berikutnya dia datang membawa termos dan memberikannya kepada kami. Di kelasnya kami juga menonton film tentang guru. Sangat menyenangkan.
Kelas Research On Internatial and Comparative Education diasuh oleh seorang petinggi NGO. Aku sudah tidak ingat berapa negara yang dikunjunginya. Dia juga mengatakan sudah mengunjungi Indonesia beberapa kali. Tentu saja aku tertarik mendengarkan ceritanya yang mengunjungi negara-negara lain. Dia membuatku berpikir untuk bekerja di NGO.
Seminggu ini (1-6 April) kami libur. Liburan kali ini bukan karena peringatan keagamaan seperti di Indonesia tetapi liburan “ spring break”. Aku berpikir andaikan Indonesia seperti ini mungkin aka nada “ Musim hujan break” atau “ musim kemarau break “. Kami merencanakan perjalan ke Taichung. Kami memilih Taichung untuk beberapa alasan, pertama Taichung tidak terlalu jauh dari Chiayi dan Taichung memiliki bus yang gratis jika kita hanya menempuh perjalan selama 8 kilometer.
Demi menghemat ongkos 30% kami menggunakan kartu, namanya Easy card. Aku memang sudah memilikinya ketika pulang liburan dari Taipei kemarin karena begitu repot harus membeli tiket. Kami berangkat berencana menaiki kereta pukul 06.20 sayangnya kami terlambat 7 menit jadi kami menaiki kereta pukul 06.40. Di stasiun kereta kami bertemu dengan mahasiswa CCU (Chun Cheng University) yang berasal dari Nicaragua. Dia mengatakan bahwa kami tidak bisa menggunakan easy card karena perjalanan kami ke utara. Aku mengatakan aku juga pernah menggunakan kartu ini untuk perjalan ke Utara, dari Kaoshiung ke Chiayi (kan kearah Utara juga?). di kereta petugas bertanya tiket kami dan kami menunjukkan easy card, petugas berkata tidak bisa. Ketika aku bertemu dengan Jean yang sudah menunggu di Taichung bersama Missi, aku tahu alasannya adalah stasiun Taichung tidak mempunyai mesin pendeteksi kartu ini.
Di Taichung kami berdiskusi tempat yang akan kami kunjungi, Jean mengatakan akan mengunjungi Museum Sains dan Tunghai University (karena kami ingin melihat gereja uniknya). Kami sangat ingin ke pantai tetapi biaya kesana sangat mahal, jadi kami putuskan untuk mengunjungi dua tempat saja.
Di museum sains kami mengunjungi  3D theater, film yang akan diputar adalah Sherlock Holmes. Sesampainya didalam kami mennton dan sayangnya adalah film itu menggunakan bahasa mandarin dan tidak mempunyai subtitle bahasa Inggris.
Keluar dari 3D theater kami mengunjungi museum dan mencoba mikroskop. Aku baru tahu sel tumbuhan itu mempunyai motif yang sangat cantik dan berwarna-warni. Sekrang aku tahu mengapa scientist itu betah pacaran dengan mikroskop, sel, bakteri dan teman-temannya.
Museum ini sangat lengkap dan mempesona untuk mereka yang tertarik dengan ilmu alam. Mau merasakan gunung api meletus dan eksperiman dengan gempa, mereka menyediakan kursi yang membuat kita merasakan gempa tanpa panik. Di museum ini kami bertemu dengan dinosaurus yang bisa mengibaskan ekornya dan mengeluarkan suara. Aku juga bertemu dengan orangtua dengan 3 anaknya yang begitu tertarik dengan museum dan seorang ayah dengan anaknya yang kelihatannya autis, sang ayah menggandeng anaknya yang sudah dewasa itu dan anaknya asik mengetok dinding.
Aku tidak bisa menceritakannya semuanya disini dan kami juga tidak mengunjungi keseluruhan museum.TERLALU LUAS.
Kami memutuskan pergi ke Tunghai Univerisity dan makan siang di dekat kampus. Taichung memang kota dengan akses transportasi yang mengagumkan. Kami bepergian menggunakan bus dan BRT (mirip Transjakarta) dan tidak membayar sepeser pun karena perjalanan kami masih dibawah 8 kilometer.
Di Tunghai kami mengunjungi sebuah gereja unik bernama “ The Luce Chapel”, filosofi gereja ini adalah dimana ketika manusia berdoa maka tangan Tuhan akan mengapit kedua tangan manusia (menurut Jean, Jean adalah alumni Tunghai University). Setelah lelah berfoto, aku, Misi dan kak Tama memutuskan tidur dibawah pohon. Di Taiwan ornag-orang tidak akan peduli dengan apa yang kau lakukan sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum. Bangun tidur kami pindah ke depan gereja dan melanjutkan tidur disana.
Di depan gereja banyak orang yang berfoto-foto.
Berada di tempat ini membuatku merasakan esensi memenuhi semua mimpi yang ku tuliskan di kertas. Berada di gereja ini berarti merealisasikan tulisan kecil “ aku ingin menginjakkan kaki di gereja ini “.
Dari Tunghai kami menaiki BRT yang ternyata dipenuhi banyak orang, mungkin karena liburan. Kami hampir ketinggalan ketika Jean dan Missi sudah masuk dan pintu BRT sudah tertutup sementara kami masih diluar.
Dari Tunghai kami ke night market dan hanya makan malam disana. Kami menaiki bus dan perjalanan dari night market ke train station sangat panjang. Kali ini kami membayar 5 NT (sekitar 2 ribu) karena sudah melewati 8 kilometer perjalan. Perjalanan kali ini ditutup diTrain station.
Hari ini kami ibadah seperti biasa dan bergabung dengan Chinese Congregationberhubung Gerry (leader di English congregation) akan berkotbah. Aku baru tahu kalau paskah kali ini bertepatan dengan upacara membersihkan makam bagi orang Cina. Tadi dalam perjalan menuju gereja aku melihat banyak orang di kuburan dan kini aku tahu alasannya. Gerry menghubungkan kotbahnya dengan tradisi di Cina dan Taiwan. Dan memang kita patut menghormati leluhur tetapi tidak memuja mereka. Wajar jika kita membersihkan makam kerabat dan meletakkan bunga disana tetapi bukan makanan, uang atau yang lain, dimana orang mati tidak membutuhkan itu lagi. Sepulang ibadah seperti biasa makan siang dan aku harus makan secepat mungkin karena hari ini bertugas sebagai pencuci piring. Aku menikmati pelayananku di gereja hari ini. Selamat Paskah.

Sekian liburan musim semi kali ini dan aku masih menantikan liburan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar