21 tahun dan tidak memiliki pacar sementara teman – teman 1
geng ku (asekkk ngegeng nih ceritanya...?) atau sahabatku semuanya udah pada
punya pacar.
Tentu sangat bohong kalau aku bilang aku nggak butuh pacar,
saat tugas menumpuk, saat bermasalah dengan teman, saat gondok dengan dosen,
saat slek sama ortu, itu benar –
benar sangat berat.
Tuhan aku sangat kesepian ????
Aku memang seorang yang introvert, sulit rasanya
mengungkapkan semua yang ada dihatiku bahkan kepada orang tuaku. Mereka tidak
pernah tahu apa yang sedang ku alami, aku bukan orang yang bisa berbicara
dengan lugas tentang semua hal yang ku alami. SULIT RASANYA.
Aku pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki, aku
sangat menyayanginya, hingga dalam doaku aku selalu membayangkan wajahnya, aku
selalu berharap hidunya akan baik – baik saja, dia memperoleh kebahagiaan dan
dia bisa menerima Tuhan Yesus. Aku berharap dia lahir baru.
Namun sebelum aku menjalin hubungan dengannya, aku sudah
mendengar Tuhan berbicara, “ jangan terlibat dengan pergaulan duniawi..”
Tetapi rasa cintaku kepadanya mengalahkan rasa cintaku kepada
Tuhanku. Suatu hal yang sangat ku sesali.
Suatu sore dia meneleponku dan memutuskan hubungan kami, aku
yang pada waktu itu masih memiliki perasaan selalu dicampakkan, diabaikan dan
tidak dianggap. Aku baru saja merasakan bagaimana rasanya dicintai, suatu
perasaan yang tidak pernah ku rasakan. Dan dia mengakhiri jalinan cinta kami.
Suatu malam, saat aku kembali dari Sidikalang, aku mencoba
meneleponnya dan dia tidak mengangkat telepon dariku. Aku masuk kekamar,
ternyata mama juga sedang berdoa dikamar. Aku lalu melipat tanganku dan
menangis. Aku berpura – pura berdoa dan menangis, aku tidak bisa lagi menahan
rasa sakit dihatiku. Mungkin mama berpikir aku benar – benar berdoa padahal aku
melipat tanganku hanya untuk menangis karena dia.
Dan hari – hari selanjutnya aku masih saja menyayanginya, aku
masih saja berharap dia akan kembali. Aku selalu mengingatnya, bahkan saat aku
kehilangan netbookku dihari yang sama dengan ulang tahunnnya, aku masih saja
menyempatkan diri untuk menghapus air mataku dan meneleponnya hanya untuk
berkata “ selamat ulang tahun..”
Kini aku sudah belajar untuk melupakannya. Kami hanya
berpacaran selama 53 hari. Setelah itu aku banyak mengalami single patah hati.
Artinya aku patah hati padahal aku tidak berpacaran dengan siapapu. Aku bukan
orang yang akan mengaku ketika mengyukai seorang lelaki, aku selalu memelihara
gengsiku.
Aku kesepian, memang benar, aku membutuhkan kekasih. Namun
saat ini aku benar benar tidak menyukai siapapun.
Selain itu aku juga memutuskan untuk berdoa umum. Itu adalah
doa, dimana aku berada dalam tahap mengajukan kriteria suami yang ku inginkan
kepada Tuhan. Istilahnya aku sedang mengajukan proposal untuk Tuhan, masalah
disetujui atau tidak, itu terserah Tuhan.
Bukankah Tuhan berkata “ mintalah...”
Aku memutuskan untuk berdoa umum pada 12 maret 2012,
sebelumnya aku tidak mau. Aku berpikiran untuk apa aku mendoakan kriteria
seorang calon suami tanpa tahu kapan harus berakhir. Ternyata setelah
kupikirkan lagi, teman hidup atau suami adalah bagian yang penting dalam hidup
kita nantinya.
Jadi mulai sekarang aku mendoakannya, aku tidak tahu kapan
harus berhenti tetapi biarlah pada saat nantinya Tuhan yang menjawab kapan aku
menaikkan status doaku.
Diatas doa umum masih ada doa khusus, doa uji, doa
berpacaran, dan persiapan untuk pernikahan.
Doa khusus berarti kita sudah melihat seseorang yang kelihatannya
memenuhi kriteria yang kita ajukan kepada Tuhan. Maka kita akan memasuki tahap
doa khusus, yaitu doa meminta jawaban kepada Tuhan, “ apakah orang ini yang
Engkau maksudkan Bapa ? “
Jika Ya maka kuatkan lah perasaan dalam hatiku dan jika tidak
maka hapuskanlah perasaanku.
Jika TIDAK, maka kita akan kembali ke doa umum. Jika Ya maka
akan dilanjutkan kedoa uji tetapi sebelum doa uji maka kita HARUS menyatakan
dulu perasaan kita kepada si dia. Dan setelah itu kita uji apakah benar dia
orangnya kalau Iya maka kita akan melanjutkan ketahap berpacaran yang baik dan
kepernikahan. Kalau tahap doa – doa ini sih aku dapat di pelayana mahasiswa.
Kalau menurut gereja saya sih, yang namanya pacaran tidak
terlalu dipentingkan. Artinya ketika seseorang sudah siap menikah maka dia
tinggal mengatakan perasaanya kepada pendeta atau yang dituakan untuk bertanya
kepada calon mempelai (biasanya laki – laki yang meminta untuk perempuan.)
Tetapi belakangan ini udah banyak kok pemuda-pemudinya
memulai tahap berpacaran sejak usia dini.
Tetapi aku, aku dan hatiku akan ku serahkan kepada TUHAN yang
telah menciptakan aku sedemikian rupa. Yang paling mengenal diriku lebih dari
siapapun, biarlah Dia yang menyediakan untukku. Aku akan menunggunya dalam
doaku.
Terkadang ketika aku sedang ber-doa umum, aku merasakan
sangat merindukannya walaupun aku bahkan
tidak tahu siapa dia, dari mana, negaranya dimana, suku apa. Tetapi aku
sangat merindukannya.
“ katakan kepada-Nya Tuhan disini calon pendampingnya akan
setia menunggunya...”
Janjiku kepada Tuhan..
“ aku akan mencintainya Tuhan, sungguh aku tidak akan
menyakitinya, kami akan saling menjaga, aku akan mencintainya. Aku sangat tahu
bagaimana rasanya disakiti, dan aku tidak akan membiarkan dia merasakan itu.
Kami akan menjadi keluarga yang mencintai Engkau, setiap pagi kami akan
ber-saat teduh bersama, dan ketika sore hari tiba kami akan menyediakan waktu
untuk bernyanyi memuji nama-Mu sambil memandang langit ciptaan-Mu, how great
You are my Lord...”