Hari ini benar benar menyenangkan,
selain karena aku sangat bersyukur untuk nasihat Tuhan hari ini mengenai
panggilan, aku memang memiliki panggilan sebagai saluran doa suatu tugas yang mengharuskanku berdoa membela setiap
pekerjaan Tuhan, berdoa bagi hamba – hamba Tuhan yang mendedikasikan hidupnya
dan juga berdoa kepada umat-Nya. Tetapi sejak aku mendapat anugera itu, aku
tidak mengambil tindakan ku untuk memberi banyak waktu, menangis kepada TUHAN
untuk mendoakan banyak hal. Aku merasa tidak layak mendapatkan panggilan ini,
aku masih ingat aku sangat bersyukur saat bapak gembala menumpangkan tangannya
dan berkata panggilan ku adalah saluran doa, aku masih mengingat betapa aku
sangat bersyukur terima kasih BAPA ku, Engkau mengijinkan aku ambil bagian
dalam misi Mu dibumi, aku dipenuhi roh kudus, aku sangat bahagia, padahal saat
itu aku sedang mengalami permasalahan yang BERAT. Dalam hatiku aku sangat yakin aku bisa menyelesaikan
masalah itu.
Dan ternyata dalam perjalan iman
ku, aku bukanlah anak yang baik, berulangkali TUHAN mengingatkan aku atas
anugerahNya, namun aku selalu mempunyai banyak alasan, seringkali aku berkata,
“ aku tidak bisa TUHAN, aku tidak sanggup Bapa ku dan aku tidak layak, Engkau
melihat bagaimana kehidupanku, aku bukan manusia yang memiliki kehidupan yang
baik.”
Namun pagi ini (jum’at 30 September
2011), Dia menegurku dengan manis lewat 2 tesalonika 1 : 11 – 12
Karena itu kami
senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi
panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat
baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan
kita, dimuliakan didalam kamu dan kamu didalam Dia, menurut kasih karunia Allah
kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Memang hidupku tidaklah layak untuk
mendapatkan panggilan dari Tuhan, namun Dia yang telah mati dikayu salib telah
melayakkan hidupku. Melayani Tuhan adalah keinginanku, keinginan terbesarku,
sebab aku tidak bisa menggunakan apapun untuk mendamaikan hatiku, hanya TUHAN
yang bisa memberikan rasa damai dalam hatiku, lagi pula sseperti yang tertulis
dalam matius 16
: 26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia ini tetapi
kehilangan nyawanya ? dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?
Mungkin bagi orang lain,
menghabiskan waktu berjam-jam digereja, menghabiskan waktu sore hari dan
menghabiskan waktu dipagi hari sebelum beraktivitas dengan berdoa dan membaca
alkitab adalah pekerjaan yang sia – sia, NAMUN TIDAK BAGIKU. Mungkin bagi orang
lain menangis kepada TUHAN, menceritakan setiap hal dalam hidup adalah hal yang
cengeng, bagiku TIDAK.
Aku sudah sering berbicara kepada
TUHAN dan aku menangis, sejak aku kecil, aku sudah merasa dekat dengan-Nya.
Jika tanpa DIA entah sudah dimanakah hidupku sekarang ini.
Aku menangis untuk banyak hal, aku menangis dan terkadang
suara ku hanya mampu untuk mengucapkan “ TUHAN... TUHANKU, BAPAKU, PENEBUSKU,
OH TUHANKU....” lalu aku menangis, hanya air mata, hanya isakan, namun setiap
tetes air mataku mempunyai banyak arti, TUHAN aku merasa kesepian, TUHAN
mengapa mereka menyakitiku, TUHAN mengapa aku gagal lagi, TUHAN bukan ini hidup
yang ku inginkan, TUHAN tidak ada yang mencintaiku, TUHAN aku patah hati...
TUHAN... TUHAN DAN TUHAN....
Sengsaraku
Engkaulah yang menghitung-hitung
Air
mataku Kau taruh dalam kirbat Mu
Bukankah
semuanya telah Kau daftarkan?
Mazmur 56 :9
Aku bisa mendengar suara-Nya, sakitkah Kau rasa anak-KU,
menyedihkankah Kau rasa, ada Aku yang peduli anak-Ku, ada Aku yang selalu
peduli, Aku akan menyertai Mu, Aku akan memberikan segala yang terbaik
untuk-Mu, setialah anak-Ku, setialah sampai tiba saatnya pertemuan dengan BAPA
yang kau rindukan,
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa
tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, KAMI MASIH
JAUH DARI TUHAN (2 korintus 5 : 6)
Sebab itu kami juga berusaha, baik
kami diam didalam tubuh ini, maupun kami diam diluarnya, supaya kami berkenan
kepada-Nya ( 2 korintus 5 : 9)
Bahkan saat
aku menatap matahari sore, aku bisa merasakan kerinduan yang amat mendalam
kepada-Nya, datanglah BAPA, aku sangat takut jika suatu saat aku berubah setia,
aku ingin tetap seperti ini, aku ingin mencintai Mu, aku ingin tetap setia. Sudah
panjang perjalan ku TUHAN, aku tidak ingin gagal dalam setiap perjalanan
imanku, bukankah Engkau juga sangat merindukan putri kecil Mu ini..?
Maka
aku akan menaruh harap selama hari – hari pergumulanku, sampai tiba giliranku;
maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada
buatan tangan-Mu.
Ayub 14 : 14 –
15
Aku selalu
merindukan saat – saat seperti ini, saat aku membaca kata demi kata dalam
alkitab, dan semuanya seakan tertuju kepadaku, aku menangis sungguh indah setiap kata – kata TUHAN
untukku.
Seperti saat aku membaca surat rasul Paulus kepada jemaat di
Roma,
Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar
oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin
supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang
jahat.
Aku bahkan menangis saat aku membaca ayat ke 21..
Salam
kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan
Sosipater, teman – temanku sebangsa.
Salam
dalam TUHAN kepada kamu dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini.
Membaca ini aku seakan mendapat kekuatan, seolah salam itu
dari awal memang dituliskan untukku. Ada banyak orang percaya didunia ini yang
saling mendoakan walaupun tidak saling mengenal.
Salam dariku yang mencintai TUHAN, dan mengagumi mu rasul
Paulus, salam kepada TUHAN kita disurga, lihatlah perjalan ku sampai nanti aku
tiba disana dan akan ku rangkul engkau, rasul yang luar biasa dipakai TUHAN
kita.
Jikalau kita hanya dalam hidup ini
saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang – orang yang
paling malang dari segala manusia.
1 korintus 15 : 19
Medan 30 september 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar