Kamis, 03 November 2011

ketika aku bertemu kawan lama


Hari ini aku bertemu dengan salah satu teman SMA ku,bukan teman dekat sih tapi hanya teman biasa dan pernah beberapa kali berbicara, tapi ini adalah orang yang menurut ku sedikit angkuh dari pada teman teman yang lain yang pernah ku kenal, bahkan yang hanya sekedar mengenal namaku saja.
Sore itu dibawah langit Medan yang gelap gulita, aku dengan ransel di pundak berisi buku buku tak jelas dan kertas kertas sampah dan dengan payung merah hasil curian dari rumah nella plus sepatu butut yang sudah tak berbentuk karena aku memakai sepatu bukan sesuai dengan teknik yang berlaku menaiki mobil bernomor 54, yap aku berencana akan mampir di sebuah mall untuk membeli kotak pensil karena aku selalu kehilangan pulpen dan barang barang kecilku.
                Ketika aku naik aku belum memperhatikannya, namun dia menatapku sekilas lalu mengalihkan pandangannya, sieehhhh “ buang muka “ dia, aku yang sejak kecil sudah diajari sopan santun pun menegurnya lengkap dengan payungku yang menyentuh kulitnya “ hei “ balasnya tak tulus, aku yang menyadari bahwa kondisi tidak mendukungpun tak mengajaknya lagi ngobrol dan aku menikmati hujan rintik rintik yang perlahan menyentuh bumi kota Medan sedangkan dia asyik ngobrol mengenai beberapa tentara yang ku prediksi adalah pacarnya, lagi pedekate atau mungkin tetangganya who knowsss.......
Aku teringat tulisanku fakta bahwa wanita sering dan sangat hobi “ berbicara”
                Memang dunia ini sangat ngeri kawan, sering kali kau tak akan dianggap, karena mungkin kau bukan siapa siapa, sebenarnya aku tidak setuju dengan kata kata “ bukan siapa siapa”
Bukankah setiap manusia itu adalah seseorang yang juga turut menentukan kelangsungan bumi  ini, hanya saja kau menentukan bumi ini dengggan persentase 0,0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000001% dibandingkan orang lain, misalnya kalau kau ditembak paling banter kasus mu diselidiki, kalau ditemukan ya dihukum kalau nggak ketemu ya udah kasusmu ditutup aja, sebagai kasus yang tidak mempunyai penyelesaian, tapi coba kalau penembakan itu menimpa presiden kita, mungkin akan terjadi perang saudara di Indonesia atau menimpa Barrack Obama, wowwwwww 100 tahun kedepan akan diingat.
                But however, aku cuek cuek aja tuh, toh aku lebih pintar dari dia (sombonggggggg....... padahal nggak ada bukti aku lebih pinter dari dia, walaupun passing grade jurusannya lebih rendah dari fakultasku.... tapi ntah kenapa aku YAKIN... hahahhahah menghibur diri ini...)
Tapi kau tahu ketika orang memandangku dengan sebelah mata, aku pasti berpikir masih ada kok orang yang lebih parah daripada aku... bukan berari aku berpatokan pada orang orang yang lebih parah dari aku, hanya sarana untuk membesarkan hati aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar