Minggu, 13 Mei 2012

Natal di Tualang Barisan



 
Yesus pegang tangan saya
Ku pegang tangan-Nya
Bersama ku menuju kerumah Bapaku
Senantiasa ku berjalan dekat pada Tuhan
Begitu kami jalan trus Tuhan ku dan saya
           
            Kamis 8 desember 2011, salah satu desa pelayanan gereja kami yakni desa Tualang Barisan mengadakan natal. Sorenya sekitar jam 5, bapak mengantarkan kami aku dan adikku Abednego yang masih berusia 8 tahun. Tadinya bapak akan mengantarkan kami sampai ditempat tujuan tetapi Bapak masih memiliki kerjaan karena sebelumnya bapak memang membantu persiapan di Tualang Barisan jadi pekerjaan pokok bapak belum dikerjakan lagi pula bapak juga akan menjemput mama, jadi untuk mencapai desa Tualang Barisan yang jalanannya masih sangat payah waktu bapak tidak akan sempat.
            Aku memberi usul agar kamai berjalan kaki saja, lagi pula hari belum terlalu sore masih terang, bapak kemudian mengantarkan kami hingga ditepi jurang.
“ dari sini nggak ada lagi belokan, lurus saja kalian ya...” kata bapak kelihatan sangat berat, kami mengangguk. Bapak kemudian pergi, kami berjalan, namun beberapa langkah, aku merasa takut.
“ kita berdoa dulu ya dek ...” ujarku sama adek ku, dia mengangguk, kami kemudia duduk lalu berdoa.
“ Bapa aku sangat takut, jalanannya hutan – hutan, tidak ada orang, sangat sepi dan dan aku takut dengan suara air itu, aku sangat takut Tuhan, namun kami ingin menghadiri natal Bapa, tolonglah kami, lindungi kami Tuhan hingga kami sampai dengan selamat. ...” begitu aku berdoa hingga aku menangis, aku memang sangat takut.
Ibrani 13 : 6
Tuhan adalah penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku ?
Dan memang jalanan itu sangat sepi, kami melewati sebuah rumah kosong dan dikiri kami adalah jurang yang dibawah ada air mengalir, dan disebelah kanan kami adalah tebing yang tinggi, plus pohon – pohon.
Aku bernyanyi, adikku hanya tersenyum melihatku, memang sangat melelahkan, jalanannya dakian, aku bahkan harus berhenti beberapa kali karena kecapekan.

Filipi 4 : 4
Bersukacitalah senantiasa didalam Tuhan sekali lagi ku katakan bersukacitalah

Sepanjang jalanan itu hanya ada 1 orang yang lewat dengan mengendarai sepeda motor, “ kalian mau ke tempat natal itu ? “ tanyanya, aku tersenyum setidaknya ada juga orang yang melewati jalanan ini.
Akhirnya kami sampai dengan selamat, puji TUHAN.
Filipi 1 : 27
Hanya hendaklah hidupmu berpadanan dengan injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil.
29-30
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
           
Sejauh ini aku menempuh perjalanan, inilah yang aku inginkan, aku tahu ketika kami dalam perjalana Tuhan yang juga berjalan dengan kami. Tuhan juga menangis saat aku mengatakan “ aku takut Tuhan” aku tahu dia tersenyum saat aku lari bersama adikku, aku kecapekan, ah alangkah menyenangkan jika dia membelai kepalaku, aku tahu Dia bersama dengan malaikat-Nya juga bernyanyi dengan ku.

Mansai malungun tondiku Tuhan
(jiwaku sungguh merindukan Engkau Tuhan)
Lao mandapothon jonok tu Ho
(ingin lebih dekat dengan Mu)
Soada hata holan rohakku
(tiada kata – kata hanya hatiku)
Lao paimahon ho Jesus i
(ingin menunggu Engkau Yesus ku)

Jesus Tuhanku tung holan hodo
(Yesus Tuhanku hanya Engaku saja)
Na umbege sude arsak ni rohhakki
(yang mendengar semua keluh kesah dalam hatiku)
Tangihon au Tuhan sai ingot au Tuhan
(dengarkan aku Tuhan, ingat aku Tuhan)
Ai holan Ho di napasabam rohakki
(hanya Engkau yang menenangkan hatiku)
Aku ingin tetap setia, seperti ini, aku ingin selalu memiliki kerinduan, aku ingin setia, TETAP SETIA
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.
Ya Aku akan datang segera
Wahyu 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar