Selasa, 06 Maret 2012

adakah kita hidup lebih baik dari (seorang) atheis



Ini hanya catatan curahan hatiku mengenai situasi yang tidak saja melanda Indonesi tetapi juga beberapa belahan dunia
Tadi pagi si adek kos ku nanya, “ sist.. kalo ada kesempatan untuk mempermalukan agama lain didepan umum, apa yang akan sist lakukan? “
“ emang buat apa menghina agama orang dek ? “
“ hanya untuk topik debat aja....”
Agama, bagiku agama tidaklah terlalu penting, yang penting itu keyakinan dan iman. Lagipula tidak pernah ada agama yang memperbolehkan kita saling mencela (setahuku). Dan lagi ketika kita menghina agama lain, bukankah orang lain akan melihat bahwa seperti itulah gambaran Tuhan kita.
Aku selalu risih dengan kolom agama saat mengisi suatu berkas, seolah agama akan membawa dampak tersendiri bagiku. Aku bertanya untuk apa panitia SNMPTN mengetahui agama ku? Untuk apa panitia beasiswa mengetahui siapa Tuhan yang ku sembah?
Benarkah ada perbedaan perlakuan berdasarkan agama dinegara ku ini ?
Aku bosan menuliskan agama yang ku anut saat aku sedang mengisi berkas, sayangnya aku harus mengisi salah satu agama. TIDAK BOLEH DIBIARKAN KOSONG.
          Agama, itu sering mengganggu pemikiranku, saat ku lihat acara – acara di televisi menayangkan tentang artis si anu yang sedang belajar agama ini, artis si itu yang berpacaran dengan ini dan mereka berbeda agama. Dan yang paling fatal lagi di sebuah karya tulis terkenal terdapat tokoh agama X, mengatakan agama Y lah yang membawa kesurga. Bukankah ini sangat gila dan mengganggu????
Aku ingin sekali berbicara pada director nya dan bilang, “ sebenarnya anda lah yang memicu pertentangan antar agama di Indonesia ini...”
Tidakkah anda – anda telah menyinggung perasaan salah satu agama?
Apakah anda pernah memikirkan itu sebelumnya, atau memang itulah tujuan anda?
          Agama, aku tidak peduli, aku tidak peduli jika suatu agama mengajarkan agamanya dengan cara APAPUN. AKU MENERIMANYA, ASALKAN MEREKA MENYEBARKAN AGAMANYA DENGAN HATI DAN MEMANG KEINGINAN UNTUK MENYELAMATKAN ORANG LAIN. Siapa yang melarang perbuatan BAIK ? ya kalau masalah terima atau nggak kita serahkan ke pribadi yang bersangkutan. Agama itu masalah setiap orang. Aku menerima dan bagiku itu adalah hal yang lumrah, siapa tidak ingin memiliki teman satu agama yang BUANYYYYYAK, aku juga ingin agar seluruh dunia ini menganut agama yang ku anut. Bagiku itu sah – sah saja. Silahkan menyebarkan agamamu dengan cara apapun, SILAHKAN BANGGAKAN AGAMAMU, TETAPI JANGAN MENGHINA AGAMA ORANG LAIN.
Silahkan lakukan apapun yang mungkin membuat orang lain akan tertarik dengan agamamu, ASALKAN jangan memaksa mereka.
Silahkan berdoa dengan cara yang engkau yakini.
Silahkan ceritakan kepadaku kebaikan Tuhan mu, aku akan mendengarkannya..
Silahkan membantu mereka, silahkan membuat mereka terpesona dengan agamamu, SILAHKAN SAJA, bagiku itu hal yang wajar.
Silahkan dirikan rumah ibadahmu dimana saja, selagi engkau menjalankan agamamu dengan baik, aku tidak akan merasa terganggu.
Tetapi akankah kau juga menerima jika agama lain berbuat hal yang sama, akankah kau juga akan mengijinkanku membangun rumah ibadahku dimanapun aku mau??
Akankah kau juga akan menerima jika aku menceritakan tentang Tuhanku?
Bisakah aku berdoa dengan damai dinegeriku sendiri ? akankah kau akan memberikan waktu yang tenang dan damai untukku berbicara dengan Tuhanku?
          TIDAK. BUKAN ITU YANG TERJADI SAAT INI. Yang terjadi adalah SETIAP agama saling menganggap diri mereka benar, padahal adakah orang benar dibumi ini?
Yang terjadi adalah ada orang yang datang dengan nama Tuhan dan membuat kekacauan dimana – mana.
Yang kami butuhkan, kami yang tidak mempermasalahkan tetangga kami agama apa, kami, yang benar – benar mengimani agama dan Tuhan kami adalah, kami hanya ingin berdoa dengan tenang.
          Tidak bisakah kita damai? Masalah agama, Tuhan dan surga, bukankah nantinya kita juga akan sama – sama tahu? Tentunya setelah kita mati.
Atau malah Tuhan kita masing – masing adalah sahabat baik disurga? Jadi mengapa kita bertengkar didunia ini?
Atau bagaimana kalau kita menjadi atheis saja?
Mungkin itu adalah ide yang bagus, menjadi atheis, maka kita tidak perlu mendirikan rumah ibadah, kita tidak perlu mendengar ada rumah ibadah yang dirusak, ada acara keagamaan yang diganggu oleh isu bom, ada izin rumah ibadah yang tidak keluar – keluar selama bertahun – tahun.

Bukankah orang – orang diluar sana, yang tidak mengakui adanya “tuhan” juga bisa hidup dengan damai? Mereka tidak bertengkar satu sama lain, padahal tidak ada “suatu aturan agama ” yang mengikat mereka. Lalu bagaiman dengan kita mengklaim diri kita beragama, kita memiliki tokoh panutan yang LUAR BIASA, adakah “ tuhan – tuhan” kita datang dengan pedang ke dunia ini ?
Adakah satu agama di dunia ini yang mengajarkan “ bunuhlah orang diluar agamamu...
Saya rasa tidak ada.
Bagiku kedamaian itu sangat sederhana..
Kita tidak perlu membanggakan ideologi, agama atau apapun prinsip hidup kita dan membuat hidup kita seakan lebih baik dengan merendahkan orang lain.
Bagiku masalah agama, masalah siapa yang benar dan siapa yang akan membawa manusia ini ke surga bukan suatu masalah yang harus ku perdebatkan, aku mengimani TUHAN ku, i trust in Him by faith, tidak akan ada yang menggantikan iman ku, dan aku tidak berniat menukarnya, tetapi aku juga tidak pernah menghindar dari orang orang yang beragama berbeda dengan aku.
Aku bahkan pernah mempunyai teman baik yang berbeda agama, hanya saja kami sama – sama menghindari pembicaraan bernuansa agama, bukankah itu lebih baik?
Aku hanya memimpikan suatu generasi yang tidak diperbudak oleh kesalahpahaman mengenai agama, bukankah kita lebih baik hidup dengan damai??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar