Selasa, 06 Maret 2012

me and my Savior



Hari ini benar benar menyenangkan, selain karena aku sangat bersyukur untuk nasihat Tuhan hari ini mengenai panggilan, aku memang memiliki panggilan sebagai saluran doa suatu tugas yang mengharuskanku berdoa membela setiap pekerjaan Tuhan, berdoa bagi hamba – hamba Tuhan yang mendedikasikan hidupnya dan juga berdoa kepada umat-Nya. Tetapi sejak aku mendapat anugera itu, aku tidak mengambil tindakan ku untuk memberi banyak waktu, menangis kepada TUHAN untuk mendoakan banyak hal. Aku merasa tidak layak mendapatkan panggilan ini, aku masih ingat aku sangat bersyukur saat bapak gembala menumpangkan tangannya dan berkata panggilan ku adalah saluran doa, aku masih mengingat betapa aku sangat bersyukur terima kasih BAPA ku, Engkau mengijinkan aku ambil bagian dalam misi Mu dibumi, aku dipenuhi roh kudus, aku sangat bahagia, padahal saat itu aku sedang mengalami permasalahan yang BERAT.  Dalam hatiku aku sangat yakin aku bisa menyelesaikan masalah itu.
Dan ternyata dalam perjalan iman ku, aku bukanlah anak yang baik, berulangkali TUHAN mengingatkan aku atas anugerahNya, namun aku selalu mempunyai banyak alasan, seringkali aku berkata, “ aku tidak bisa TUHAN, aku tidak sanggup Bapa ku dan aku tidak layak, Engkau melihat bagaimana kehidupanku, aku bukan manusia yang memiliki kehidupan yang baik.”
Namun pagi ini (jum’at 30 September 2011), Dia menegurku dengan manis lewat 2 tesalonika 1 : 11 – 12
Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan didalam kamu dan kamu didalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Memang hidupku tidaklah layak untuk mendapatkan panggilan dari Tuhan, namun Dia yang telah mati dikayu salib telah melayakkan hidupku. Melayani Tuhan adalah keinginanku, keinginan terbesarku, sebab aku tidak bisa menggunakan apapun untuk mendamaikan hatiku, hanya TUHAN yang bisa memberikan rasa damai dalam hatiku, lagi pula sseperti yang tertulis dalam matius 16 : 26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia ini tetapi kehilangan nyawanya ? dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Mungkin bagi orang lain, menghabiskan waktu berjam-jam digereja, menghabiskan waktu sore hari dan menghabiskan waktu dipagi hari sebelum beraktivitas dengan berdoa dan membaca alkitab adalah pekerjaan yang sia – sia, NAMUN TIDAK BAGIKU. Mungkin bagi orang lain menangis kepada TUHAN, menceritakan setiap hal dalam hidup adalah hal yang cengeng, bagiku TIDAK.
Aku sudah sering berbicara kepada TUHAN dan aku menangis, sejak aku kecil, aku sudah merasa dekat dengan-Nya. Jika tanpa DIA entah sudah dimanakah hidupku sekarang ini.
Aku menangis untuk banyak hal, aku menangis dan terkadang suara ku hanya mampu untuk mengucapkan “ TUHAN... TUHANKU, BAPAKU, PENEBUSKU, OH TUHANKU....” lalu aku menangis, hanya air mata, hanya isakan, namun setiap tetes air mataku mempunyai banyak arti, TUHAN aku merasa kesepian, TUHAN mengapa mereka menyakitiku, TUHAN mengapa aku gagal lagi, TUHAN bukan ini hidup yang ku inginkan, TUHAN tidak ada yang mencintaiku, TUHAN aku patah hati... TUHAN... TUHAN DAN TUHAN....

Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung
Air mataku Kau taruh dalam kirbat Mu
Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?
                   Mazmur 56 :9
Aku bisa mendengar suara-Nya, sakitkah Kau rasa anak-KU, menyedihkankah Kau rasa, ada Aku yang peduli anak-Ku, ada Aku yang selalu peduli, Aku akan menyertai Mu, Aku akan memberikan segala yang terbaik untuk-Mu, setialah anak-Ku, setialah sampai tiba saatnya pertemuan dengan BAPA yang kau rindukan,

           Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, KAMI MASIH JAUH DARI TUHAN (2 korintus 5 : 6)

Sebab itu kami juga berusaha, baik kami diam didalam tubuh ini, maupun kami diam diluarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya ( 2 korintus 5 : 9)

          Bahkan saat aku menatap matahari sore, aku bisa merasakan kerinduan yang amat mendalam kepada-Nya, datanglah BAPA, aku sangat takut jika suatu saat aku berubah setia, aku ingin tetap seperti ini, aku ingin mencintai Mu, aku ingin tetap setia. Sudah panjang perjalan ku TUHAN, aku tidak ingin gagal dalam setiap perjalanan imanku, bukankah Engkau juga sangat merindukan putri kecil Mu ini..?

Maka aku akan menaruh harap selama hari – hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.
      Ayub 14 : 14 – 15
          Aku selalu merindukan saat – saat seperti ini, saat aku membaca kata demi kata dalam alkitab, dan semuanya seakan tertuju kepadaku, aku menangis  sungguh indah setiap kata – kata TUHAN untukku.
Seperti saat aku membaca surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma,
        Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat.

Aku bahkan menangis saat aku membaca ayat ke 21..

Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman – temanku sebangsa.
Salam dalam TUHAN kepada kamu dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini.

Membaca ini aku seakan mendapat kekuatan, seolah salam itu dari awal memang dituliskan untukku. Ada banyak orang percaya didunia ini yang saling mendoakan walaupun tidak saling mengenal.
Salam dariku yang mencintai TUHAN, dan mengagumi mu rasul Paulus, salam kepada TUHAN kita disurga, lihatlah perjalan ku sampai nanti aku tiba disana dan akan ku rangkul engkau, rasul yang luar biasa dipakai TUHAN kita.

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang – orang yang paling malang dari segala manusia.

1 korintus 15 : 19

Medan 30 september 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar