Sabtu, 19 Januari 2013

Thesis

    Ya skripsi, skripsi, skripsi, skripsi.  Aku sudah akan atau tepatnya sedang menjalani masa-masa ini. Masa-masa yang kata banyak orang sih menyulitkan, entah kataku.
Ya, akhirnya aku mendapat dosen pembimbing skripsi, dosen yang tidak baik namun tidak buruk juga, aku tidak terlalu tahu bagaimana cara menilai orang-orang, aku mungkin tipe orang yang akan menilai dosenku itu baik kalau dia memberikan nilai “A” dan mengatakan “dosen itu jahat, tidak berperikemahasiswaan “ kalau dia menghadiahi “C” dan “E”  ditranskrip nilai. Molla

Ya, setelah nama dosen pembimbing skripsi (untuk selanjutnya akan saya singkat aja PS) diumumkan, maka diriku pun menemuinya, dan setelah mengadakan perjanjian ditelepon, “sang dosen” berjanji akan datang kekampus, dimana saya lupa menanyakan kepastian jamnya, diriku pun menunggu sampai 5 jam dikampus, akhirnya dengan berat hati beserta desakan dari teman-teman, aku pun kembali menelepon pak PS,
“ halo pak, ini mahasiswa bimbingan bapak “
“ oh iya..”
“ mau nanya pak, bapak jadi datang kekampus?”
“ oh ini, ban kereta (motor) saya pecah,...”
“ jadi gimana pak?”
“ besok saja ..”
“ kira-kira jam berapa pak ?” tidak mau mengulang kesalahan yang sama
“ oh ya jam 9 pagi..”
Akhirnya aku dan teman-temanku pulang dengan tangan hampa, bagaimana tidak menunggu satu hari namun tidak membuahkan hasil apapun.
***
    Pagi jam 9 pagi aku sudah berada dikampus, menunggu, menunggu,menunggu, aku mengingat candaan teman-temanku, “ kita hanya akan belajar sebanyak 4 Sks, dan selebihnya kita akan menghabiskan waktu dengan mengejar dosen, menguber kemanapun dia pergi.
Jam 10 wib, teman-teman meminta dan memaksa tepatnya, agar aku kembali menelepon dosen PS, bukan karena aku terkenal dikalangan dosen, atau aku mahasiswa yang pintar, tetapi karena sebelumnya nomorku yang digunakan untuk menelepon dosen jadi tidak enak menggunakan berbagai macam nomor untuk menelepon beliau.
“ Halo selamat pagi pak, ini mahasiswa bimbingan bapak “
“ Ya ada apa ?”
“ kami sedang menunggu bapak didepan kantor jurusan pak..”
“ loh saya barusan dari kantor jurusan, memangnya kamu menunggu di kantor jurusan mana “
“ Kantor jurusan pendidikan ekonomi prodi akuntansi pak..” masa dikantor jurusan pendidikan biologi
“ saya barusan dari sana dan membimbing mahasiswa ekstensi..”
“ kami dari tadi disini pak..”
“ jadi bagaimana saya sudah di gedung pascasarjana..” bingung, setahu saya dia sudah S2 saat saya tercatat sebagai mahasiswa dikampus ini
“ kami susul kesana pak ?”
“ tidak usah tunggu saja saya disitu..” pasrah tanpa keterangan waktu lagi
Akhirnya akupun lagi-lagi menunggu, bukankah orang bijak selalu berkata bahwa menunggu adalah hal yang menyebalkan, jadi mengapa orang sangat hobi membiarkan sesamanya menunggu, tanpa kepastian waktu lagi... sabar, dalam skripsi selain harus ekstra waktu, ekstra uang, juga dibutuhkan ekstra SABAR.
Tiba-tiba seorang dosen datang kedepan kantor prodi, “ siapa tadi menghubungi saya..” diriku cuek aja, tidak merasa, lagipula bukan dosen ps saya dan kebetulan ada beberapa mahasiswa bimbingan dosen tersebut duduk bersama kami.
“ iya barusan menelepon saya dan bilang kalau dia menunggu didepan kantor prodi “ mulai curiga
“ saya bilang tadi saya di pascasarjana dan  dia bilang mau menyusul kesana, Cuma saya larang saya suruh menunggu disini“lanjutnya, dan itu adalah aku saudara-saudara,
“ itu saya pak, tapi itu bukannya nomor pak ******** , beliau dosen PS saya pak..”
“ yang 860 belakangnya?”
“ iya pak...”
“ itu nomor saya...” ALAMAK jadi dari semalam saya tidak menghubungi dosen PS saya, semua orang pun tertawa, dasar Rianita, tidak bertanggungjawab, untung bukan nomor rektor yang dikasih sama saya, bisa tiap jam dan menit saya telponin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar