Selasa, 19 November 2013

Sayonara Nena

Akhirnya  hari ini datang juga. Mungkin hari ini adalah hari yang ku tunggu. Sejak aku memasuki kampus ini di awal Agustus yang menjadi keinginan terbesarku adalah secepatnya keluar. Kepada siapapun aku berkali-kali mengatakan kampus ini tidak pernah ada dalam daftar tempat yang ingin ku singgahi. Sejak awal aku tidak pernah ingin berhenti di tempat ini. Bagiku STAN adalah pelabuhan terakhir yang ingin ku kunjungi. Aku mengikuti ujian SNMPTN hanya ingin mendapat tempat cadangan jika saja aku tidak bisa masuk ke tempat yang ku inginkan. Aku tidak pernah menyangka bahwa tempat ini bukanlah tempat cadangan. Aku tidak pernah menyangka aku akan berakhir disini untuk sementara.

            Sebagaimana orang yang mengawali sebuah hubungan dengan sebuah kebencian maka itu tidak akan pernah berhasil. Orang- orang bahkan orang tuaku berkata ini adalah jalan terbaik yang harus ku tempuh. Mereka mengatakan bahwa Tuhan pasti memiliki rencana yang indah dibalik  ini semua.Dan aku hanya menganggapnya sebagai kata-kata penghiburan agar aku tidak terlalu berduka untuk diriku sendiri.
Aku pernah menonton film 3 Idiots,ketika Rancho mendapat tempat pertama yang paling sedih bukan rivalnya ChaturRamalinggam, melainkan sahabatnya sendiri Raju dan Farhan. Aku juga mengalamiitu. Aku sudah lupa apakah PKK SMA ku bang Edis atau adikku yang Manis Lita yang memberitahuku bahwa Joe lulus di STAN. Menurutmu bagaimana aku harus menerima ini?
Ku akui aku sedih. Terlalu sedih bahkanketika Joe menelepon aku menangis.
Hah.. temanku itu bisa berakhir di STAN
            Tetapi seperti kata Agnes Monica, Show must go on. Aku tidak mungkin hanya menyesali ketidakberanianku bahkan untuk mendaftarkan diriku. Siapa yang harus kusalahkan? Bahkan Tuhan juga sudah ku salahkan karena tidak memberikan aku keberanian. Aku sudah terlalu lelah menyalahkan setiap orang dalam kehidupanku.Kepribadianku adalah kepribadian yang buruk. Aku sangat pendiam. Aku juga sangat dingin dan tidak peduli dengan orang lain. Aku selalu seolah mempunyai duniaku sendiri. Aku terlalu senang untuk bermain-main dengan diriku sendiri.Aku lebih mempercayai kertas daripada manusia. Maka aku lebih senang berbicara dengan kertas. 
            Perkuliahanku dimulai. Aku tinggal bersama 3 orang abang yang menyenangkan, 2 kakak yang baik, dan satu sepupu yang hiperaktif. Bagaimana mungkin aku bisa tetap beradadi sekolah yang sama dengan dia untuk waktu yang lama? Bagaimana mungkin aku satu SD dengannya, satu SMP, satu asrama, satu SMA, satu kampus dan satu rumah?
 Aku tidak terlalu terkejut dengan sistem pembelajaran di kampus. Bagiku yang berbeda hanya aku bebas mengenakan baju apapun. Aku juga tidak setiap hari mengikuti perkuliahan. Cukup menarik untukku jalani. Aku lebih banyak mengamati orang-orang di dalam kelasku. Orang-orang seperti apakah yang akan menjadi teman-temanku. Apakah mereka pintar?
Bagiku kepintaran adalah hal mutlak.Begitu juga dengan harga diri sebagai seorang mahasiswa. Bukankah aku pernah memberitahu bagiku mahasiswa adalah saingan Tuhan dalam menggunakan kata Maha?Mereka pasti keren.
            Aku bertemu dengan seorang gadis mungil, dia baik dan ramah hanya saja dia tidak terlalu suka duduk di depan dan aku tidak suka duduk dibelakang. Bagiku teori duduk didepan memberikan nilai plus itu berlaku. Aku percaya walaupun kau tidak berniat untuk belajar dengan duduk didepan maka setidaknya kau akan mendapat 10% penjelasan dari dosen. Aku percaya itu.
            Suatupagi di hari sabtu aku kebetulan duduk dibelakang gadis gendut berkulit hitamberambut seperti jarum. Dia sedang membaca novel Stephanie Meyer,Twilight.  Aku juga suka dengan buku.Sedikit suka membaca hanya saja aku tidak suka novel-novel fiksi yangmenyajikan suatu hal yang tidak bisa ku terima sebagai hal yang logis. HarryPotter dengan sapu terbang dan Edward Cullen dengan hidupnya yang sudah ribuantahun, aku  tidak bisamenerima,mempercayai oleh karena itu aku tidak tertarik dengan karya sepertiitu. Aku sama dengan mamaku yang berpendapat hanya Tuhan yang ajaib tidak adalagi yang ajaib selain itu.  Tetapi mahasiswi gendut ini menyukainya bahkan cenderung tergila-gila.

            Maka selanjutnya aku dekat dengan mereka. Kami berempat mempunyai ikatan yangdisebut persahabatan. Tetapi orang-orang seperti mereka tidak pernah ada dalam kehidupanku. Biasanya orang-orang dalam kehidupanku adalah orang yang sama sepertiku. Tidak terlalu tertarik dengan dunia. Agak kalem. Tidak ribut. Mereka lain, sangat lain. Mereka sangat suka berbicara dan berdebat. Mereka sangat ribut. Terlebih lagi mereka mau menelepon dosen untuk minta libur. Mereka menelepon dosen dan memastikan dosen itu tidak datang lalu kami akan pulang. Salah satu dari mereka tidak menyukai perpustakaan maka hal ini berimbas kepada yang lain. Aku juga jarang mengunjungi perpustakaan. Bagi kami itu adalah tempat sakral. Anehnya kendati mereka seperti itu dan membawaku ke situasi seperti itu aku tetap menyukainya.Aku menikmati apa yang ku lakukan bersama mereka.
            Akujuga berada dalam satu organisasi dengan mereka. Bertemu di kelas yang sama,organisasi yang sama dan selalu pulang bersama. Aku tidak pernah bosan. Kami melakukan apapun hanya untuk bersenang-senang. Kami bahkan ikut aksi damai hanya untuk bersenang-senang. Mahasiswi semester 1 apakah mempunyai pikiran yang seperti itu?
Kami sangat suka mengomentari apapunyang kami lihat. Dan bagiku itu sangat menyenangkan. Aku tidak terobsesi dengan nilai, bagiku asalkan aku tidak mendapat nilai E bukanlah menjadi masalah. Apakahitu nilai A,B, C semuanya adalah sama. Sama-sama nilai. Aku tidak percaya dengan nilai.
Tidak ada yang bisa menilai dirikudengan tingkat keakuratan 100% bahkan 90% pun tidak.
            Kami berempat juga berada di kampus ini dengan hati yang sama terhadap kampus ini :TAWAR. Ini karena kami tidak mempunyai tempat kedua untuk didatangi. Kami juga sering mengomentari Negara ini. Kami seperti orang kebanyakan yang berpikir sangat menyedihkan menjadi orang Indonesia. Kami berpikir sangat melelahkan menjadi orang Indonesia. Pasti di luar negeri kami akan menundukkan kepala berjalan dihadapan orang lain.
Namun semua berubah di awal semester 3,kami harus berpisah karena adanya pembagian program studi. Tinggal aku dan sikecil yang bersama. Si gendut dan si cantik berpisah dari kami. Tadinya akuberpikir itu tidak akan mengubah apapun nyatanya aku salah. Itu cukup mengubah kebiasaan kami.
            Semester3 dimulai. Bertemu lagi dengan teman-teman yang baru. Aku paling tidak menyukai bagian ini didalam kehidupanku. Aku tidak menyukai proses ini proses menyesuikan diri dengan lingkungan : ADAPTASI. Untungnya aku masih bertemudengan beberapa teman di kelas terdahuluku.
Di kelas ini aku menemukan dua lagi manusia yang menjadi tempatku berlindung. Ditempat ini aku menemukan lagi 2 orang lagi diluar diriku yang ingin ku doakan. Lagi – lagi mereka tidak mirip denganku. Yang satu adalah wanita cantik yang lembut sedangkan manusia yang satu lagi adalah seorang mahasiswa yang memberi kesan buruk kepadaku. Namun siapa sangka kepribadianku yang sangat mirip dengannya malah disatukan dalam sebuah ikatan persahabatan. Jangan tanya berapa kali aku bertengkar dengannya. Hampir setiap saat kalau kami bertemu akan selalu ada adu pendapat. 
Aku dan dia dilahirkan pada tanggal,bulan dan tahun yang sama. Namun itupun kami perdebatkan. Aku mengaku lahir hari selasa dan dia mengaku lahir hari senin. Tidak ada satupun dari kami yang benar. Sebenarnya kami lahir hari sabtu.
            Aku selalu menunggu hari ini. Hari dimana aku bisa menyandang sebuah gelar dibelakang namaku yang sebenarnya sudah panjang. Tetapi untuk sampai ke tahap ini apakah kau bisa membayangkan apa yang ku lewati?
Ketika aku melihat kebelakang melihat orang seperti apa aku ketika menjadi mahasiswa disini aku bertanya kepada diriku sendiri. Apakah sudah ada yang berubah? Apakah aku masih seperti seorang lulusan SMA ?
Apakah mimpiku masih yang sama??
            Kuakui ada sedikit perubahan dalam diriku. Ku akui ada mimpi – mimpi lagi yang ingin ku capai. Dulu didalam pikiranku hanya agar aku mendapat kehidupan yang layak. Ku akui semua yang ku lihat dan ku alami dikampus ini mengubah sebagian hidupku dan pemikiranku. Aku jadi bisa membuat perbedaan yang mendalam mengenai profesi sebagai pendulang uang atau pengabdian. Dan ku pastika aku keluar darikampus ini dengan pemikiran seorang sarjana pendidikan bukan anak SMA.
“ Nanti kalau aku mendapatkan kedudukanyang layak aku akan mengubah pendidikan ini Nas “ begitu seseorang pernah berkata kepadaku.
“ Mungkinkah nanti kau akan berpikirseperti itu, ketika sekarang saja kita masih kompromi apalagi nanti setelahkita mempunyai jabatan, akan sulit “
“ Aku pasti bisa “
Dan aku bertanya: Mungkinkah ?
            Aku selalu menunggu hari ini. Hari dimana aku mengenakan jubah hitam dimana aku akan disahkan menjadi seorang sarjana. Ketika judisium kemarin aku melewatinya tanpa rasa apapun. Hatiku sedikit terluka karena aku sendiri yang harusmenjalani prosesi ini tanpa sahabatku maka sepanjang upacara pikiranku hanya tertuju pada masa – masa yang telah lalu pikiranku kemudian membawaku kembali ke semester 1. Inilah kehidupan mereka yang bersama tidak selalu mengakhirinya bersama. Mereka, sahabatku itu yang mengubahku menjadi  sedikit cerewet, mereka melepaskan aku sendirian. Bukankah dulu kami berjanji bersama?
Bukankah kami sudah melewati berbagai hal bersama?
Kami bahkan mengikuti aksi damai bersama, tarik tambang bersama mengenakan seragam Chelsea dan menghitung mobil yang lewat di jembatan dekat kampus.
            Apapun itu keluar dari kampus ini meninggalkan kesan tersendiri dihatiku. Ada perasaan senang dan menelusup perasaan sedih, aku tahu aku belum melakukan hal yang maksimal yang bisa ku lakukan selama aku mahasiswa.
Selamat tinggal dunia kampus,menyenangkan menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Jika aku tahu begini perjalanan yang harus ku tempuh mungkin aku tidak akan terlalu lama patah hati dengan STAN.
            Aku selalu menunggu hari ini. Bahkan sejak Lisa mengabarkan kalau aku lulus diUnimed di hari Kamis malam. Aku selalu menunggu hari ini bahkan sejak pertamakali aku menginjakkkan kakiku dikampus ini. bahkan sebelum aku memulai petualanganku dikampus ini. Tetapi ketika aku melihat apa yang telah ku lalui rasanya terlalu cepat berlalu.
Sayonara Nena…       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar