Sabtu, 04 Oktober 2014

September 23


Dari dulu banyak orang termasuk aku yang menentang kalau pejabat studi banding ke luar negeri. Menurutkuitu hanya pemborosan anggaran. Setelah aku berada disini aku merasa kalaupejabat memang perlu mengadakan perjalan ke Negara lain untuk memperbandingkankondisi di Indonesia dengan Negara lain. Seperti pengalamanku berada di Taiwanini. Baru beberapa hari aku berada di Taiwan dan aku tidak tinggal di kota yangtidak cukup besar untuk Taiwan seperti Taipei, Kaoshiong atau Tainan (bukanluas wilayah). Namun di kota ini tepatnya di Chiayi tepatnya lagi di MinshoungTownship segalanya sangat teratur. Tidak ada keributan dan jarang ada suaraklakson mobil. Selama disini aku tidak menemukan kemacetan, orang yang jatuhdari kendaraan atau keributan. Segalanya sangat teratur disini.
Pejalan kaki danpengendara sepeda diberikan jalur yang cukup lebar dan tidak ada pengendarasepeda motor atau mobil yang melintas dari garis batas yang sudah ditentukan. Jadiaku merasa nyaman berjalan kaki atau dibonceng naik sepeda disini, yang membuatkubingung adalah di Indonesia biasanya berjalan di sebelah kiri maka disini harusberjalan di sebelah kanan.
Menggunakan sepeda adalah hal yang umumdi Taiwan, orang tua, anak-anak, mahasiswa atau siapa saja biasa menggunakansepeda. Ini juga yang menjadi tantangan untuk mahasiswa Indonesia yang tidakterbiasa menggunakan sepeda, maka hal pertama yang harus dilakukan sebelumkesini adalah belajar naik sepeda. Tidak seperti di Medan atau mungkinkebanyakan kota di Indonesia angkutan umum bias berjalan lewat jalur mana sajadan bias berhenti dimana saja, bus disini hanya bisa menaikkan atau menurunkan penumpang di stasiun.
            Aku berandai-andai, seandainya saja Medan bisa teratur seperti ini, bersih dan tidak macet. Sepertinya pejabat di Medan bisa tinggal di Minshoung Villagebarang 3 hari dan menikmati kehidupan di kota kecil ini, melihat pasartradisional Minshoung yang bersih, jalanan yang tidak macet dan sampah yangtidak berserakan di jalanan. Untuk sampah kira-kira jam 6-8 malam di Minshoung truk kuning akan lewat dengan bunyi yang khas. Bunyi khas yang sudah dikenalipenduduk pertanda truk sampah akan lewat sehingga penduduk yang mau membuangsampah harus menunggu dijalanan jika ingin sampahnya dibuang. Malam pertama akudi kota Chiayi aku heran melihat banyak orang yang berkumpul dijalananmenenteng plastic aku mengira mereka akan berjualan ternyata mereka menunggutruk sampah yang lewat, di negaraku mana ada orang yang mau menunggu untukmembuang sampah.
            Nah mungkin butuh waktu yang lama untuk mengubah kehidupan di negaraku menjadikehidupan yang teratur maka jika anda memang mau studi banding, studibandinglah yang benar dan coba tata kota dengan baik. Dan untuk itu jugalah akuberada disini, nanti kalau aku pulang aku akan mencoba untuk menerapkan system yangbaik yang ku dapat disini.

kemarin kami mengunjungi kafetaria kampus. Kami memesan nasi goreng dan penjualnya berkata tidak ada. memang masalah makanan disini sangat penuh pergumulan karena lidah kami belum terbiasa dengan makanan yang tidak pedas dan asin. untung kemarin aku membawa ikan teri jadi masih bisa dimakan, untuk selebihnya aku agak bingung dengan makanan yang akan ku konsumsi. Ingin rasanya aku makan daun ubi tumbuk ditambah cabe rawit yang digiling dikasih sedikit jeruk nipis ditambah ikan asin goreng kering, alamak nggak akan ku dapatkan makanan seperti itu disini. Jadi kalau mau kesini bawalah makanan Indonesia sebanyak-banyaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar