Sabtu, 04 Oktober 2014

Me with the stars in the Sky Of Taiwan

                Jangan harap aku akan berbicara tentang bintang-bintang disini. Aku akan berbicaratentang perjalananku selama menuju Taiwan. Ya, aku berada di Taiwan untukbeberapa tahun dalam rangka menyelesaikan pascasarjanaku. Mengapa memilihTaiwan??? Aku tidak punya alasan yang mengguncang mengapa aku memilih Taiwan.Aku memilih Taiwan karena Taiwan yang membuka peluang untuk mahasiswa yangkekurangan dana.
                Akuberangkat dari Kuala Namu jam 11.30. Kami transit di Kuala Lumpur dan bandaradi Kuala Lumpur itu luasssssssssss. Jadi kami mencari pintu keberangkatan itususah. Dari Kuala Lumpur kami naik pesawat lagi sekitar 4 jam 40 menit menujuTayouan Airport. Dan 4 jam itu sangat membosankan. Ini adalah pengalamanpertamaku naik pesawat. Dan naik pesawat itu ternyata tidak enak. Kalau naikmobil pemandangan yang dilihat itu bermacam-macam. Ada rumah, pohon dan sungainah kalau naik pesawat yang bisa dilihat Cuma awan, awan, awan dan awan. Lahkalau malam yang dilihat hanya hitam atau bintang-bintang.

                Kami sampai di Tayouan sekitar jam 10.30 untungnya bandaranya tidak terlalu luas (dibandingKuala Lumpur) dan kami bisa menyelesaikan masalah imigrasi dan mengambil bagasiyang super duper besar dan berat.
Masalahnya saat itu adalah kami sampai ketika sudahmalam dan kami tidak bisa langsung ke Chiayi. Jadi kami harus menerima opsisatu-satunya yakni menginap di bandara. Suhu udara di Taiwan masih bisaditolerir tidak terlalu dingin berhubung musim dingin juga beum menyapa. Kamibertanya kepada petugas disana apakah nyaman untuk tinggal di bandara sampaibesok pagi then He said “ It is save “ bandara di Taiwan sangat nyaman, ada airminum gratis dan banyak kamar mandi selain itu ada juga sofa yang bulat dannyaman untuk dijadikan tempat tidur. Jadilah malam itu kami menginap dibandara.
                Pagi-pagiaku bangun dan lihat jam, masih jam 5 udah terang. Dan ini waktunya untukmelanjutkan perjalanan. Untungnya kami bertemu warga Indonesia yang bias berbahasaMandarin dan Indonesia. Mereka membantu kami untuk memilih alat transpotasi keChiayi. Sayangnya kami hanya bias bersama mereka sampai Chungli karena tujuankami berbeda. Dan keberuntungan kami belum berakhir, kami bertemu Chinesekelahiran Kanada, dia juga kebetulan akan ke Chiayi. Perjalanan menggunakan busdari Chungli ke Chiayi memakan waktu 3 jam, tapi kalau supir sampri yangmengemudikan bus nya mungkin hanya membutuhkan waktu 1,5 jam. Jalanan di Taiwansangat mulus. Dari Chungli sampai ke Chiayi tidak ada macet dan tidak terlalubanyak lampu merah.
Bus yang kami tumpangi juga sangat nyaman dan setiappemberhentian selalu diumumkan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.
                Setelahsampai di Chiayi kami menggunakan kereta api dari Chiayi ke Minshioung harganya15NTD sekitar Rp 6000 dan dari Minshoung kami ke asrama menggunakan Taxi dengan120 NTD. Disana kami menunggu mahasiswa yang akan mengantarkan ke asrama. Setelahbertemu dengannya, yang ternyata adalah Chinese kewarganegaraan Malaysia kamimenuju asrama. Asrama kami terdiri dari 5 lantai dan untuk masuk ke asramaharus punya kartu yang akan di scan ke pintu maka aku tidak melihat gembokdisini.
                Diasrama ini ada beberapa mahasiswa Indonesia. Untuk makanan kami akan memasak sendiri dan yang diperbolehkan hanyamengukus makanan, memanggang dan tidak ada goring menggoreng. Untuk fasilitasasrama ini sangat nyaman. Ada banyak kamar mandri dan bias memilih menggunakanair panas, hangat atau dingin. Jaringan internet juga sangat baik dan tidak adakata “lola”.  Sore hari kami pergi kepasar tradisional dan berkomunikasi dengan bahasa mandarin sambil membawa bukudan kamus.
Dan inilah Taiwan, negaranya si Tomingse…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar