Jumat, 10 Februari 2012

daddy....


Let’s talking about my daddy......

Akh, berbicara tentang sosok yang satu ini tentu tidak akan ada habisnya. Dia adalah sosok lelaki yang kukagumi, aku masih ingat waktu SD dia pernah mengantarkanku ke sekolah, bukan dengan kereta apalagi mobil, kami tidak mempunyai itu. Rumah kami hanya bangunan berdinding papan dengan atap seng itupun sudah bocor sana sini, plus lantai tanah ( pernah nonton 3 Idiots, waktu Ranco dan farhan mengunjungi rumah Raju Rastogi, bahkan rumah raju lebih cantik daripada rumahku....)
          Pagi itu hujan masih turun dengan derasnya, aku mulai cemberut karena tidak mungkin aku pergi kesekolah dengan menerobos hujan sederas ini.
Bapakku memperhatikanku dengan seksama, dia juga memperhatikan hujan yang semakin deras. Buru buru dia mengambil parang dan menebas salah satu daun pisang, dia mengambil tas ku dan membungkusnya dengan plastik kresek agar tidak basah. Dia lalu mengambil handuk kumal yang tergantung didinding lalu menutupi kepalaku, dia menyurukju untuk naik kepunggungnya lalu  menggendongku sambil salah satu tangannya memegang daun pisang (oalah kami bahkan nggak punya payung.....), dia melangkah dengan cepat, pagi itu dia mengantarkanku kesekolah.
Aku juga ingat waktu itu aku belum tahu bagaimana cara mengikat tali sepatu, maka setiap pagi dia akan mengikat sepatuku.
            Aku adalah anak kedua dari 4 bersaudara, 3 orang saudaraku adalah laki laki, waktu kecil aku agak nakal, nggak agak lagi sih memang nakal, aku pernah nyiram tetanggaku pake air yang udah aku masukin cabe giling, aku tidak ingat ide gila siapa ini, mungkin ide gilaku, atau ide gila adikku Joyakin dan mungkin juga ide gila kak Vera, kami bertiga memang bertindak kelewatan,  giling, aku tidak ingat ide gila siapa ini, mungkin ide gilaku, atau ide gila adikku Joyakin dan mungkin juga ide gila kak Vera, kami bertiga memang bertindak kelewatan yang pasti waktu mama nya pulang, dia  marah dan bilang...” kalian lebih kejam dari PKI.....”....
Dipindahkan pak Bangun sampai 2 kali dalam satu hari karena ribut, dan pergi ketempat berbahaya untuk anak anak... ah nakalllll
            Aku juga mengingat suatu momen waktu aku kelas 4 SD, waktu itu hujan, bapakku datang,bajunya basah. Dia mengetuk pintu yang sebenarnya terbuka, kami yang waktu itu belajar IPA dengan pak Bangun jadi terdiam.
“ tinggal pulpennya...” ujar bapakku tanpa ditanya, pak Bangun mengangguk dan aku berlari kepintu mengambil pulpen SNOWMAN itu dengan tersenyum, hari itu aku sangat senang.

            Bapakku penganut agama nasrani yang taat, aku mengingat setiap jam 5 pagi dia akan bangun lalu berdoa, lagu yang sering ku dengar adalah lagu..... “ Seperti rusa rindu sungai mu, jiwaku rindu engkau..... kaulah TUHAN hasrat hatiku... ku rindu menyembah Mu...” dia menyangikan itu setiap pagi sampai aku tamat SD, entah kapan kebiasaannya itu berhenti, yang pasti sekarang aku sudah sangat jarang mendengar suaranya menyanyikan lagu itu.
Dulu dia selalu pergi untuk kebaktian, hah... missing that moment, dulu senang banget kalau bapak pergi kebaktian malam karena itu berarti aku bebas bisa nonton kerumah tetanggaku dan nggak belajar.... tapi sekarang beliau udah Jaranggggggggggg pergi kebaktian, so sad....
            Bapakku adalah seorang pekerja keras, hanya saja pemikirannya masih saja konservatif.
Masalah pergaulanku, tentu saja bapakku sangat ketat. Suatu kali temanku datang mengembalikan buku, cowok, langsung aku dipanggil “ Rani mana remot TV.....” lha... yang nonton siapa yang megang remot TV siapa, kalau aku lagi nongkrong sama teman temanku kan jarang ketemu sama teman teman SD pasti langsung dipanggil “ Rani modom..... Rani tidur..” wadowwww kacooooo lah, makanya nggak heran memang aku nggak punya teman cowok, bapakku kek ninja.....
            I adore my daddy, dia nggak pernah protes banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk pendidikanku, dia nggak pernah bilang...” ai godangma uang buku mi....” bahkan aku sering mengorupsikannya, jangan kira bapakku nggak tahu, dia tahulah, aku sering disindirnya, aku hanya diam tidak melawan.SIP. bapakku lebih peka dari KPK, hanya saja dia mendiamkannya, toh aku hanya aplikasi ilmu ekonomi ku kan? Atau mungkin dia juga melakukan apa yang ku lakukan waktu kecil dulu...
                Kalau berdebat dengan bapakku memang aku selalu kalah, bukan karena otakku nggak bisa mengimbangi otak bapakku, hanya saja aku memang tidak suka berdebat dengan orang yang saya angap terlalu keras kepala, jadi saya akan ngangguk nggangguk aja, whatever...
Bapakku memang keras kepala, sudah lama aku tahu itu, sifat yang sangat ku benci darinya sekaligus sifat terbesar yang juga ku warisi darinya.
Pernah aku berdebat masalah yang sudah aku tahu banget, paling sering kalau nonton kuis who wants to be a millionaire neh, misalnya aku jawab A dan udah aku jelaskan pasti tetaplah jawabannya itu benar menurutnya, jadi kalau jawabanku benar dia bilang, “bah hu ingot ni on do jawaban na “ nah kalau saya yang salah “ percuma do ho SmA 1...” hubungannya dengan SMA 1 apa, emang semua orang yang di SMA 1 itu pintar...????
Bapakku hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP, aku pernah malu dengan realita ini, menurut cerita yang aku dengar sih beliau dulu siswa terpandai disekolahnya, sayangnya dinegaraku tercinta ini pendidikan hanya berpihak kepada orang pintar dan bodoh asalkan dia kaya, dan bapakku yang waktu itu piatu tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mengecap manisnya dunia sekolah. Dunia memang kejammmmmmm
        Sudah kubilangkan bapakku seorang pekerja keras, dia tidak seperti bapak bapak lain yang menghabiskan waktu 24 jam dikedai tuak dan tidak tahu anaknya sudah pada tamat SD apa belum. Setiap pagi bapakku akan asyik dengan ternaknya, bahkan matahari belum muncul, setelah menenangkan pig nya, maka giliran kotoran pig yang diantar kekebun kakao, biar subur.
Bapakku bekerja keras demi kami, aku, abangku dan kedua adikku, dia tidak ingin kami mengalami nasib yang sama seperti dia.
Aku masih ingat waktu itu hari kamis, satu hari sebelum pengumuman SNMPTN dilakukan, dia bilang ke aku..” Rani, naborngin marnipi au lao mu se ho tu sikkola berarti lulus do ho bah..Rani semalam aku bermimpi kau pergi lagi sekolah berarti lulusnya kau...” aku waktu itu hanya tersenyum dan merasakan betapa banyaknya harapan yang hancur kalau sampai aku nggak lulus..
Dan senyum bapakku waktu si Lisa ngabarkan aku lulus di Perguruan Tinggi Negeri, i’m so happi. Bagi kami warga sebuah desa yang terpencil lulus diperguruan tinggi adalah suatu yang sangat membanggakan. Walaupun UNIMED bukan negeri yang ku impikan tapi baiklah....
                Dan aku kembali menemukan kecerahan wajah bapakku waktu mendampingi abangku saat dilantik menjadi salah satu anggota TNI. Aku ingin melihat wajah seperti itu setiap hari, mungkin aku akan menemukannnya kembali waktu aku diwisuda atau mungkin giliran adik adik ku yang mengukir senyum diwajah bapakku.
            Bapakku adalah pria terhebat yang pernah kutemui, dia selalu memenuhi apapun yang aku minta apalagi kalau menyangkut pendidikanku. Susah payah dia mengumpulkan rupiah untuk membelikan ku sebuah netbook Dell, walaupun pada akhirnya netbook malang itu hilang, dia tidak memarahiku, dan mengusahakan untuk membelikanku penggantinya...
Walaupun lagi lagi aku menggunakannya untuk menuliskan cerita cerita dan tulisan bodoh dan menonton film film bodoh,lagu lagu bodoh menyimpan gambar gambar orang orang bodoh....
O ya... andaikan ada opsi yang mengharuskan aku harus rekomen siapa untuk presiden Indonesia tahun 2014, i will choose my daddy, haha... dimataku dia bahkan mengalahkan Sri Mulyani...
Thanks dad, just wanna do something great to make you proud of me, just wait till i get my SP.d
deeply love to my dearest daddy M Lumban Gaol..... hope God will give you the best for all you want...mercy amang...
Ok... itu cerita tentang bapakku, just tell me about your daddy... (Nasrani Lumban Gaol)


 the author



Tidak ada komentar:

Posting Komentar